Sudah enam hari Nyonya Jung berada di rumah sakit. Selama itu pula Haeun ijin untuk tidak bekerja demi memantau perkembangan sang Ibu yang sedang dalam keadaan koma.
Haeun, Ayah dan juga kakaknya merasa terpukul begitu Dokter mengatakan keadaan Nyonya Jung malam itu. Bahkan Tuan Jung lemas seketika begitu Dokter mengatakan bahwa Nyonya Jung mengidap kanker paru-paru stadium akhir.
Selama ini tak ada yang tahu dan curiga sedikitpun karena Nyonya Jung yang terlampau lihai dalam menyembunyikan penyakit yang dideritanya. Mereka pikir selama ini Nyonya Jung hanya batuk biasa atau kelelahan namun ternyata penyakit mematikan yang bersemayam di tubuhnya.
Tangan Haeun mengusap dengan lembut tubuh Nyonya Jung menggunakan handuk kecil yang telah dibasahi dengan air hangat untuk membersihkan tubuh sang Ibu. Matanya terlihat begitu lelah kurang tidur. Enam hari ini masih tak ada perkembangan sedikitpun atas kondisi sang Ibu yang membuat insomnia Haeun kembali bertamu.
Dokter menyarankan agar melakukan kemoterapi untuk Nyonya Jung demi memperpanjang masa hidupnya. Tentu saja Haeun dan keluarga menyetujuinya. Namun hingga saat ini tak ada sedikitpun perubahan yang signifikan hingga membuat Haeun diliputi perasaan khawatir.
Air mata Haeun menetes kala teringat perkataan Dokter yang mengatakan Ibunya mungkin hanya bisa bertahan kurang dari satu bulan. Merasa tertekan, namun juga marah. Siapa yang bisa tahu usia seseorang? Semua itu hanya ada di tangan Tuhan! Dokter hebatpun tak sedikitpun memiliki kehendak untuk menghitung usia seseorang bukan?
Dering ponsel dalam sakunya menginterupsi, terdapat nama Chanyeol di sana. Ah... Haeun sampai lupa jika hari ini jadwal pria itu untuk terbang ke Jeju. Meski hubungan mereka belum membaik, Park Chanyeol masih selalu memberi kabar tentangnya kepada Haeun melalui pesan singkat meski tak satupun dibalas oleh Haeun.
Jarinya menekan tombol merah ketika panggilan masuk dari Chanyeol menyusul tak lama setelah pesan singkat yang masuk. Bukan hanya karena kejadian beberapa waktu lalu, namun Haeun sedang tak ingin berkomunikasi dengan siapapun. Termasuk sahabat baiknya, Sorim. Bahkan Chanyeol juga Sorim sama sekali tak tahu tentang keadaan Ibunya saat ini.
"Makanlah dahulu. Aku membawakan sop iga kesukaanmu," ucap Jung Jaehyun yang baru saja masuk dengan tentengan berisi makanan juga cemilan. Meski terkesan dingin dan terlihat tak peduli, namun Haeun tahu betul kakak laki-lakinya ini begitu menyayanginya, hanya saja memang lelaki itu sedikit tak pandai menunjukkan kasih sayangnya secara terang-terangan.
"Oppa baru pulang?"
Jaehyun berdeham pelan menjawab pertanyaan sang adik. Diletakkannya tas kerja hitam miliknya di sofa yang terdapat pada ruang rawat sang Ibu. Pria itu langsung menuju ke rumah sakit begitu jam kerjanya usai, bahkan ia tak perlu repot untuk singgah di rumah demi membersihkan diri terlebih dahulu. Haeun sudah membawakan keperluannya seperti baju ganti dan peralatan mandi untuk kakaknya itu. Mengingat ini hari jumat dan besok adalah akhir pekan, Jung Jaehyun mengatakan ingin menginap di rumah sakit untuk menjaga sang Ibu.
"Kau beristirahatlah di rumah. Oppa saja yang menjaga Ibu di sini."
"Baiklah. Aku akan pulang setelah menghabiskan sop iga ini."
***
"Bagaimana perasaanmu?"
Bukannya menjawab, Taehyung justru memasang wajah kebingungan dengan pertanyaan yang baru saja Ibunya lontarkan.
"Besok pernikahanmu, apa kau tak merasa gugup atau semacamnya?"
Yang ditanya hanya tersenyun tipis, enggan menjawab dan lebih memilih untuk kembali menyantap hidangan di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Distance | ff taehyung |✅
Fanfiction[COMPLETED] - belum direvisi . . Tak ada satupun yang tahu akan seperti apa takdir yang mereka jalani, dan tak ada satupun yang tahu kepada siapa nantinya hati itu berlabuh. Baik Taehyung maupun Haeun, mereka hanya korban dari permainan takdir yang...