Chapter 22

409 45 12
                                    

"Jinyoung-ie... mianhaeyo!" Jisoo mencoba untuk menyesuaikan langkahnya dengan Jinyoung. 

Jinyoung menghentikan langkahnya, menoleh pada Jisoo yang sudah berada di sebelahnya. "Wae mianhae? Memangnya kau tahu kenapa aku marah padamu?"

Jisoo mengangguk. "Kamu marah karena aku mengabaikanmu bukan?"

"Iya, itu yang pertama."

Jisoo mengerut, berpikir sejenak.

"Kau memanggilku Manajer Park dan mengatakan bahwa aku adalah manajermu tadi!" Jinyoung memberitahu Jisoo langsung. 

Jisoo menahan tertawa. 

"Kenapa? Kurasa tidak ada yang lucu."

Tawa Jisoo lepas, membuat Jinyoung semakin kesal.

"Kim Jisoo!"

Jisoo mengalungkan tangannya di lengan Jinyoung, menunjukkan mata memelasnya.

Jinyoung langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. Jisoo sungguh tahu kelemahannya. Jantungnya berdebar.

"Jinyoung-ie," panggil Jisoo dengan suara imut yang dibuat-buat.

"..."

"Jinyoung-ie, sudah berapa kali aku memanggil namamu?"

"..."

"Pasti kau tidak hitung, kan?"

"..."

Mata Jinyoung tertuju pada skuter berwarna biru muda yang berada sekitar 20 meter dari tempat mereka berdiri sekarang. Jisoo yang penasaran pun ikut melihat ke arah pandang Jinyoung. Kenangan masa lalu mereka kembali terputar. 

"Kau ingat?"

"Hm?"

"Dulu kau pernah mengantarku pulang dengan skuter yang sama persis dengan skuter itu." Jisoo menunjuk ke arah skuter yang sedari tadi menjadi titik perhatian Jinyoung. "Apa skutermu itu masih ada?"

Jinyoung menggeleng pelan. "Aku sudah lama menjualnya."

"Sayang sekali."

Jinyoung berdehem setuju. Dia sedikit menyesal karena dulu menjual skuter ayahnya untuk memenuhi kebutuhan tambahannya. "Jisoo-ya."

"Akhirnya kau ingin berbicara denganku! Waeyo Jinyoung-ie?"

Jinyoung tersenyum. "Kau sesenang itu hanya karena aku memanggil namamu?"

"Mm," jawab Jisoo dengan anggukkan. 

"Aku masih kesal denganmu, kau tahu?"

Jisoo memayunkan bibirnya. 

"Aku akan memaafkanmu jika kau menuruti keinginanku."

Perasaan Jisoo mulai tidak enak. Namun dia mengangguk karena itu adalah satu-satunya cara agar Jinyoung memaafkannya dan berhenti mendiamkannya. "Baiklah...."

Jinyoung meraih tangan Jisoo, membawa Jisoo berjalan menuju tempat di mana motor skuter itu diparkirkan. "Aku ingin keliling dengan motor."

"Mwo?"

"Kita harus cari pemiliknya terlebih dahulu.... Kurasa pemiliknya akan menyewakannya pada kita."

"Apa? Naik motor?? Silheo!!"

Jisoo menarik tangannya yang ditarik oleh Jinyoung. Jinyoung ingin membonceng Jisoo dengan skuter dan berkeliling. Namun Jisoo menolak. Jisoo memiliki trauma dengan kendaraan roda 2 saat SMA kelas 3 dulu. 

I Still Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang