CHAPTER EMPAT PULUH SEMBILAN |END|

1.7K 186 115
                                    

this is a last chapter, so happy reading! ♡

[song recommendation : Stay With Me - BIBI 📌]

**********

"Lia, itu siapa?" Sapaan yang terlontar keluar dari mulut Chaeryeong berhasil membuat Lia tersadar akan lamunannya.

"permisi, apakah ini dengan nona Lia?"

Lia menatap lelaki paruh baya tersebut dan mengangguk, "iya, dengan saya sendiri."

Tak berselang lama, lelaki berbaju biru itu segera menyerahkan buket bunga berukuran besar kepada sang gadis. Lia yang merasa cukup kebingungan segera membuka suaranya, "maaf pak, ini dari siapa ya? saya rasa saya tidak pernah memesan buket bunga atau barang-barang yang lainnya."

"hm- mohon maaf nona, orang yang mengirimkan buket bunga ini meminta saya untuk merahasiakan identitasnya dari nona."

"apa? merahasiakannya?" Lia kembali bergumam tak percaya.

Lia tak menyerah. Gadis itu pun memberanikan dirinya untuk kembali bertanya, "um- setidaknya bisa beritahu saya bagaimana ciri-ciri orang tersebut? atau mungkin bapak bisa memberitahu saya apakah dia seorang laki-laki atau perempuan?"

Lelaki itu kembali menggeleng dengan cepat, "mohon maaf nona. pengirim tidak memberikan izin apapun kepada saya."

Lia menghembuskan napas panjang dan mengangguk, "baiklah. terima kasih banyak ya pak.."

Setelah berucap demikian, gadis berambut panjang itu memutuskan untuk membawa masuk semua kiriman barang ke dalam rumahnya.

Chaeryeong yang melihat hal itu segera menatap kedua mata Lia tak percaya, "omo! lo dapat kiriman bunga dari siapa?!"

Lia membalas tatapan Chaeryeong dan mengangkat kedua bahunya dengan acuh, "gue juga gak tahu ini dari siapa, orangnya gak ngeizinin si pengirim buat kasih tau tentang identitasnya ke gue."

Chaeryeong berlari menghampiri buket bunga tersebut dan menemukan sebuah kejanggalan, "Li, kesini sebentar deh!"

Lia menolehkan pandangannya dan berdecak, "wae?"

"ada suratnya tuh di dalam! coba aja lu buka, siapa tahu dari orang yang lo kenal!"

Lia merendahkan tubuhnya dan meraih secarik kertas yang tersimpan di dalam buket. Gadis itu segera membaca isi pesan tersebut dengan nada yang cukup keras, "i will be back on your birthday, i promise.."

Kedua mata Chaeryeong terbuka dengan lebar, "mwo?! dia pasti kenalan lo kan? gak mungkin dia tahu tanggal ulang tahun dan alamat rumah lo gitu aja!"

Jantung Lia kembali berdetak dua kali lebih cepat dari sebelumnya. Apa yang dikatakan oleh Chaeryeong memang benar adanya. Bagaimana mungkin orang ini dapat mengetahui segala tentangnya jika ia tidak mengenal dirinya dengan baik? Hal-hal tak terduga kembali berputar di kepala Lia. Perasaan senang dan juga khawatir bercampur menjadi satu di hatinya.

"Chaer, kita masuk ke dalam aja ya? gak usah terlalu dipikirin. mungkin ini dari saudara atau teman lama gue." Lia berusaha keras untuk menepis semua kecurigaannya.

sejujurnya, ia berharap pengirim tersebut adalah..

"tapi Li?"

"udah ah, kita lanjuttin aja nonton film nya!" Lia segera merangkul tubuh sahabatnya untuk menjauh dari sana. Keduanya memutuskan untuk melanjutkan aktivitas panjang mereka malam itu.

-

Matahari yang kunjung meninggi di luar sana tak membuat gadis itu beranjak dari tidur panjangnya. Jam waker di nakas mejanya sudah menunjukkan pukul 11 siang. Seharusnya ia sudah terbangun sejak beberapa jam yang lalu.

𝙈𝙮 𝘿𝙚𝙖𝙧𝙚𝙨𝙩 𝙀𝙣𝙚𝙢𝙮 [ 𝘙𝘺𝘶𝘫𝘪𝘯 & 𝘓𝘪𝘢 ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang