Chapter 29

265 34 4
                                    

Sehun menyesap kopinya setelah Junmyeon tiba dan duduk berhadapan dengannya sekarang setelah menunggu lebih dari 10 menit.

Junmyeon memutar lengannya, melihat jam tangan mewah yang melingkar di pergelangan tangannya. Setelah itu, dia beralih menatap Sehun yang duduk menyilangkan kaki di depannya. Junmyeon tidak begitu menyukai gaya Sehun saat bersikap seperti bos di depannya meski dia dan Sehun sudah lama mengenal dan Sehun adalah tunangan adiknya.

"Maaf menganggu waktu sibukmu, Hyung." Sehun meletakkan cangkir kopinya di atas saucer plate. Mata elangnya kemudian menatap Junmyeon. Dia tersenyum. "Aku tidak akan bertele-tele dan langsung saja mulai ke intinya."

Junmyeon mengangguk setuju. "Ya, silahkan. Apa yang ingin kau bicarakan denganku?"

"Sebelum aku mulai, aku ingin bertanya terlebih dahulu," katanya, dan Junmyeon menunggu. Sehun membenarkan posisi duduknya. "Apa kau tahu apa yang sedang direncanakan oleh ibumu, Hyung?"

"Apa?"

"Ah... kurasa kau belum tahu ya, kalau ibumu sedang mengurus pembatalan pertunangan dengan Jisoo."

"Apa?" beo Junmyeon sekali lagi, dan Sehun tertawa pelan.

"Kurasa kau memang tidak tahu apa-apa."

"Sebentar, apa maksudmu, Sehun? Pembatalan pertunangan? Bagaimana bisa?"

Sehun mengendikkan bahunya. "Aku juga tidak tahu. Aku dan Jisoo keluar tadi malam dan Jisoo memberitahuku itu. Aku juga sama kagetnya denganmu. Hyung, kau tahu? Aku merasa dikhianati." Sehun memasang ekspresi kecewanya, dan Junmyeon berpikir sejenak. "Hyung," panggilnya lagi. "Apa kau tahu siapa manajer-- maksudku kekasih Jisoo sekarang?"

"Park Jinyoung?"

Sehun mengangguk pelan. "Benar sekali. Maksudku, apa kau tahu siapa Park Jinyoung sebenarnya?" tanyanya dan Junmyeon mengerut bingung. "Aku yakin kau kaget jika kau mengetahui siapa Park Jinyoung sebenarnya."

"Sebenarnya apa maksudmu, Sehun?"

Sehun tersenyum. Senyum yang sulit untuk diartikan. Dia kemudian mengambil map coklat yang berada di sebelahnya, kemudian memberinya pada Junmyeon. 

Junmyeon menatap map itu, kemudian beralih menatap Sehun. Dengan ragu, dia menerima map itu.

***

"Cut!" teriak sang sutradara berseru.

Hari pertama syuting film berjalan dengan baik, seperti yang diharapkan. Para aktor saling membungkuk berterima kasih dan memuji kerja keras satu sama lain dan tidak lupa juga berterima kasih dan menyemangati para staff. 

Jinyoung berjalan menghampiri Jisoo dan menyelimuti Jisoo dengan selimut yang dia bawa. Cuaca hari ini lumayan dingin karena sekarang sudah akan memasuki musim dingin. Pakaian yang dipakai Jisoo hari ini juga tidak begitu hangat, sehingga dia harus mengenakan selimut untuk menghangatkan badannya. 

Jisoo duduk di kursi lipatnya. Dan Jinyoung memberi Jisoo hotpack yang dia dapatkan dari salah seorang staff. Jisoo mengenggam hotpack itu, menoleh dan tersenyum pada Jinyoung. "Terima kasih."

Jinyoung membalas senyuman Jisoo dan mengangguk pelan. 

Jinyoung tidak banyak berbicara akhir-akhir ini, dan itu membuat Jisoo overthinking. "Jie--"

"Jisoo-nim."

Keduanya menoleh pada seorang staff yang berlari kecil menghampiri mereka. Staff itu memberitahu Jisoo bahwa ada penggemar yang mengirim truk makanan untuknya. 

I Still Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang