Haii.. Gimana kabar kalian?
Pertama, aku minta maaf banget karena udah ngegantung cerita ini cukup lama.Fyi, sebenernya cerita ini udah mendekati ending. Dan untuk beberapa hal belakangan kemarin aku ga bisa update" karena ada beberapa kesibukan dan juga karena aku sedikit bingung mau bikin endingnya kayak gimana.
Sebenernya aku udah ada beberapa opsi untuk endingnya cuma aku sedikit bingung untuk bagian sebelum endingnya. Tapi sekarang aku udah nemuin dan semoga aja abis ini bisa publish seperti biasa lagi, satu chapter perminggunya.
So.. Happy reading n don't forget to vote yaa.. Thaknyou ☺☺
----------------------
Hingar bingar kota Seoul menjadi latar belakang Haeun malam ini. Gadis itu terduduk di kursi yang terdapat di lantai dua salah satu restoran terkenal dekat kantornya dengan ditemani secangkir coklat panas. Tatapan gadis itu menerawang jauh seolah mampu melewati garis waktu.
Tak terasa lima tahun telah berlalu sejak hari-hari yang pilu menyambangi kehidupan Haeun semenjak Ibunya menghadap pada sang maha kuasa, meninggalkan Haeun di tengah-tengah kejamnya semesta berselimut sutra berduri.
Banyak hal telah berubah sejauh ini. Seperti, gedung atau toko-toko yang semakin marak dengan desain indah menarik mata. Termasuk Cafe milik sahabatnya; Sorim, yang sekarang ini sudah jauh lebih besar dari sebelumnya, bahkan gadis itu telah memiliki cabang di beberapa tempat. Termasuk restoran yang tengah ia sambangi saat ini yang baru dibuka saat musim semi 1 tahun lalu. Meski terbilang masih cukup baru, dengan desain klasik serta menyuguhkan banyak spot foto yang cantik membuat restoran ini disambangi banyak muda mudi, terlebih saat weekend datang.
Lima tahun bukan waktu yang singkat, tetapi tidak juga lantas menjadi jarak waktu yang begitu jauh bagi Haeun untuk mampu melupakan sang pemilik hati semenjak terakhir kali pria itu meninggalkannya.
Kenyataan yang Haeun benci; bahwa hatinya masih menyimpan harap pada seorang Kim Taehyung.
Lantunan lagu Know Me To Well milik New Hope Clube terdengar dari ponsel yang ia letakkan di atas meja, diliriknya sekejap dengan kedua tangan yang menggenggam secangkir coklat yang masih terasa hangat, lantas meletakkannya dan beralih membawa benda pipih itu guna menjawab panggilan yang masuk dari produsernya.
"Baiklah, sebentar lagi aku sampai," ujar Haeun sebelum memutuskan panggilan dan beranjak dari tempat duduknya sejak tiga puluh menit yang lalu.
Tak butuh waktu lama untuk sampai ke studio siarannya dengan berjalan kaki dari restoran yang sebelumnya ia sambangi. Tempat itu hanya berjarak tiga ratus meter dari tempatnya bekerja.
Seperti biasa, Haeun dan timnya harus melakukan briefing sebelum mulai on air. Tak banyak yang dibahas sebenarnya, hanya sekedar berlatih sebentar dan memastikam rundown yang telah dibuat agar tidak terjadi kesalahan.
Bertahun-tahun berkecimpung di dunia penyiaran tentu menjadikan Haeun seorang penyiar yang profesional saat ini. Namanya semakin dikenal dan pendengarnya semakin bertambah setiap harinya.
Tak begitu sulit bagi Haeun untuk mengikuti naskah yang telah ditulis, sehingga membuat sang produser percaya sepenuhnya dengan siaran yang gadis itu bawakan.
"Halo, selamat malam. Silakan perkenalkan dirimu," titah Haeun dengan ramah melalui panggilan yang tersambung dengan salah satu pendengarnya, pada segmen yang setahun belakangan diadakan oleh timnya ; segmen Bicarakan Padaku. Dimana salah satu pendengar yang beruntung dapat berbicara dengan Haeun melalui telfon saat siaran berlangsung, dan bebas untuk bercerita apapun kepada Haeun selaku sang penyiar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Distance | ff taehyung |✅
Fanfiction[COMPLETED] - belum direvisi . . Tak ada satupun yang tahu akan seperti apa takdir yang mereka jalani, dan tak ada satupun yang tahu kepada siapa nantinya hati itu berlabuh. Baik Taehyung maupun Haeun, mereka hanya korban dari permainan takdir yang...