CHAPTER EMPAT PULUH DUA

1K 175 37
                                    

(🎵 Give You My Heart - IU)

LIA POV

Setelah mendengar kabar itu, aku pun memutuskan untuk segera bergegas menjauh dari halaman rumah Ryujin. Aku mulai memacu mobilku dengan kecepatan tinggi berniat untuk mengunjungi beberapa tempat yang cukup sering didatangi oleh gadis itu.

Aku mencoba untuk menghela napasku dan membuangnya secara perlahan. Aku begitu mengkhawatirkan kondisinya. Aku terus-menerus memikirkannya. Pikiran dan hatiku hanya dipenuhi oleh namanya.

Apakah dia baik-baik saja? Apa sesuatu hal terjadi padanya? Tidak! Aku tidak akan membiarkan hal buruk terjadi pada dirinya.

Beberapa jam telah berlalu..

Aku telah mengunjungi lebih dari lima tempat, tetapi aku tidak dapat menemukan sosoknya di beberapa tempat itu. Aku mulai menggigit jari-jemariku dengan gelisah. Aku mengecek ponselku selama berulang kali, namun hasilnya tetap nihil. Gadis itu benar-benar tak berniat untuk membalas pesan atau menerima panggilan telepon dariku.

"Ryu, kamu dimana?!" aku hampir menyerah, kutangkupkan wajahku di atas setir mobil dan air mata mulai turun membasahi wajahku. Hatiku kembali bergolak tak nyaman. Perasaan cemas menguasai hati dan pikiranku.

Aku menghapus kasar sisa air mata yang membasahi wajahku dan kembali menoleh ke arah sekeliling. Selang beberapa detik, kedua mataku mulai membulat dengan sempurna. Aku tersentak. Aku tak percaya dengan apa yang baru saja kulihat dengan kedua mata kepalaku sendiri.

Aku menemukan sesosok gadis tengah berdiam diri di tengah taman. Udara malam yang begitu dingin berhasil menerpa rambut pendeknya dengan sempurna. Hatiku mulai terisak. Tanpa berpikir panjang, aku segera menuruni mobilku dan berlari mendekatinya.

Entah mengapa, jantungku berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Sosok gadis berambut pendek berwarna biru..

"Ryujin?" suara parauku membuat dirinya tersentak dan menoleh. Aku mulai menatapnya dengan nanar, kuraih kedua pergelangan tangannya dan berbisik, "ternyata kamu di sini.."

Gadis itu tak menjawab, ia segera memalingkan wajahnya dan enggan untuk menatapku lebih lanjut. Aku reflek mengusap pelan wajahnya dan tersenyum, "kamu ini dari mana saja? kenapa kamu tidak membalas pesan atau mengangkat teleponku?"

Aku menatapnya dengan sendu. Aku bisa merasakan begitu banyak kesedihan terpancar dari sorot matanya yang sayu.

"Ryujin?" aku mendekati wajahnya dan menyadari satu hal.

"kamu minum lagi?" tanyaku padanya. Tak berselang lama, buliran air mata mulai turun membasahi wajahnya. Aku segera mengusap air matanya dengan penuh rasa cemas, "kau kenapa? ada sesuatu yang mengganggumu?"

Ryujin masih saja terdiam. Melihat situasi yang semakin memburuk, aku pun segera membopong tubuhnya dan membawanya masuk ke dalam mobilku. Aku harus segera membawanya pergi dari tempat ini.

Ryujin menahan pergelangan tanganku dan menggeleng dengan cepat, "Lia, lebih baik kamu pulang saja.."

Aku menepis tangannya dan menatap kedua matanya dengan tajam, "Ryu, aku tidak mungkin meninggalkanmu dalam kondisi mabuk seperti ini!"

"kamu tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja. aku hanya minum sedikit alkohol untuk menenangkan diriku." jawabnya.

Aku mendengus dengan kesal, "kamu pikir aku ini bodoh? kamu pikir kamu bisa membohongiku? aku mengenalmu dengan baik dan aku tahu ada sesuatu yang salah pada dirimu. bagaimana mungkin aku membiarkanmu pergi sendirian dalam keadaan sekacau ini?"

𝙈𝙮 𝘿𝙚𝙖𝙧𝙚𝙨𝙩 𝙀𝙣𝙚𝙢𝙮 [ 𝘙𝘺𝘶𝘫𝘪𝘯 & 𝘓𝘪𝘢 ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang