5. Chapter [E]

12.1K 482 15
                                    

Cast
Nih biar lebih afdal. Kalau kurang srek sama karakternya bisa diskip atau bayangin sendiri, yes;)

 Kalau kurang srek sama karakternya bisa diskip atau bayangin sendiri, yes;)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Hyun-joong
Sebagai
Chalis (28 Tahun)

***

"Jadi berapa nominal yang Tuan tetapkan untuk gadis ini?"

"Ralat tujuan awal menculik gadis ini." Menyempit jangka, memandang dengan teliti raut terpejam. "Aku tidak menginginkan uang itu lagi, aku sudah mendapatkan yang lebih." Menyesap aroma rose di rambut terurai coklat.

Flashback off.....

"Cukup. Tidurlah!" Pria tersebut kembali memerintah.

"Aku tidak mau."

Mengacungkan moncong pistol ke kening Cia. "Berbaring atau peluru ini akan menembus kepalamu!" Ancamnya.

Cia pasrah, dengan gemetar ia menurut. Membujurkan diri di ranjang raksasa menyandingi pria tersebut.

"Awas jika berani turun dari sini! Tak usah khawatir, aku tidak akan macam-macam padamu."

***

Ting.. tong..! Ting.. tong..!

Gaung jam bandul membahana.

Seorang gadis memandangi penampilannya di muka cermin. Tatanan cepol rambut yang dijepit bros kelip, setelan gaun panjang serta heels kaca melekat pada kulit melepuh putih. Dan jangan lewatkan sentuhan utamanya, riasan apik menghasilkan nilai glamor pada paras yang memikat alami.

Persis mendeskripsikan visual Cinderella dari negeri dongeng. Namun bedanya, Cinderella menikah dengan seorang pangeran yang hadirnya adalah sebuah dambaan. Sedangkan Cia, menikah dengan seorang penculik yang hadirnya tak pernah ia wanti-wantikan.

Tes..!

Gambaran Cinderella itu menitikkan air mata.

"Tuan Chalis memanggil Anda untuk merapat, Nona Cia!" Pria berjuluk tangan kanan menyampaikan.

Mengangguk lemah. "Iya. Tolong beri aku waktu sebentar!"

"Baiklah. Saya sigap di depan." Pungkas pria berjuluk tangan kanan menutup pintu hingga berbunyi klik dua kali.

Cia menumpah ruahkan isian yang memenuhi liang netranya, membasahi garis wajah yang tuntas dipoles indah sedemikian rupa. Ia meraba cunduk yang tertanam di kepalanya, tetapi saat hendak dicabut.

"Apa yang kau lakukan?"

Tersahut suara yang tak asing ditelinga Cia.

Seorang berperawakan tinggi tegap di ambang pintu mendekat. Dia menyepadankan paras. Mengusap pipi lembut Cia. "Demi apapun, kau adalah pengantin paling cantik yang pernah aku lihat! Jangan sia-siakan kecantikan dan air matamu, Cia-ku! Aku ingin semua orang tau kesempurnaan gadis yang bersanding di altar denganku nanti." Bangkit. "Lelet sekali, apa kau mau aku yang langsung menjemputmu? Ayo!" Ia mencekal pergelangan melepuh Cia.

"Tidak mau!" Cia menarik tangannya.

"Kenapa, apa kau menyukai Tuanmu itu?"

Cia bangun dari duduk. "Tidak. Tapi aku lebih, tidak menyukaimu!" Ia mencuat.

Chalis mengeret pergelangan melepuh. "Ayo Cia, jangan buat pendeta dan Tuhan menunggu!"

"Aku tidak mau!" Berupaya membebas dari cengkeraman tangan kekar.

Sontak Chalis mengangkat awak molek Cia, membopongnya ala bridal style.

"Turunkan aku!"

Chalis tak menanggapi. Ia beringsut berbareng awak itu meninggalkan ruangan.

***

Tetap ikuti ceritanya!

Vote dan komen juga! Karena semangat author adalah dukungan dari kalian.

#Salam untuk para readerku🌹🧡🧡

OBSESI SANG PENCULIK [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang