part 12

360 111 8
                                    

"Biar aku saja. Untuk meja nomor berapa?"

Haeun yang baru saja selesai makan siang, mengambil alih pesanan pelanggan yang akan Arin antarkan, lantas menyuruh salah satu karyawan Sorim itu untuk bergantian dengannya.

Matanya menangkap seorang pria yang duduk sendirian menghadap jendela. Seperti mengenal perawakan pria itu.

"Jung Haeun?"

Tebakannya benar. Ternyata ia memang mengenal pria dengan jas abu-abu yang tengah tersenyum memamerkan deretan gigi rapinya. Dia Kim Taehyung.

"Hai, selamat menikmati pesananmu."

Haeun jadi sedikit gugup, karena tatapan Taehyung sama sekali tak lepas darinya yang tengah menaruh pesanan pria itu ke atas meja.

"Akhirnya kita bertemu lagi. Jadi, kau bekerja disini?"

"Tidak. Aku hanya membantu temanku."

"Cafe ini milik temanmu?"

"Ya. Aku harus segera kembali ke sana, permisi. Semoga harimu menyenangkan." Haeun baru saja akan melangkah, sebelum Taehyung menyodorkan ponsel miliknya ke hadapan gadis itu.

Haeun bingung awalnya, lalu tak lama tangan itu mengambil alih ponsel milik Taehyung ketika paham apa maksud lelaki itu.

Gadis itu meringis, merasa sedikit tidak enak mengingat kelakukan Chanyeol malam itu.

"Pastikan kau benar-benar menulis nomormu Eun." Taehyung bahkan tidak seakrab itu untuk memanggilnya dengan nama Eun--panggilan yang biasanya digunakan orang-orang terdekatnya. Alih-alih merasa Taehyung tidak sopan, justru Haeun menyunggingkan sedikit sudut bibirnya, merasa senang mungkin?

"Maafkan aku. Aku tidak tau jika temanku ternyata berbuat iseng seperti itu."

Taehyung tersenyum saat menerima ponselnya kembali dari tangan Haeun, yang kini telah berlalu dari hadapannya. Pria itu masih memperhatikan Haeun dimeja counter yang tengah berbicara dengan seorang gadis lain.

Matanya menangkap ketika kedua gadis di depan sana mencuri-curi pandang kearahnya. Tau bahwa dia sedang menjadi bahan perbincangan Haeun dan juga temannya.

"Kau juga mengenal Taehyung, Eun?" tanya Sorim yang baru saja keluar dari ruangannya, dan melihat Haeun tengah berbincang dengan Taehyung.

"Ya. Kau mengenalnya?"

"Tidak. Aku hanya tau saja, pria itu sering datang bersama Areum belakangan ini."

Areum?

Haeun menaikkan sebelah alisnya. Bertanya-tanya dalam benak, jadi pria itu mengenal salah satu teman dekatnya ternyata.

***

Hari sudah senja, dan Haeun memutuskan untuk pulang lebih dulu. Tak bisa menemani Sorim di Cafenya hingga malam, karena ia harus menyelesaikan beberapa tugasnya yang masih terbengkalai.

Disatu sisi sebenarnya Haeun merasa cukup dengan kesibukkannya saat ini. Tidak terlalu padat dan tidak terlalu longgar. Dibanding jika ia harus bekerja lagi--maksudnya benar-benar bekerja di perusahaan lain, tentu Haeun tak akan bisa bebas seperti ini.

Namun di sisi lain, Haeun juga sedikit merasa tak enak dengan Sorim. Dia hanya merasa seperti berhutang kepada gadis itu mengingat dia yang tak bisa selalu stanby di Cafe.

Haeun menyeruput ramyeon langsung dari pancinya hingga mengeluarkan bunyi 'slurp' dari mulut gadis itu. Perutnya benar-benar merasa lapar setelah dua jam berkutat dengan tugas yang mengharuskannya membuat naskah berita. Ternyata tak semudah itu membuat sebuah berita, pikir Haeun.

Di tengah-tengah kegiatan menikmati kudapannya, ponsel yang terletak tak jauh darinya berdering, menampilkan panggilan masuk dari sebuah nomor tak dikenal.

Gadis itu hanya menatap ponselnya tanpa niat untuk mengangkat, hingga dering itu berhenti dan digantikan sebuah pesan masuk yang menyebutkan bahwa itu nomor milik Kim Taehyung.

Panggilan kembali masuk, usai Haeun mengetikkan balasan pesan kepada Taehyung yang meminta izin untuk menelfonnya.

Lucu sekali, kenapa harus minta izin.

"Kau sedang sibuk?" suara berat dari seberang menyapa pendengaran Haeun, tatkala gadis itu mengangkat ponselnya.

"Tidak. Aku hanya sedang makan. Omong-omong... Ada apa menelpon?"

"Apa aku butuh alasan untuk menelponmu?"

"Ini sudah larut malam. Orang-orang akan menghabiskan waktunya untuk istirahat, kenapa kau malah menelponku tanpa alasan yang jelas."

"Hanya ingin mendengar suaramu."

Haeun hampir tersedak ludahnya sendiri. Gadis itu tertawa nyaring, yang mampu didengar oleh Taehyung di seberang sana.

"Apa kau sedang mencoba untuk menggodaku, Kim?"

Anggap saja Haeun terlalu percaya diri. Namun gadis itu sedikit banyak mengerti gelagat seorang pria seperti ini.

Ayolah.. Haeun belum genap seminggu mengenal Taehyung, dan pria itu tiba-tiba mengatakan hal seperti ini. Jelas sekali Taehyung hanya berusaha untuk menebar kata-kata manis tak berbobot.

Taehyung ikut tertawa menanggapi. "Menurutmu begitu?"

"Baiklah jika tidak ada yang ingin kau katakan lagi, aku akan menutup telponnya. Pekerjaanku masih banyak."

"Baiklah, selamat malam. Jangan tidur terlalu larut."

Haeun tersenyum meski Taehyung tak dapat melihatnya. Gadis itu memutus panggilan telepon, setelah membalas ucapan selamat malam Taehyung yang masih dibumbui dengan gombalan ala pria.

Sementara Haeun kembali melanjutkan aktifitasnya yang sempat tertunda. Taehyung di seberang sana tengah tidur di atas ranjang, menyandarkan punggungnya pada dashboard sembari menyunggingkan senyum tipis di bibirnya.

Matanya menerawang, mengingat kembali visualisasi Haeun yang erat dalam benaknya. Seakan tak mau lepas.

Awal pertemuannya, Haeun terlihat begitu garang dengan wajah cemberut. Namun saat bertemu gadis itu di pesta Eunkyung, Taehyung dapat melihat bahwa Haeun sebenarnya tak segarang yang terlihat.

Mungkin saat itu hanya karena Haeun tengah diliputi oleh amarah.

To be continued...

17 November 2020- fishaci❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

17 November 2020
- fishaci❤

The Last Distance | ff taehyung |✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang