Perkelahian

2.4K 292 16
                                    

Apa yang terjadi. Aku mengerjap beberapa kali melihat Yibo dan Kai saling melempar kata makian, dan setelah perdebatan tak penting mereka di cafe sekarang aku malah berada di sini. Di taman dekat apartemen Yibo. Tujuanku hanya ingin belajar dan segera lulus dari SMA dan hidup bebas tanpa pernah bertemu dengan anak anak biang onar seperti mereka.

"Kita duel!!" Kai menantang.

"Berisik. Mau duel apa?" Yibo menyahut tak kalah lantang.

Aku melirik jam tanganku. Ini hampir tengah hari. Dan seminggu lagi aku ujian. Aku belum belajar sama sekali. Aku merangkak  pergi dari sana karena aku merasa ini buang-buang waktu saja.

Buag!!!

Aku terkejut bukan main. Kai terlempar jatuh di depanku. Aku menoleh ke belakng dan melihat Yibo yang sedang dikereyok anak buah Kai. Di dalam pandanganku aku seperti sedang melihat beruang dengan beberapa kera yang berkelahi. Yibo buas dan liar. Aku pernah dengar Yibo pernah menjadi wakil judo dari sekolah kita, dan tanpa alasan yang jelas ia memutuskan berhenti saat dia mengenal Kris dan kawan-kawannya. Mungkin baginya berlatih secara langsung dengan korban bullynya sudah cukup.

"Jangan pernah menganggu si cupu!!" katanya melirik kearahku. Aku ketakutan bukan main. Dia memang monster.

Aku berusaha bangkit dan lari tapi salah seorang anak buah Kai lebih cepat. Ia mengambil sebilah kayu dan berniat melukaiku. Aku berteriak dan memejamkan mata. Saat kukira kayu itu hampir telak mendarat di kepalaku aku berpikir mengapa sangat hening. Aku membuka mata ku kembali dan melihat sosok besar sudah berdiri hadapanku. Wang Yibo. Dia mengunci lengan Anak buah Kai dengan salah satu jurus judonya membuat anak buah Kai meringis kesakitan.

"Sialan!!"

"Sudah kubilang jauhi cupu!!"
Auman Yibo membuatku ikut bergidik. Disusul bunyi krak dari tangan anak buah Kai yang membuatnya pingsan seketika.

"Sialan kau Yibo!!"

Aku melihat Kai bangkit mengeluarkan pisau lipat yang sebelumnya ia sembunyikan. Kai berlari cepat ke arah sisi Yibo yang masih memberi pukulan pada dua anak buah Kai yang lain.

Gawat. Aku tahu Yibo akan terluka jika tertusuk. Entah apa yang merasukiku aku pun bangkit mengambil tasku dan bersiap dengan gerakan lempar cakraw yang diajarkan sekolah dan melemparnya ke arah Kai. Yibo baru menyadari Aku melindunginya saat mendengar bunyi keras dari arah samping dan melihat tubuh Kai tak sadarkan diri.

Anak buah Kai yang lain mulai takut dan membawa tubuh Kai dan menolong temannya yang terluka menjauhi Yibo dan Aku. Yibo mengambil tasku dan menghampiriku.

"Kau tidak apa?" tanyanya.

Aku mengangguk.

Kami terdiam saling berpandangan. Ini pengalaman pertamaku melukai seseorang, untuk apa? membantu Yibo. Luarbiasa aku menyelamatkan seseorang yang aku benci.

Yibo tertawa. Aku merengut. "Kamusmu yang tak berguna itu akhirnya berguna juga ... hahha!!" ucapnya tertawa lagi memegangi perutnya.

"Sudah lah, jangan meledek, tanpa itu bisa saja Kai menusukmu tadi."

Yibo tersenyum.

"Ohh! apa sekarang kau khawatir padaku?"

Aku mengecap lidahku.
"Ish, siapa yang perduli? justru aku malah terbebas menjadi babumu!"

Dalam hati aku aku bersyukur tidak terjadi apa-apa dengannya. Yibo hanya tersenyum. "Mengapa kau senang berkelahi sendirian? apa kau senang terlihat hebat berhasil mengalahkan mereka semua?" tanyaku penasaran.

"Kau bisa saja terluka parah dan tidak ada orang yang membantumu. Apa kamu melakukannya untuk terlihat hebat?" lanjutku setengah berteriak.

Yibo melihat ke arah lain sambil mengusap bibirnya menggunakan ibu jarinya saat aku terengah-engah mengendalikan napasku.

"Sudah, ini semua masalah yang kumulai, jadi aku harus menyelesaikannya, sebaiknya kau jangan dekat denganku!"

"Mungkin nanti Kai akan mengira kita cukup dekat  dan akan mengincarmu!"

Aku tertegun. Apa Yibo baru saja mencemaskan diriku? Apa ini alasan nya mengapa ia tidak pernah mengajak teman-temannya? ia takut temannya terluka karena masalahnya sendiri? Betapa bodoh nya si Yibo ini.

Aku merasa salut dan kesal padanya hingga tak bisa mengendalikan tanganku untuk tidak memukulinya. "Salahmu menggoda pacarnya!"

"Ck! Wanita sial itu yang mendekatiku saat aku di club dan diam-diam memotretku."

"Lalu mengapa kau tidak menjelaskan padanya sejak awal?"

Yibo menyeringai percaya diri. "Seorang pria tidak akan melarikan diri dari pertarungan!"

What? Aku tidak percaya omong kosong yang kudengar. Yibo dan prinsip bodohnya. Apa ada manusia seperti ini. Kurasa Tuhan memang adil Yibo terlahir tampan, cerdas dan kuat tapi dia sangat polos.

Aku tersenyum dengan pemikiranku.

"Kau menertawaiku, ya?" tuduh Yibo menunjuk wajahku.

"Tidakk~" elak ku tapi aku tidak bisa menghentikan suara tawaku.

"Kau benar-benar menertawaiku, kan??!" sungut Yibo yang justru malah terlihat imut dimataku.

Aku menggeleng cepat sambil membuat gerakan dengan tangan kananku yang menandakan bahwa aku tak menertawakannya.

Yibo merapikan rambutnya yang acak-acakan akibat perkelahian tadi. Caranya menyapu rambutnya ke belakang membuatku hampir pingsan, karena ketampanannya makin berkilau.

"Kau menatapku?" Yibo memergokiku, aku jadi salah tingkah berpura-pura melihat ke atas.

"Langit sudah mendung. Ayo kita pulang!" ajakku, berusaha menghindar dari tatapan Yibo yang menyelidikiku seperti detektif Conan.

"Tentu, ayo kita pulang! Kau harus belajar bersamaku, bukan? Jangan coba menghindar dari ini!"

Huft. Aku mengangguk pasrah.






Tbc




My Lovely Enemy (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang