part 23

324 80 9
                                    

Di dalam ruang miliknya Haeun tersenyum, memandangi beberapa fotonya bersama Taehyung yang berhasil diabadikan saat di atas bukit tadi malam. Matanya menerawang, kembali mengingat kebersamaannya dengan kekasihnya. Kemarin malam merupakan malam yang indah untuk dikenang, Taehyung memberikan memori yang sepertinya akan selalu melekat pada benak Haeun.

Seusai dari bukit semalam, Taehyung mengajaknya makan malam di salah satu restoran bergaya Jepang yang terletak tak jauh dari sana. Haeun rasa pria itu tahu banyak tentang tempat makan enak di Korea. Taehyung bisa jadi seorang tour guide pada wisata kulinernya. Perpaduan yang sangat serasi bukan.

Pagi ini Haeun terbangun setelah ponsel miliknya berdering beberapa kali, dan Taehyunglah pelakunya. Pria itu sudah seperti alarm bagi Haeun, selalu menelfon atau mengirim beberapa pesan manis setiap pagi buta. Agak sulit bagi Haeun sebenarnya, karena gadis itu belum terbiasa bangun sebelum jam enam pagi. "Kau harus mulai disiplin, belajar menjadi istri yang baik untukku," kata Taehyung saat Haeun sedikit merengek karena kebiasaan alarm-nya.

Ini hari sabtu dan cuaca di luar sedang sangat bersahabat, hari yang bagus untuk menghabiskan weekend bersama kekasih, keluarga juga sahabat. Hari ini juga Taehyung libur dan Haeun memutuskan untuk tidak pergi ke kafe milik Sorim, karena kekasihnya itu sudah ada di apartemennya saat ini. Beberapa jam yang lalu pria itu mengatakan sedang dalam perjalanan ke apartemen Haeun kala gadis itu tengah berkutat dengan tugas yang belum ia selesaikan. Taehyung terlihat sedang menyiapkan sarapan saat Haeun mengintipnya tadi. Haeun sendiri baru saja menyelesaikan beberapa tugas kuliahnya di kamar. Gadis itu menghampiri Taehyung yang sedang memotong beberapa sayuran. Pria itu cukup lihai menggunakan pisaunya, menjelaskan bahwa Taehyung sudah sering berkutat dengan kegiatan di dapur.

"Sudah selesai?" Taehyung bertanya kala menyadari pergerakan Haeun yang menarik kursi di belakangnya. Gadis itu mencicipi jus strawberry yang telah Taehyung siapkan di atas meja, terasa asam tapi menyegarkan. "Aku hanya butuh merekamnya dan selesai. Tae ini enak, kau pandai memasak rupanya."

"Aku sering masak untuk adikku, jadi ini bukan hal yang sulit. Aku ini chef kau tahu."

'Jadi Taehyung punya adik.' satu fakta tentang Taehyung yang baru Haeun tahu.

Taehyung kini mulai menyiapkan masakan buatannya ke atas meja. Haeun dibuat takjub juga bingung karena merasa asing dengan tampilan makanan yang Taehyung buat. Ini terlihat seperti bulgogi, tapi ini berbeda. Jadi gadis itu bertanya, "Apa ini?" sembari tangannya membawa satu piring itu mendekat kearahnya.

"Ini dinamakan Beef bourguignon, khas Perancis. Cobalah, kau pasti suka."

Beef bourguignon atau disebut juga dengan Beef Burgundy adalah makanan khas Perancis yang berbahan dasar daging sapi dengan proses masak yang direbus menggunakan red wine

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beef bourguignon atau disebut juga dengan Beef Burgundy adalah makanan khas Perancis yang berbahan dasar daging sapi dengan proses masak yang direbus menggunakan red wine. Di dalamnya terdapat juga potongan wortel dan disajikan bersama kentang tumbuk.

Haeun dibuat takjub dengan rasa yang tercipta dari masakan Taehyung. Meskipun ia sendiri belum pernah mencicipi makanan ini sebelumnya, namun masakan yang Taehyung buat ini cukup memanjakan lidahnya.

"Kau sudah seperti orang Perancis saja. Apa ini agar terlihat keren di hadapanku?" Taehyung tersenyum. Haeun belum tahu jika dirinya memang cukup lama tinggal di Perancis, juga Ibunya yang berasal dari Perancis, maka pria itu menjawab dengan senyum yang tak luntur dari paras tampannya, "Aku memang tinggal di Perancis sebelumnya. Ibuku orang Perancis."

Satu fakta lagi yang baru Haeun tahu tentang Taehyung. Sejenak menjadi ciut, merasa tak tahu apa-apa tentang kekasihnya sendiri.

"Woahh.., jadi aku memiliki kekasih yang berdarah campuran, begitu? Pantas saja wajahmu tak begitu terlihat seperti orang Korea pada umumnya."

"Apa aku tampan?"

"Tentu saja kau tampan. Mana mungkin kau cantik."

Taehyung dibuat tertawa dengan jawaban Haeun, tepat sekali. Jawaban yang sangat masuk akal, sampai dering ponsel yang berasal dari milik Haeun menginterupsi perbincangan keduanya. Membuat Haeun menilik sebentar ke arah ponselnya. Tak lantas menjawab, gadis itu justru memilih untuk menggeser ikon berwarna merah yang lantas membuat Taehyung bertanya, "Siapa yang menelfon? Kenapa tak diangkat?"

"Ibuku. Tidak sopan menjawab telepon saat sedang makan," Haeun menjawab acuh. Tentu saja itu hanya sebuah alasan, tidak semerta-merta begitu adanya. Gadis itu hanya merasa enggan berbincang dengan ibunya.

"Oh ya, apa keluargamu tinggal di luar kota?" Taehyung bertanya karena merasa penasaran. Selama mengenal Haeun beberapa bulan ini, ia sama sekali belum pernah melihat orang tua Haeun. Sebagai pria yang bertanggung jawab setidaknya Taehyung harus tahu dan meminta izin kepada orang tua Haeun karena telah menjadikan gadis itu sebagai kekasihnya.

"Tidak. Mereka semua ada di Seoul. Kenapa?"

"Lalu kenapa kau memilih tinggal sendiri di apartemen, dan tidak tinggal bersama keluargamu?"

"Entahlah, aku hanya merasa lebih nyaman tinggal sendirian."

Jawaban yang keluar dari mulut Haeun tak lantas membuat Taehyung cukup. Justru pria itu kini merasa aneh dengan cara Haeun saat berbicara tentang keluarganya, tidak seperti Haeun yang biasanya, yang akan begitu semangat menceritakan apapun kepada Taehyung. Juga selama ini memang gadis itu sama sekali tidak pernah menceritakan apapun soal keluarganya.

"Bagaimana dengan keluargamu? Mereka semua di Perancis atau di Korea?"

"Ibu dan adikku di Paris saat ini. Ayahku sudah lama meninggal, sejak aku kecil."

Fakta barusan membuat Haeun tercenung. Merasa menyesal telah bertanya suatu hal yang mungkin akan membuat Taehyung merasa sedih. Juga gadis itu sedikit banyak ikut merasa iba dengan keadaan Taehyung, pasti sangat sulit kehilangan salah satu orang tua di usia yang masih belia.

Perbincangan keduanya berlanjut. Membahas segala hal mulai dari yang bersifat pribadi hingga kebiasaan-kebiasaan keduanya, seperti mereka berdua yang sama sama tak bisa tertidur tanpa memeluk sesuatu. Bahkan kisah masa lalu bersama mantan kekasih Taehyung atau Haeun pun juga ikut andil dalam pembahasan mereka. Sama sekali tak merasa terancam atau cemburu dengan kisah manis yang pernah mereka lalui bersama pasangan masing-masing di masa lalu. "Lagipula itu masa lalumu, sedangkan aku jelas-jelas masa depanmu," itu kata Taehyung, saat Haeun sedikit enggan bercerita tentang masa lalunya yang mungkin akan membuat prianya ini merasa tersaingi atau semacamnya. Taehyung mengatakan hal itu dengan percaya diri, seolah dapat melihat masa depan, seolah bisa tahu jika mereka berdua akan ditakdirkan bersama selamanya.

Padahal kenyataannya terkadang takdir justru kejam. Membolak-balikkan cerita, mempermainkan manusia seperti lakon dalam sebuah drama dengan seenaknya. Kendati demikian, diam-diam Haeun selalu meng-aaminkan, berharap tiap kalimat baik tentang masa depan bersama pria di hadapannya ini dapat terkabul.

Ya, gadis itu ingin hidup bersama Taehyung. Selamanya.

.
.
.
.

To be continued...

Kalau kalian cermat, sebenernya di part ini ada beberapa clue yang bisa ngejawab beberapa hal dari cerita ini.

Btw aku pengen tau, sejauh ini tanggapan kalian tentang cerita ini gimana? 😬

2 Desember 2020

- fishaci❤

The Last Distance | ff taehyung |✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang