"Pak Polisi, tolong jebloskan gadis cantik ini ke penjara. Dia telah mencuri sesuatu yang sangat berharga di dalam sini." Chalis menepuk dada kanannya. "Satu, dua, tiga, dan..."
Dorr...
"Aaaa.....!" Cia menjerit sekencang-kencangnya.
"Hahahaha....." Sedangkan Chalis malah tergelak puas.
Memandang sekeliling. "Hah, kenapa? Apa aku sudah di surga!" Cia meyelidik kepada Chalis. "Chalis!" Menyentak.
Cia merebut senjata dari tangan kekar pria yang masih terbahak dengan keras itu. Melakukan hal serupa, Cia memusatkan moncong pistol ke pertengahan kening Chalis.
Dorr...
"Hah?" Cia menarik trigger berulang. Ia mengecek. "Pistol ini, kosong?"
Chalis tersengal-sengal untuk menuntaskan tawanya. "Haha.... Oh my..." Ia memegangi perut. "Kau bercanda? Aku bisa mati tanpamu." Chalis mendekat dan berbisik di telinga Cia. "Aku bukan pembunuh. Aku hanya pria dewasa yang terobsesi pada gadis bernama, Cia. Cia Banara." Bibir bertegas kumis tipis merayap di leher mulus.
Cia menjorokkan badan Chalis dengan kuat. "Kenapa kamu melakukan itu?"
"Anggap saja hadiah karena kau selalu mendebat perkataanku."
Cia menatap lancip. "Aku akan selalu mendebat perkataanmu, karena aku sangat membencimu!"
Dibalas dengan tatapan reda oleh Chalis. "Aku akan selalu menerima debatanmu, karena aku sangat menyukaimu!"
Cia memutus perseteruan netra mereka. "Kenapa tidak kamu saja yang dijebloskan ke penjara, kamu kan penculik."
"Benar. Setelah menculik ragamu. Aku harap, aku bisa mencuri hatimu."
Kembali tatapan Cia menyayat. "Apa? Itu tidak akan terjadi. Jangan mimpi!" Menekankan kalimat akhir.
Chalis terkekeh. "Oh iya?"
***
Di tembok antena agen berkumis artsy menumpu sendi, ia membaca jam sakunya.
Bim... Bim..!
Sebuah Crossover car keluar melintasi gerbang baja. Roda zebranya menggelinding ke landasan aspal.
Agen berkumis artsy merendahkan topi bundar coklatnya, tampak sebelah matanya menilik. Dia mencegat taksi yang kebetulan lewat di momen yang tepat. Ia menumpang, "Ikuti mobil itu!"
***
"Terima kasih." Memberi lembaran rupiah kepada sopir taksi.
Pantofel casual masuk ke dalam box merah besar di tepi jalan. Mengangkat gagang telepon dan mencemplungkan koin. Jari-jarinya dengan lincah menekan nomor. "Hallo, Tuan Ryan. Saya melihat sang tersangka sedang bersama seorang wanita, saya tidak bisa memastikan apakah benar wanita tersebut calon pengantin Tuan. Sepertinya ada yang dirahasiakan mengenai wanita tersebut, sebab dia memakai embel-embel demi menutupi identitasnya di sewaktu pengintaian. Tuan Ryan cukup duduk dan tenang saja, tunggu pembaruan informasi! Saya akan teruskan tugas saya di sini."
***
Sorry banget kalau chapter pendek-pendek 🙏🙏 Inspirasinya juga limited alias terbatas😅
Tapi tetap usaha rajin update, kok:)
Vote dan komen! Karena semangat author adalah dukungan dari kalian.
#Salam untuk para readerku🌹🧡🧡
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESI SANG PENCULIK [End]
RomansaAda berlian yang diculik. Berlian itu ada di mata perak seorang gadis sederhana bernama Cia Banara. Menjadi korban akibat kelicikan tuan sekaligus calon pengantinnya membuat Cia hidup bersama seorang penculik sekaligus pria kaya raya yang memperlaku...