Sore ini hujan turun cukup deras, membuat bangku di kafe Sorim penuh, karena mereka yang sengaja singgah untuk menikmati suara rintikan hujan dengan ditemani secangkir teh hangat serta beberapa potong kue manis. Ada pula mereka yang menunggu hujan reda, terjebak di sini karena tak membawa payung.
Haeun sendiri kini tengah berdiri di belakang counter, menatap lurus jalanan di luar melalui pintu kaca yang sejajar dengan tempat ia berdiri saat ini. Suasananya begitu tenang, suara rintik hujan yang beriringan dengan lantunan lagu life goes on milik boyband terkenal bernama BTS membuat hatinya merasa begitu damai.
Senyum tipis terbit di wajahnya begitu mengingat sosok laki-laki manis yang belum lama masuk di kehidupannya, Kim Taehyung. Tiba-tiba saja siluet pria itu hadir dalam benaknya, membuatnya kembali teringat dengan janji makan malam yang baru saja pria itu kabarkan beberapa jam lalu melalui sambungan telepon. Lantas di liriknya jam tangan berdesain klasik yang melingkar di pergelangannya telah menunjukkan angka enam, itu artinya dua jam lagi sebelum ia harus bertemu dengan Taehyung.
Hujan di luar masih saja belum mereda, yang membuat Haeun sedikit merasa gelisah, tak miliki cukup waktu untuk bersiap dengan layak sebelum menemui pria tampan itu nanti. Rasanya Haeun harus berlari menerjang butiran air itu demi sampai ke halte yang berjarak tak begitu jauh dari kafe, untuk pulang menggunakan bus lantas bersiap-siap. Atau pilihan lainnya ia harus menggunakan setelannya saat ini--skinny jeans dan kaos putih polos untuk makan malam bersama Taehyung, tentu saja yang kedua itu pilihan bodoh. Haeun tak mungkin mengenakan pakaian yang sudah tercampur dengan aroma keringat ini untuk makan malam yang sepertinya akan spesial.
Lantas Haeun bergegas, dirinya sudah berdiri tepat di pintu masuk. Meyakinkan diri bersiap untuk lari dengan tas kecilnya yang ia letakkan di atas kepala, sebelum langkah itu terhenti kala menemukan Taehyung sudah ada di hadapannya dengan tangan pria itu yang menggenggam sebuah payung berwarna biru tua.
"Apa kau berniat menembus hujan?"
Tangan besar itu menarik Haeun, membawa gadis itu ke dalam rangkulannya agar tubuh kecil Haeun tak tertetesi butiran air yang turun. Tubuh mereka sangat dekat, menempel. Haeun sama sekali belum berucap, sibuk menstabilkan degup jantung yang terasa seperti ingin keluar dari posisinya. Hanya berharap semoga saja Taehyung tak dapat mendengar suara dari detak jantungnya itu.
Mobil milik Taehyung mulai melaju menembus hujan yang masih turun dengan volume besar. Udara menjadi dingin, lantas Taehyung matikan AC mobil kala menemukan Haeun yang menggosok kedua lengannya kedinginan.
"Pakai ini," ucap suara berat itu bersamaan dengan tangannya yang terulur memberikan sebuah jas untuk Haeun kenakan.
Tak banyak yang terucap dari mulut keduanya selama perjalanan, kendati demikian sama sekali tak menghadirkan rasa canggung sedikitpun di antaranya. Baik Taehyung maupun Haeun lebih memilih menikmati hujan bersama lagu yang terputar pada radio.
Tak butuh waktu terlalu lama, kini keduanya telah sampai pada basement apartemen Haeun. Keduanya melangkah memasuki lift dan berakhir masuk ke dalam bilik Haeun.
Tanpa dipersilahkan, Taehyung lantas saja duduk di sofa yang berhadapan dengan TV, sementara Haeun sibuk membuat secangkir coklat panas untuk tamunya yang tampan itu.
"Di luar masih hujan. Kita akan makan malam di mana?"
"Aku sudah memesan tempat. Aku tau kau butuh waktu untuk berdandan, aku akan menunggumu. Oh ya, tak perlu terlalu cantik," pria itu berujar sambil tersenyum, tangannya meraih secangkir coklat panas yang telah Haeun sediakan. Menyesap cairan manis itu dengan elegan.
"Baiklah aku tak akan lama."
Dengan itu tubuh Haeun lenyap dari hadapan Taehyung. Kini gadis itu justru terlihat panik, bingung harus mengenakan apa.
Ditatapnya deretan baju yang telah ia keluarkan dari dalam lemari, lantas mencobanya satu persatu di depan cermin. Pilihannya jatuh kepada dress merah muda yang simple namun tetap elegan membuat tampilan Haeun terlihat berkelas.
Beberapa saat kemudian Haeun kembali hadir menghampiri Taehyung. Sedikit gugup karena pria itu terus menatapnya dengan ekspresi yang tak dapat Haeun artikan.
"Kenapa tidak makan di apartemenku saja sekalian?" Haeun bertanya ketika mereka sudah di dalam mobil melaju menuju tempat yang Taehyung sudah siapkan.
"Aku sudah menyiapkan kejutan di sana. Akan sia-sia jika kita membatalkannya hanya karena hujan. Lagipula kita menaiki mobil bukan kuda putih, tentu tak akan kehujanan."
"Hei, bagaimana bisa kau berterus terang seperti itu. Itu tidak lagi jadi sebuah kejutan karena aku sudah tau sekarang," gadis itu sedikit memberenggut, tak lama matanya kembali berbinar dan berucap, "Oh! Apa kau menyewa satu restoran untuk makan malam kita?"
"Tidak. Itu hanya membuang-buang uang."
Benar juga. Ini bukan sebuh drama romantis atau cerita-cerita romansa dalam sebuah novel. Ini hanya kehidupan Haeun yang biasa, seperti kebanyakan orang. Jadi tak perlu terlalu berimajinasi seperti cerita fiksi kebanyakan.
"Taehyungku pria yang terlalu berterus terang ternyata."
"Oh, sudah berani menganggapku milikmu rupanya."
Mata Haeun membola. Tak mengira bahwa Taehyung mendengar gumamannya barusan. Merasa bodoh karena kelepasan mengklaim kepemilikan atas pria itu di hadapannya langsung. Apa yang akan Taehyung pikirkan tentangnya nanti.
"Aku tidak berkata seperti itu."
"Oh benarkah? Padahal aku suka mendengarnya."
.
.
.
.
.To be continued...
27 November 2020
- fishaci❤
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Distance | ff taehyung |✅
Fanfic[COMPLETED] - belum direvisi . . Tak ada satupun yang tahu akan seperti apa takdir yang mereka jalani, dan tak ada satupun yang tahu kepada siapa nantinya hati itu berlabuh. Baik Taehyung maupun Haeun, mereka hanya korban dari permainan takdir yang...