Chapter 11

331 43 11
                                    

Malamnya sebelum tidur, Jinyoung mengecek email-nya setelah membaca beberapa lembar kertas mengenai Jisoo. Dia benar-benar harus mengenal dan mengetahui Jisoo lebih dalam. Setelah sudah membuat kesalahan dengan membeli es krim rasa mangga yang tidak Jisoo sukai beberapa jam lalu. Tadi dia baru saja membaca tentang apa makanan yang Jisoo sukai. Belum sampai makanan yang tidak Jisoo sukai, seperti mangga.

Dahinya mengerut saat melihat email yang dia dapatkan. "Pemotretan majalah besok, jam 10 pagi?" Jinyoung melihat jam yang tertera di layar laptop bagian pojok bawah. Sekarang sudah jam 11 malam, dan Jinyoung yakin Jisoo belum tahu jadwal mendadak ini. "Apa dia sudah tidur?" Jinyoung mengambil ponsel yang berada di atas meja dan mencari nomor Jisoo. Jari jempolnya tertahan saat akan menekan dan menelepon Jisoo. "Bagaimana kalau dia ternyata sudah tidur dan aku menganggu tidurnya?" Jinyoung menarik kembali jari jempolnya dan beralih ke aplikasi pesan.

Jinyoung mengetik, menyusun huruf-huruf yang ada di keyboard ponselnya membentuk kata-kata dan kalimat. Saat ingin menekan tombol kirim, Jinyoung membaca kembali pesan yang dia ketik dan memikirkannya sekali lagi. Jinyoung menggelengkan kepalanya dan menghapus pesan yang sudah dia ketik. Kemudian mengetik lagi pesan yang intinya sama, dengan kalimat yang berbeda--lalu menghapusnya lagi. Begitu terus selanjutnya hingga dia mengusap rambutnya kasar, bingung apa yang harus dia ketik dan kirimkan pada Jisoo. Padahal, dia hanya ingin memberitahu Jisoo, kalau ada jadwal mendadak besok pagi.

Di unit apartemen sebelah...

Jisoo menghela nafasnya panjang dan menggelengkan kepalanya melihat Jennie yang terus meracau meski matanya sudah tertutup. "Ya, Kim Jennie." Jisoo melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Jennie.

Jisoo berdiri dari duduknya dan mengambil botol wine yang tersisa setengah dan gelas wine yang kotor. Jisoo membawa kedua benda itu pergi dan berhenti di bar mini. Jisoo menyimpan wine itu ke tempat asal, kemudian kembali melanjutkan langkahnya menuju dapur. Jisoo menyalakan keran air washtafel dan mencuci gelas itu.

Jisoo tidak minum malam ini, dan biasanya. Karena dia tidak kuat minum dan cepat mengantuk meski baru menyesap sedikit saja.

Setelah selesai, dia kembali ke ruang tengah dan membopong Jennie masuk ke dalam kamarnya, meski sulit karena Jennie lumayan berat. Jisoo melempar Jennie ke atas ranjang dan mengambil nafas yang panjang. "Ya, kau berat sekali! Aku seperti sedang membopong beruang."

Jennie tidak membalas. Dia masih meracau tidak jelas.

Jisoo membenarkan posisi tidur Jennie dan menyelimuti sahabatnya itu. "Menyusahkan saja." Jisoo duduk di atas ranjang dan menyelimuti kakinya dengan selimut, menyenderkan kepala di kepala ranjang sambil memikirkan sesuatu.

Jisoo sedang memikirkan cara untuk membuat Jinyoung jatuh padanya. Ya, itu adalah langkah pertama yang harus dia lakukan. Membuat Jinyoung merasakan apa yang dia rasakan 10 tahun yang lalu, yaitu jatuh cinta. Kemudian mengembalikan apa yang Jinyoung katakan, menyakiti perasaannya. "Apa ini akan berhasil?" Jisoo agak sedikit ragu, tapi dia sangat-sangat yakin ini akan berhasil. Mengingat dirinya adalah Kim Jisoo, yang dicintai oleh ratusan ribu--jutaan orang di luar sana.

Ponsel yang berada di atas nakas menyala dan bergetar, menarik perhatian Jisoo untuk mengeceknya. Jisoo mengambil benda pipih itu dan langsung tersenyum saat melihat nama si pengirim pesan. "Panjang umur." Dahinya mengerut saat membaca pesan singkat Jinyoung yang menanyakan, apakah dirinya sudah tidur.

I Still Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang