Chapter 39

210 38 3
                                    

Langkah Jinyoung yang baru saja keluar dan lolos dari kerumunan reporter yang menyerbunya begitu dia keluar dari pengadilan terhenti saat melihat sosok seorang wanita yang tidak asing baginya yang mengenakan masker hitam berdiri di kejauhan bersama seorang wanita lain yang tidak mengenakan masker. Dia mematung saat mata mereka bertemu. Meskipun hampir tiga-perempat wajah wanita itu tertutup oleh masker dan hanya menyisakan mata saja, Jinyoung dapat mengenali wanita itu.

"Jisoo," lirihnya pelan.

Iya, itu Jisoo. Dan wanita lain berambut sebahu yang bersamanya adalah Soojin. Jisoo langsung datang begitu membaca pesan yang dikirim Soojin padanya 1 jam yang lalu.

Awalnya dia tidak percaya dengan Soojin. Apa yang Jinyoung lakukan di dalam ruang sidang, tempat dilaksanakanya persidangan pertama kakaknya? Pikir Jisoo pada awalnya. Dan di detik selanjutnya, otak Jisoo mulai bekerja dan mencerna.

Kaki Jisoo langsung melemas saat menyadari sesuatu. Kepingan-kepingan mulai terhubung. Di mulai dari Jinyoung yang menghilang selama 2 minggu dan tidak mengabarinya; Jinyoung secara diam-diam menemui ibunya 2 minggu yang lalu; investigasi ulang kasus tabrak lari yang dilakukan oleh kakaknya 10 tahun yang lalu yang dimanipulasi oleh ibunya; kecelakaan ayah Jinyoung yang sama persis dengan kasus kakaknya--

Kemana saja Jisoo? Kenapa dia tidak menyadari ini lebih awal?

Namun ini hanya baru asumsi Jisoo. Dan Jisoo sungguh berharap asumsinya salah.

Jisoo memutuskan untuk memastikan semuanya sendiri, dengan datang ke pengadilan. Dia harus melihat dan mananyakannya pada Jinyoung sendiri.

Dan, di sini lah Jisoo sekarang. Berdiri dari kejauhan, menatap Jinyoung yang baru saja keluar dari pengadilan melewati para reporter yang mengerumun untuk melakukan wawancara singkat dengan Jinyoung. Perasaan rindu dan kecewa bergabung menjadi satu, dan dipancarkan melalui mata Jisoo.

Di balik masker yang ia kenakan, dia mencoba untuk menahan air matanya. Dadanya terasa sesak, dia kesulitan untuk bernafas.

Soojin yang menyadari itu pun memegang tangan Jisoo, menginstruksikan sahabatnya untuk bernafas dengan teratur.

Hati Jinyoung terasa sakit saat melihat Jisoo yang kesulitan bernafas. Dia ingin berjalan menghampiri Jisoo, namun entah mengapa kakinya terasa berat dan kaku-- sulit untuk digerakkan. Dia hanya berdiri mematung di tempat, menatap Jisoo dari kejauhan tanpa melakukan apa-apa.

Salah seorang reporter mulai menyadari kehadiran sosok wanita yang mengenakan masker hitam yang berdiri di dekat parkiran. Perhatiannya mulai teralihkan pada wanita itu. Dan di detik berikutnya, dia menyadari kalau wanita itu adalah aktris Kim Jisoo.

"Itu Kim Jisoo!" seru salah reporter itu yang membuat reporter dan kamera men dari media lain ikut melihat ke arah tunjuknya. Mereka semua berlomba-lomba berlari menghampiri Jisoo.

Jisoo mulai gemetaran dan mencoba untuk menutupi mata dan wajahnya dari kilatan cahaya kamera yang menyorotinya.

Soojin mencoba untuk melindungi Jisoo dan menghalangi media untuk mengambil gambar Jisoo. Namun tubuh Soojin telalu kecil sehingga itu membuat dia kesulitan.

"Kim Jisoo-ssi, apa yang anda lakukan di sini?"

"Bagaimana pendapatmu mengenai kasus kakakmu?"

"Berikan kami tanggapanmu mengenai ini, Jisoo-ssi."

Kilatan cahaya memenuhi mereka, suara-suara menggema di telinga. Mereka berdua kesulitan untuk bernafas karena dikerumuni oleh banyak reporter dan kamera men. Kedua wanita itu diserang habis-habisan.

I Still Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang