Chapter 25

326 38 14
                                    

Keesokan harinya, Jisoo dan Jinyoung tiba di bandara dan telah dikelilingi oleh reporter dan kameraman yang tidak berhenti mengambil foto Jisoo dan bertanya mengenai rumor yang beredar kemarin. Jisoo sendiri tidak mengerti apa maksud dari pertanyaan-pertanyaan yang dia dengar secara sekilas, karena dari kemarin, dia tidak memegang ponselnya. Dia menghabiskan waktu berdua bersama Jinyoung, tanpa ponsel. Mereka mencari tahu distinasi wisata Thailand bersama sepanjang hari. Dan tentu saja, Jinyoung tidak menyinggung apapun dan menghindari artikel yang memberitakan rumor Jisoo dan Sehun yang sudah beredar luas.

"Jisoo-ssi, apa rumor itu benar?" tanya salah seorang reporter pria yang membuat Jisoo menoleh, mengerut bingung di balik bucket hat yang dia kenakan.

Kilatan flash dari kamera terus menyerang mereka. Jinyoung pun merangkul Jisoo dan membawa Jisoo mendekat padanya. Dia menutupi Jisoo dari kamera reporter yang datang ke bandara dengan tubuhnya. Menghindari para reporter dan kameraman yang saling desak-desakkan mengerumuni mereka.

Jisoo mendongak menatap Jinyoung yang sedang melindunginya dengan wajah serius. Jantungnya berdebar kencang, pipinya terasa panas. Dia mencoba untuk menyembunyikan senyumannya saat melihat Jinyoung yang terlihat seksi dan hot saat sedang serius.

Di saat yang bersamaan juga, beberapa petugas keamanan bandara datang dan menghalangi media yang mencoba untuk mendekati dan mengambil gambar Jisoo secara dekat.

"Nuna!" Seorang anak kecil berusia sekitar 5 atau 6 tahun berhenti di depan Jinyoung dan Jisoo, membentangkan lengan mungilnya untuk menghentikan langkah mereka.

Jinyoung dan Jisoo pun berhenti dan menatap anak kecil itu. Jisoo tersenyum dan berjongkok menyesuaikan tinggi badannya dengan anak kecil itu. Sedangkan Jinyoung masih melindungi Jisoo dari reporter dan kameraman yang terus mencoba untuk mewawancarai dan mengambil foto Jisoo.

"Anyeong," sapa Jisoo dengan suara lembutnya.

"Nuna... aku penggemar Nuna."

Jisoo tersenyum. Tangannya terangkat dan membelai kepala anak yang mengenakan topi itu dengan lembut. "Benarkah?" tanyanya menarik kembali tangannya.

"Mm!" Anak itu mengeluarkan sebuah spidol dari saku celananya dan memberikannya pada Jisoo. "Apa Nuna boleh menggambar di topiku?"

Jisoo terkekeh saat mendengarnya. Dia menerima spidol yang diberikan oleh anak itu dan mengangguk pelan. "Tentu saja. Siapa namamu?" Dia melepaskan topi yang dikenakan anak itu, bersiap untuk menandatangani topi itu.

"Kwon Jun!"

"Kwon Jun-ie? Nama yang unik. Sebentar ya...."

Jinyoung terdiam dan tersenyum melihat interaksi antara Jisoo dan anak kecil itu. Sedangkan media dan orang-orang yang berlalu-lalang di bandara sibuk mengambil gambar dan video Jisoo yang sedang menandatangani topi milik anak kecil berumur 5 atau 6 tahun itu.

Kilatan dari flash kamera yang tidak berhenti memotret Jisoo terus menyala. Jisoo yang baru saja selesai menandatangani topi milik anak kecil bernama Kwon Jun itu menoleh dan melihat ke sumber cahaya. "Jeogiyo... apa anda bisa menghentikan flash kamera anda? Cahaya itu tidak baik untuk penglihatan anak kecil."

"Ah... nee...."

Kilatan flash kamera meredup perlahan setelah permintaan Jisoo. Mereka menuruti apa yang diminta Jisoo. Sedangkan Jinyoung fokus dengan apa yang sedang dilakukan Jisoo sekarang dengan anak kecil itu.

Setelah itu, Jisoo kembali pada anak kecil dan topi yang berada di tangannya. Dia menulis nama anak itu: Kwon Jun. Kemudian menambahkan 1 gambar lucu dan beberapa kata penyemangat. "Di mana ibumu?" tanya Jisoo yang kini sudah menutup spidol milik anak itu dan mengembalikannya.

I Still Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang