"kalo gitu biar gue panggilin dokter ya?!"
Gadis berambut pendek itu kembali meraih pergelangan tangan Lia dan menggeleng, "gak perlu."
"tapi- lo harus segera diperiksa! lo kan baru aja siuman!"
Ryujin terdiam. Tak lama, senyum tipis kembali menghiasi wajahnya.. "sejak kapan lo jadi perhatian sama gue?"
Lia mulai menghentikan langkahnya dan berbalik. Gadis itu kembali menghembuskan napas kesal, "gak usah kegeeran! gue itu cuma-"
"cuma takut gue kenapa-kenapa?" potongnya.
Lia kembali memutar kedua bola matanya, "lo itu kenapa sih?!"
Gadis berambut pendek itu terkekeh. Lia pun segera berlari keluar ruangan tanpa mempedulikan ocehan Ryujin di belakang sana. Bagaimanapun juga, ia harus segera memberitahukan pihak rumah sakit tentang perkembangan kondisi Ryujin saat ini.
Gadis itu segera beranjak dari kursinya, "gimana dok?"
"keadaan pasien sudah jauh lebih baik. dia hanya perlu mendapatkan perawatan selama beberapa hari ke depan sembari menunggu luka jahitannya mengering dengan sempurna.." jelas sang dokter panjang lebar.
Lia mulai menghela napas lega, "baik, dok. terima kasih banyak ya."
"satu lagi—saya harap keluarga dan kerabat selalu mengawasi keadaannya. saya permisi dulu." ucap sang dokter sebelum pergi meninggalkan ruangan.
Lia mengangguk dan mulai melirik ke arah Ryujin yang kini tengah menyunggingkan senyum lebarnya. Gadis itu segera bergerak untuk mendekatinya, "gimana? lo udah denger kan? lo itu harus banyak istirahat!"
Ryujin tersenyum senang, "ne!"
Lia mengernyit kebingungan, "ngapain lo senyum-senyum sendiri?"
Gadis berambut pendek itu segera menggeleng. Lia berdecak, "kalo orang nanya itu dijawab!!"
Ryujin menyilangkan kedua tangannya dan mengangkat wajahnya, "tega banget sih bentak-bentak orang yang baru aja siuman.."
Gadis berambut panjang itu segera mendengus, "oh, mentang-mentang lagi sakit jadi seenaknya? lupa kalo lo baru aja buat gue marah kemarin malam?"
Ryujin menundukkan wajahnya dan tersenyum tipis, "lo tenang aja. gue gak lupa kok soal hal itu."
Lia sama sekali tak menggubris ucapannya. Ryujin pun kembali bertanya, "by the way, kemana Soobin sama yang lainnya?"
Lia pun mulai membuka suara, "lagi urus beberapa kepentingan di apart. malam ini gue yang bakal jagain lo!"
"oh? bagus deh kalo gitu!"
Lia mulai meliriknya dengan tajam, "ngomong apa lo barusan?"
Ryujin tersenyum, "bagus deh kalo gitu!"
Dahi Lia mulai berkerut, "bagus? maksud lo?"
"bagus karena malam ini lo yang bakal nemenin gue.."
deg!
Lia mulai berbalik. Ada apa sih dengan gadis itu? Lia kembali menghela napas panjang dan berusaha untuk mengendalikan perasaan berdebar yang kian menguasai dirinya.
Apa yang salah? Mengapa ia tidak bisa berhenti untuk tersenyum? Lia segera menepis pikiran anehnya dan kembali melirik Ryujin dengan sinis, "terserah lo aja, gue mau keluar!"
"gak boleh!" Ryujin segera meraih pergelangan tangan sang gadis.
"tch, lepasin! apaan sih?"
"lo tega? gue ini lagi sakit loh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙈𝙮 𝘿𝙚𝙖𝙧𝙚𝙨𝙩 𝙀𝙣𝙚𝙢𝙮 [ 𝘙𝘺𝘶𝘫𝘪𝘯 & 𝘓𝘪𝘢 ] ✔
Romance(🌹) : she is my enemy, but why do i still love her?! "aku akan menyingkirkan siapapun yang berusaha untuk menghalangi rencanaku, termasuk si gadis bernama Shin Ryujin itu!" - RYUJIN & LIA ITZY - 📍 Seoul, Korea Selatan [ ⚠️ : BAHASA NON-FORMAL ; GL...