Chapter 31

276 35 9
                                    

Junkyu kembali mengirim pesan ke Jisu dan menyuruh gadis itu untuk datang ke rooftop. Mereka menjadi dekat dan selalu bertemu di rooftop saat jam makan siang selama beberapa minggu belakangan ini. 

Tidak ada alasan jelas yang Junkyu berikan saat Jisu menanyakan apa yang terjadi dengan pemuda itu. Dia merasa aneh, karena selama ini Junkyu selalu menghindari dan menyuruhnya untuk menyerah saat dia mencoba untuk mendekat. Namun sekarang-- Jisu tiba-tiba curiga kalau kepala Junkyu terpental sesuatu. 

"Apa kau yakin kepalamu tidak terpental sesuatu kemarin?"

Junkyu yang duduk di sebelah gadis itu menoleh, mentapnya dengan penuh bingung. "Maksudmu?"

"Kau tahu... kau berubah. Kau tidak lagi cuek denganku--"

"Lantas mengapa? Kau tidak suka?"

"Bukan itu maksudku. Aku hanya, merasa aneh saja."

"Sudah hampir 3 minggu, dan kau masih merasa aneh dengan perubahan sikapku padamu?" Junkyu memasukkan gigitan terakhir kimbab segitiga yang dibeli Jisu di kantin sebelum kemari. "Asal kau tahu, aku tidak pernah berubah, Choi Jisu." Dia mengunyah kimbab yang berada di dalam mulutnya. "Aku hanya menunjukkan diriku yang sebenarnya sekarang," lanjutnya. Dia menoleh dan jantung Jisu berdebar dengan sangat kencang sekarang. "Biasakanlah jika kau belum terbiasa. Aku akan terus seperti ini." Junkyu kemudian tertawa saat melihat Jisu memalingkan wajahnya. "Ya, ada apa denganmu? Pipimu memerah. Kau masih suka denganku ya?"

Jisu berdiri dari duduknya di atas lantai rooftop, sehingga Junkyu harus mendongak untuk melihatnya. 

"Ya, kenapa kau berdiri? Duduklah!"

"Tidak mau. Aku mau berdiri saja." Jisu membersihkan debu yang berada di roknya.

"Ya, terserahmu saja." Junkyu beralih mengambil air mineral dan meneguk sisa air yang berada di dalam botol itu habis. "Ya, Choi Jisu."

Jisu menoleh. 

"Apa kau tidak ada nama lain yang bisa kupanggil?"

"Maksudmu?"

"Aku sangat tidak terbiasa memanggil namamu. Aku merasa, aneh saja. Kau tahu... kau dan kakakku memiliki nama yang sama. Jadi-- Kurasa kau mengerti apa yang kumaksud."

"Tidak, aku tidak mengerti."

"Ya. Ah, bagaimana jika aku memanggilmu 'Ya' saja?"

"Apa?"

"Kau cukup sering membuatku mengatakan kata itu. Ya. Lia? Ah, terdengar bagus."

"Apanya yang bagus??" Jisu meninggikan suaranya, dan itu membuat Junkyu tertawa. "Ya, kenapa kau ketawa?"

"Aku akan memanggilmu Lia mulai hari ini, ya?"

"Tidak."

"Ayolah...."

"Tidak! Namaku Choi Jisu. Orangtuaku sudah memberiku nama yang bagus sejak aku kecil. Bisa-bisanya kau membuat dan memanggilku dengan nama lain. Tidak!"

"Kalau begitu, beri aku nomor orangtuamu." Junkyu menyodorkan ponselnya. 

"Untuk apa?"

"Untuk meminta izin."

"Hah?"

"Meminta izin untuk mengganti namamu dan memanggilmu dengan nama lain."

Choi Jisu menggelengkan kepalanya. "Kau sinting."

***

Setelah sebulan lebih proses syuting berjalan, hari ini akan menjadi hari terakhir tim film 'The M' bertemu di lokasi syuting. Semuanya berjalan dengan lancar, sehingga proses syuting pun bisa menjadi singkat. Sambil menunggu make-up artist merias wajahnya, Jisoo membaca naskah. Tak lama setelah itu, seorang staff datang menghampirinya dan mengatakan bahwa mereka akan mengambil scene terakhir 10 menit lagi. 

I Still Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang