1. Rindu

21.4K 1.1K 10
                                    

~Happy reading~

Vote dulu sebelum membaca yah🤗

***

New York USA 10.00 PM

"Masih belum ada perkembangan Tuan," ujar seseorang di balik tubuh tegap Pria yang tengah menatap indahnya kota malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Masih belum ada perkembangan Tuan," ujar seseorang di balik tubuh tegap Pria yang tengah menatap indahnya kota malam.

"Keluar," balasnya dingin. Tanpa bantahan seseorang itu keluar dengan menganggukkan pala nya sekali. Sean Brave Maxiem pria yang tengah menatap luasnya kota malam adalah pria yang memiliki watak dingin yang sialnya luar biasa tampan. Tatapan matanya yang tajam mampu membuat siapa pun yang tengah menjadi lawan bicaranya tak berani menatapnya, serta tubuh atletisnya yang sangat sempurna membuat tak jarang kaum hawa menjerit tertahan.

Pembawaan yang tenang dengan aura berbahaya sangat sulit untuk para wanita masuk dalam hatinya. Tapi tidak ada yang tahu bahwa dibalik semua itu Sean memendam luka yang dalam saat separuh jiwanya terbaring lemah dengan waktu yang lama.

"Wake up baby," lirih lelaki itu. Hatinya sangat merindukan seseorang yang telah lama menutup matanya seakan enggan untuk membukanya kembali. Sekelebat bayangan tragedi itu masuk dalam ingatannya. Ia mengepalkan tangannya kuat, menutup matanya perlahan ketika emosinya susah untuk dikendalikan dan tanpa sadar setitik air jatuh dari sudut matanya.

Suara deringan ponsel membuyarkan lamunan lelaki itu. Kakinya melangkah menuju meja tempat ia bekerja.

Papah

Sean menghembuskan napasnya pelan, tahu apa yang akan terjadi setelah ini.

"Pulang!" Sean mendecih mendengarnya.

"Tidak!"

"Dengarkan aku kali ini Sean, Pulang sekarang!" tekan seseorang di seberang sana.

"Aku sudah bilang tidak!"

"Setelah apa yang kamu lakukan di masa lalu? Good, setahuku aku tidak pernah mendidik anakku menjadi pengecut seperti ini."

"Kita sudah pernah membahasnya."

"Karena itu, jika kamu tidak ingin aku membahasnya lagi, lekas bangun dari kursi mu itu dan cepat pulang!"

"Tidak akan!"

"Dan membiarkan ibumu menjadi tambah sedih? Dengar ini Sean, aku tidak tahu kapan gangguan mental Arletta kembali datang yang pastinya kali ini dia membuat pesta putriku lagi sendiri!"

"Aku harap kamu tahu, kalau ini bukan tanggal nya,"

Oh God! Lelaki itu memejamkan matanya.

"Aku pulang."

Tut

***

Sorry Little SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang