Akhirnya bisa update untuk kalian
Maaf untuk pembaca yang menunggu 'TarZhan dan Payback'
Untuk sementara dua judul tersebut masih belum bisa aku lanjutkan dalam waktu dekatSebagai gantinya
Aku akan publish cerita baru masih bertema YiZhanDeskripsi lengkapnya ada di bagian bawah dari cerita ini
Happy Reading
😘
Keesokan harinya aku terbangun seperti biasa seolah kemarin tidak terjadi apapun. Aku terdiam di atas ranjangku sejenak, memikirkan kejadian yang hampir merenggut nyawaku. Aku sedikit mengeram kesal betapa keterluan orang-orang di sana yang hanya menertawaiku kala aku hampir mati tenggelam.
Aku mengingat perkataan Luhan semalam. Kalau Yibo lah yang langsung melompat ke kolam renang untuk menolongku dan memberikan napas buatan padaku, sungguh diluar dugaan ku.
Aku sempat tidak mempercainya, mengingat bagaimana perbuatannya selama ini padaku, aku pun sudah terlanjur membencinya tapi dia sudah menyelamatkan nyawaku.
Aku harus berterimakasih padanya.
Tanpa sadar jariku terangkat dan menyentuh bibirku. sambil menatap pantulan diriku di cermin meja, akhirnya aku pun menyadari sesuatu yang telah terjadi. Niat semula ingin berterimakasih kini berganti menjadi sesal mengingat bagaimana bibirnya bertemu dengan milikku. "Brengsek ...bajingan licik!! Pencuri!!" teriakku mengusap kasar bibirku.
Dia mencuri ciuman pertamaku. Sialan.
"Pagi, Zhan!!" sapa Luhan mengejutkanku yang langsung masuk ke dalam kamarku dengan adikku di belakangnya.
"Apa kamu baik baik saja?" tanyanya penuh khawatir melangkah mendekati ranjangku.
"Ya ... aku baik baik saja ...." jawab ku cepat. Walau Luhan sudah biasa mondar mandir ke dalam rumahku, seolah rumah ini juga miliknya tapi cukup aneh jika dia tiba tiba datang kesini.
"Hei, kau belum bersiap-siap?" tanya nya kembali heran menatapku.
"Ha? bersiap-siap, untuk apa??" tanya ku balik menatap bingung ke arahnya. Hari ini adalah hari sabtu, dimana sekolah libur. jika mungkin Luhan lupa.
"Come on ... kita akan bersepeda di luar," ucapnya dan seketika wajahku berubah
"Jangan menyiksa dirimu dengan mengurung diri didalam kamar, kulitmu butuh cahaya matahari!!" katanya sambil menarik tubuhku ke dalam kamar mandi.
Luhan mengajakku bersepeda hari ini di taman. Kami hanya mengelilingi taman sebentar dan berhenti menikmati es krim favorit kami setelah kita merasa lelah. Dia benar. Ini menyenangkan, kataku dalam hati.
"Hm ... Zhan, bagaimana menurutmu soal Yibo?" tanya Luhan tiba-tiba. Aku langsung kehilangan mood saat Luhan menyebut namanya.
"Yeah, dia ...." kataku terbata bingung harus merespon apa, teman dekatku dengan musuh bebuyutanku.
"Aku berpacaran dengannya!!" Luhan berujar gembira.
Kali ini aku diam, aku sudah tahu mereka ada hubungan spesial, tapi mendengar langsung ucapannya aku benar kehilangan kata-kata. Bibirku menjadi kelu hanya sekedar mengucapkan selamat atas hubungan baru nya, ada rasa yang menganjal.
"Zhan?? kau tidak senang??" tanya Luhan yang berhasil membaca dari raut wajahku."Katakan sesuatu jangan diam saja!"
"Entah lah, Lu ... mengapa harus Yibo?"