Sore ini langit sedikit mendung bertemankan angin yang berhembus cukup kencang, dan berhasil menerbangkan helaian rambut panjang milik Haeun, kala gadis itu tengah berdiri di hadapan pusara sang Ibu bersama pria Kim di sampingnya.
Pria itu memintanya -untuk berkunjung ke tempat Ibu Haeun disemayamkan- setelah beberapa hari lalu melewati obrolan yang cukup panjang nan serius di antara keduanya.
Awalnya Haeun sedikit ragu. Pasalnya gadis itu tak ingin pria yang saat ini tengah meletakkan rangkaian bunga di atas pusara sang Ibu mengetahui satu hal lagi yang berkaitan dengan dirinya.
Keduanya tetap bertahan dalam keheningan hingga tetesan air mulai turun dari langit dan mengenai keduanya.
"Kita harus kembali sekarang Tae," ajak Haeun yang dibalas anggukan kepala sang adam, disusul dengan pria itu yang menyampirkan jas miliknya di atas kepala keduanya.
Seharusnya ini menjadi moment yang cukup romantis kala keduanya berjalan beriringan dengan Taehyung yang seolah memeluk Haeun, kendati tangan itu berada di atas kepala dengan jas hitam yang melindungi sepasang anak adam itu dari tetesan hujan. Jika hal ini terjadi lima tahun lalu mungkin akan berbeda. Haeun tak akan segan-segan untuk melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Taehyung dibarengi senyum bahagia yang terbit dari bibir masing-masing. Berbanding terbalik dengan saat ini, karena nyatanya Haeun hanya mampu meredam perasaannya sendiri dengan menyilangkan kedua tangannya di dada; menahan hawa dingin yang datang.
"Pakai ini, kau bisa demam!" suara berat milik Taehyung mengudara bersamaan hoodie abu-abu yang ia sampirkan pada tubuh Haeun kala keduanya telah berada di dalam mobil.
"Terima kasih."
"Bagaimana denganmu?" tanya Haeun kala mobil yang Taehyung kendarai itu mulai keluar dari area pemakaman.
"Heum?"
"Kemejamu juga basah."
"Apa kau mengkhawatirkanku?" tanya Taehyung mengalihkan pandangannya sejenak menatap Haeun dengan senyum jahilnya yang hanya terbalas dengusan dari mulut Haeun.
"Aku tidak apa-apa."
Mata Haeun terasa berat sebelum gadis itu menyadari jalan yang mereka lewati saat ini bukanlah jalan menuju apartemennya.
"Bukankah kita akan pulang?"
"Aku ingin membawamu ke suatu tempat, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu. Tidak apa-apakan!?"
"Kita bahkan sudah dalam perjalanan ke tempat yang kau bilang. Tapi kau baru meminta persetujuanku," dengus Haeun memutar kedua bola matanya sedikit heran dengan jalan pikiran pria di sampingnya. Untuk apa meminta persetujuannya saat ini, bahkan Taehyung sudah membawanya tanpa mengatakan maksud dan tujuannya sebelumnya kepada gadis itu.
"Apa masih jauh? Aku sedikit mengantuk."
"Tidurlah, aku akan membangunkanmu saat sudah sampai," balas Taehyung dibarengi telapak tangan besar milik pria itu yang membelai lembut surai Haeun, membuat perasaan sang gadis kembali kacau dengan segala kemungkinan yang tak ia harapkan.
Entah sudah memakan waktu berapa lama sampai Haeun merasakan belaian pada belah pipi kirinya yang mengusik gadis itu dari tidurnya. Sedikit menarik kepalanya saat menyadari presensi Taehyung cukup dekat dengan wajahnya tatkala kedua mata itu mulai terbuka.
"Sudah sampai?" tanya Haeun mengalihkan perhatiannya kepada keadaan sekitar, mencoba mengabaikan keberadaan Taehyung yang masih belum menggeserkan wajahnya sedikitpun dari hadapan Haeun.
"Ya, kita sudah sampai. Apa kau masih kedinginan?" ujar Taehyung sembari melepas sabuk pengaman Haeun lantas menjauhkan tubuhnya yang membuat Haeun dapat bernafas sedikit lebih lega sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Distance | ff taehyung |✅
Fanfiction[COMPLETED] - belum direvisi . . Tak ada satupun yang tahu akan seperti apa takdir yang mereka jalani, dan tak ada satupun yang tahu kepada siapa nantinya hati itu berlabuh. Baik Taehyung maupun Haeun, mereka hanya korban dari permainan takdir yang...