≪━─━─𝐿𝐼𝐸 & 𝐶𝑅𝑌 : 𝐼 𝐿𝑜𝑣𝑒 𝑌𝑜𝑢 ─━─━≫
Cerita t𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘳𝘫𝘶𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘰𝘳𝘣𝘢𝘯𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘪
This is BoysLove
So, please jangan salah lapak okay.
A Story written by : Eel9733
Remake by : KireiKyuu
Start: 25/02/20...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
H A P P Y
R E A D I N G
Enjoy It!
Day 1; Chenle 06.00 AM
Kalau kau berpikir aku baru bangun, maka kalian salah. Aku sudah beres merapihkan ranjangku dan sudah mandi.
Mari kita turun ke bawah dan menyiapkan sarapan. Seorang maid menyapaku saat kakiku menapak di anak tangga terakhir. Kakiku melangkah kembali ke dapur, tersenyum pada dua orang maid yang sedang mengeluarkan bahan, yang dengan tiba-tiba ku perintahkan untuk berhenti.
Ya aku akan memasak sesuai tantangan tanpa campur tangan maid. Jam sudah menunjukan 06.33, sudah waktunya membangunkan Jihoon.
Setelah menata hidangan, aku berlajan ke atas. Seperti biasa anak itu masih bergelung di dalam selimut baby bluenya. Tidak terlalu sulit membangunkannya, mungkin karena anak itu sudah terbiasa di bangunkan pagi.
Dengan mata yang masih setengah terbuka, Jihoon berjalan menuju kamar mandi. Aku berjalan menuju lemari, memastikan seragamnya sudah lengkap. Dan selesai! Aku kembali turun untuk menyiapkan anak itu bekal.
Sudah ada Jisung disana sibuk dengan gadget-nya, setelah menata dan memasukannya pada tas tenteng kecil,
"Aku tidak dibuatkan juga?"
Aku menoleh, Jisung sudah menaruh benda elektronik itu di atas meja.
"Kau mau?"
"Aku juga manusia, sayang."
"Ah ku pikir kau robot yang mendeklarasikan massa-nya untuk bekerja saja."
Sederhana namun membuat siapa pun yang mendengar menyunggingkan senyum kecil.
. .
"Apa kau tak mau ikut ke kantor?"
Chenle menyerit heran, tangannya yang sedang mengaitkan dasi terhenti.
"Untuk apa? Ada banyak tugas di sini."
"Ck, biarkan itu menjadi urusan para maid sa- AH!!- ASTAGA
Tanpa di sadarinya, dasi itu di tarik si kecil dengan kencang.
"Jangan terlalu manja dengan mengandalkan semuannya kepada maid-
Pundak tinggi itu di tepuknya,
"-dasar orang kaya"
Chenle melenggang pergi.
"Wah, mulutnya sama pedasnya dengan eomma."
. .
Handphone di atas meja makan itu bergetar, menarik perhatian yang melihatnya. Chenle menghentikan sejenak kegiatan mencuci piringnya,