Chapter 21

484 51 8
                                    

Jinyoung memarkirkan mobilnya di depan toserba tempat dia membeli soju dan kembang api tadi. Dia mengganti tuas transmisi dari D menjadi P. "Shin Ramyeon, kan?" tanyanya saat seatbelt yang dia kenakan sudah lepas.

"Mm... jangan lupakan kimchi!" lanjutnya mengingatkan agar Jinyoung tidak salah beli. "Dan air putih!"

"Nee, nee, algessseubnida, Jisoo gongjunim."

Jisoo langsung tersenyum malu, salah tingkah saat Jinyoung memanggilnya tuan putri. 

Selepas dari pantai, mereka memutuskan untuk makan terlebih dahulu sebelum mencari tempat inap malam ini. Dan karena hari sudah sangat larut sekarang, kedai-kedai makanan yang berada di sekitar daerah ini sudah tutup. Sehingga mereka memutuskan untuk memakan mie instan saja, di dalam mobil. 

"Tunggu sebentar. Aku tidak akan lama."

"Mm...."

Jisoo menyenderkan kepalanya setelah Jinyoung keluar dan masuk ke dalam toserba. Senyuman di wajahnya lagi-lagi mengembang. Ini terasa seperti mimpi baginya, tidak nyata. 

Sekitar 10 menit kemudian, Jinyoung membuka pintu mobil dan menyodorkan 1 cup ramyeon yang sudah dia isi dengan air panas kepada  Jisoo. Setelah itu, dia membalikkan badannya dan berjalan menuju meja tempat dia meletakkan ramyeon miliknya sendiri, kimchi, dan 2 botol air mineral. Jinyoung membawa semuanya, dan kembali berjalan menuju mobil. Setelah berada di dalam mobil, Jinyoung menyuruh Jisoo untuk mengambil kimchi yang berada di tangan kananny, kemudian menutup pintu mobil setelah itu.

Jinyoung menghela nafas pelan.

"Padahal kau bisa memanggilku untuk bantu mengambil ini," kata Jisoo yang sedang mengaduk ramyeon-nya.

"Aku tidak ingin kau tertangkap kamera dan menjadi trending topik di mesin pencarian."

Jisoo terkekeh. 

"Kenapa kau suka ramyeon?" tanya Jinyoung saat Jisoo sedang menyeruput mie yang sudah mengembang.

"Memangnya siapa yang tidak suka sama ramyeon?" balas Jisoo yang sedang mengunyah. "Kurasa tidak--"

"Aku. Aku tidak suka ramyeon."

"Waeyo?" tanya Jisoo yang sedang menyumpit kimchi dan memasukkannya di mulut. Sambil mengunyah, dia melirik Jinyoung yang belum menyentuh cup ramyeon yang berada dalam genggaman.

"Mengonsumsi makanan instan tidak baik untuk kesehatan, kau tahu? Jangan terlalu sering memakan ini." Jinyoung membuka tutup, mengaduk-aduk ramyeon dan menyeruput mie-nya setelah itu.

"Lalu apa yang sehat? Apa makanan kesukaanmu?" tanya Jisoo penasaran. 

"Gopchang."

"Menjijikkan." Jisoo merasa ingin muntah saat membayangkan bentuk dari makanan itu.

Jinyoung terkekeh saat melihat ekspresi wajah Jisoo. "Kurasa kau terlalu berlebihan. Gopchang tidak seburuk itu."

"Tidak untukku. Membayangkan usus sapi saja aku sudah mau muntah. Apalagi menyuruhku untuk memakannya...." Jisoo menggelengkan kepala. "Lebih baik aku makan ramyeon saja." Jisoo meminum kuah ramyeon-nya.

Jinyoung kembali menyeruput mie-nya. "Setelah ini, kau baru boleh memakan ramyeon setiap 2 minggu sekali."

"Yaaaaaa...." Jisoo merengek mendengar itu, memayunkan bibirnya karena apa yang baru saja dikatakan Jinyoung. "Kamu pikir aku akan menurutimu?"

Jinyoung mengangguk. "Mm."

"Cih, percaya diri sekali." Jisoo kembali memasukkan kimchi ke dalam mulutnnya.

I Still Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang