Chapter 49

300 32 1
                                    

Beberapa hari belakangan ini, Jinyoung banyak menghabiskan waktu di kediaman Jaebum dan Seulgi. Menceritakan bagaimana dia dan Jisoo mencoba untuk memulai semuanya dari awal pada kedua sahabatnya yang telah lama menjalin hubungan serius, yang sebentar lagi akan menikah itu. Dia terus mengulang cerita yang sama berulang-ulang, meski Jaebum dan Seulgi sudah menyuruhnya untuk berhenti karena mereka bosan mendengar cerita Jinyoung yang hanya itu-itu saja.

"Apakah kau dan Jisoo tidak ada kemajuan? Kau terus menceritakan hal yang sama pada kami berulang kali minggu ini," kata Jaebum yang datang dan menyenderkan kepala pada Seulgi yang sedang sibuk mengetik di depan laptop.

"Kami akan melakukan ini dengan pelan, dan mengikuti setiap langkah yang ada."

"Ya, kau terus mengatakan itu bulan ini. Dan kau membuat itu terdengar seperti kalian belum bercumbu sama sekali," balas Jaebum. Dia diam menatap Jinyoung beberapa saat sebelum menemukan jawaban yang tersirat dari wajah pria itu. "Ah-- Yang benar saja? Kalian berdua belum melakukan apapun?" tanyanya.

Jinyoung menunjukkan senyum sabarnya. Ingin sekali rasanya dia menyumpal sesuatu di dalam mulut Jaebum sekarang. "Langkah, demi langkah," katanya lagi, tidak yakin Jaebum mendengarkannya. Dia dan Jisoo menghabiskan setiap malam bersama, berbicara di balkon dengan pagar pemisah di antara mereka. Terkadang, mereka pergi makan, menonton, ataupun membaca buku bersama di waktu senggang. Mereka terus melakukan dan mengulang hal yang sama dalam 1 bulan ini.

"Seulgi, apa kau mendengarnya? Dia dan Jisoo-- Astaga, aku tidak percaya ini."

"Kenapa kau malah kaget? Maksudku, dia adalah Park Jinyoung. Tidak heran jika dia belum melakukan apapun."

"Jinyoung, temanku... kau sungguh harus belajar dari yang ahli. Berinisiatiflah membuat perubahan dan kemajuan. Astaga, aku sangat kasihan dengan Jisoo. Entah apa yang wanita itu lihat darimu, hingga dia membiarkanmu kembali dalam hidupnya."

"Cinta itu buta," tambah Seulgi yang sempat ikut meledek Jinyoung meski dia sedang sibuk mengatur pernikahannya.

"Kalian berdua berbicara seolah hubungan kalian bisa sampai ke tahap ini dengan cepat," balas Jinyoung balik menyerang keduanya. "Ngomong-ngomong, Jisoo menitip salam untuk kalian. Selamat atas pernikahan kalian, katanya."

"Benarkah? Wah, tolong bilangkan terima kasih dari kami pada Jisoo." Jaebum kemudian kembali membawa mereka ke topik sebelumnya. "Jinyoung, kau sungguh harus melakukan sesuatu sebelum Jisoo berubah pikiran."

"Apa maksudmu?"

"Lakukanlah sesuatu yang menunjukkan kalau kau serius dengannya! Astaga Jinyoung, 7 tahun kau melajang di Inggris sungguh membuatmu kaku dan tidak dapat berpikir ya?"

"Kami berdua sudah sepakat untuk memulai semuanya dari awal dan pelan-pelan. Kau ingat apa yang terjadi terakhir kali kami bersama, saat kami memulainya terlalu cepat?"

"Itu bukan salah kalian. Kalian hanya berada diwaktu yang tidak tepat saat itu."

Seulgi benar. Dia dan Jisoo adalah orang tepat di waktu yang salah. Dan kini, mereka kembali bersama setelah semuanya berlalu. Semoga saja kali ini adalah waktu yang tepat. "Meskipun begitu, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. 

Keduanya terdiam beberapa saat sebelum Seulgi mengatakan, "Kau diperbolehkan untuk mengajak pasangan ke pernikahan kami, kau tahu?"

Jinyoung berpikir sejenak. Itu adalah ide yang bagus. Dia bisa mengajak Jisoo untuk datang bersama ke pernikahan Jaebum dan Seulgi bulan depan. Akan tetapi, dia tidak tahu bagaimana cara untuk mengajak Jisoo nantinya. Dia tidak pernah melakukan ini sebelumnya.

***

Beberapa hari berlalu dengan cepat. Malam ini, mereka makan malam di restoran mewah. Dan seperti biasa, melakukan percakapan ringan untuk mengisi suasana.

I Still Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang