CHAPTER TIGA PULUH ENAM

1.1K 157 37
                                    

[dibacanya pelan-pelan aja ya! sambil dengerin lagu mellow favorit kalian juga boleh biar makin nge feel! ♡]

---

Senyum kecil kembali terukir di wajah Lia. Gadis cantik itu segera menghampiri sang ibu dan bergumam, "eomma sudah siap? kita pulang sekarang ya?"

Nyonya Suzy tersenyum tipis dan mengangguk. Lia mulai menuntun kedua pergelangan tangan wanita tersebut, ia dapat bernapas dengan lega karena ibunya telah diperbolehkan pulang setelah menerima tiga hari perawatan di rumah sakit.

Keduanya melangkah meninggalkan gedung rumah sakit setelahnya. Tak berselang lama, seorang lelaki datang menghampiri Lia..

"Soobin?" suara Nyonya Suzy berhasil membuat Lia memalingkan pandangannya.

Lia mengangkat kedua alisnya, "hm kamu?"

Soobin tersenyum tipis dan bergegas membukakan pintu untuk Nyonya Suzy, "biar ku antar kalian pulang ya?"

Lia dan sang ibu mulai melempar pandangan satu sama lain.

Gadis itu menatap kedua mata Soobin dan berdehem, "hm- kita bisa naik taksi kok. terima kasih banyak ya."

Soobin menggeleng kecil, "kurasa kalian akan sedikit kesulitan mencari taksi di jam makan siang seperti ini.."

Lia menoleh arlojinya dan menghembuskan napas malas. Apa yang baru saja disampaikan oleh Soobin memang benar adanya. Gadis itu pun sudah tak tega melihat wajah lesu sang ibu, sepertinya ia harus segera beristirahat.

Lia pun menyetujui tawaran dari Soobin, "ya sudah, kita ikut. terima kasih ya."

-

Lia memainkan jari-jemarinya dengan penuh rasa canggung. Situasi hening di antara ketiganya membuat Lia enggan membuka topik pembicaraan lebih dulu.

"Soobin, bagaimana dengan pekerjaan dan bisnismu? apa semuanya berjalan dengan baik?" suara Nyonya Suzy membuat Lia dan Soobin segera tersadar dari lamunan panjang mereka.

"semuanya berjalan dengan baik, bibi.." Soobin berucap dengan senyum di wajahnya.

Nyonya Suzy mulai menghembuskan napas lega, "syukurlah kalau begitu. kebetulan Lia juga sedang menangani beberapa bisnis di tempatnya bekerja.."

Soobin menghela napasnya, "iya bibi. saya harap Jisu dapat menangani segala urusan bisnisnya dengan baik." ia menatap kedua mata Lia dan segera memalingkan pandangannya.

"bibi harap juga begitu. ngomong-ngomong, bagaimana tentang pertunangan kalian? apakah kau dan Lia sudah membicarakan semuanya?"

deg!

Pertanyaan yang baru saja terlontar keluar dari mulut sang ibu membuat Lia terdiam tak percaya. Jawaban apa yang harus ia dan Soobin berikan?!

Lia menoleh ke arah Soobin dan memberikan sebuah isyarat. Lelaki itu pun segera memahaminya dan menjawab, "saya dan Jisu sedang memikirkannya. kami berjanji akan memberikan keputusan secepatnya kepada bibi.."

"hm- baiklah kalau begitu. bibi harap kalian dapat memikirkan semuanya matang-matang dari sekarang. kalian tahu kan kalau umur kalian tidak lagi muda? ini sudah waktunya untuk kalian memikirkan tentang masa depan kalian.."

"satu lagi, bibi harap Soobin dapat meyakinkan Lia tentang perasaannya sendiri. bibi yakin kalian bisa membiasakan diri seiring dengan berjalannya waktu." lanjut Nyonya Suzy.

Lia dan Soobin saling menatap dalam diam. Entahlah, hati Lia kembali bergolak tak nyaman. Sikap dingin Soobin pun menjadi sejuta pertanyaan bagi Lia. Apa yang sebenarnya terjadi?

𝙈𝙮 𝘿𝙚𝙖𝙧𝙚𝙨𝙩 𝙀𝙣𝙚𝙢𝙮 [ 𝘙𝘺𝘶𝘫𝘪𝘯 & 𝘓𝘪𝘢 ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang