2. Persepakatan

11.1K 505 3
                                    

Prolog
Muhammad Azmi Hermansyah adalah anak dari sahabat mamanya Rara yaitu tante Lita dan om Herman. Dia lulusan terbaik di salah satu persantren. Azmi memiliki wajah keturunan Arab dari papanya. Hidung mancung, badan tinggi alis tebel dan kulitnya putih.

Lanjut~

Rara masih tidak percaya dengan perkataan mamahnya.

"Apa kamu setuju? " Ujar papah.

Rara mencoba mencari alasan untuk menolak perjodohan ini

"Bukanya saya tidak setuju pah, Rara masih 17 th dan Rara masih ingin kuliah" Jawab Rara.

"Ya nanti habis nikah masih bisa kuliah, Azmi anak baik loh, ganteng juga, baik sopan, dan dia lulusan terbaik di persantren, yang pastinya sholeh" Ujar mama.

Tiba-tiba hp Rara bergetar dan ada panggilan masuk. Ternyata itu dari kakaknya Candra yang sedang berkuliah di luar negeri. Rara pun langsung meminta izin untuk mengangkat telepon dari kakak tersayangnya.

"Siapa tu ra? " Ujar tante Lita.

" Kak Candra. Rara mau angkat telepon dari kak Candra dulu ya.. Permisi " Jawab Rara.

Tanpa menunggu jawabnya dari mereka Rara langsung pergi ke halaman rumah untuk mengangkat telepon dari kakaknya.

Rara duduk di bangku taman di dekat kolam renang, dan menjawab telepon dari kakaknya.

Di telepon 📞
" Assalamu'alaikum Rara " Suara kakaknya terdengar begitu nyaring.

"Waalaikumsalam" Jawab Rara.

"Ra? Kamu gak papa kan? Kok suara kamu kayak kesel gitu? Ada apa ra? " Ujar kak Candra.

"Hmm.. Itu kak adek kesel sama mama, bisa bisanya adek di jodohin sama anaknya tante Lita, kan adek gak suka. Adek tu mo cari cowo sendiri yang kayak kakak" Jawab Rara dengan nada kesel.

"Owh gitu... " Ujar kakaknya

Belum selesai Rara sudah memotong pembicaraan

"Jangan -jangan kak canda sudah tau tentang ini? " Tanya Rara.

"I-iya raa... Maaf ya ra.. Sebenarnya kakak udah tau tentang semua ini.. Menurut kak Candra, Azmi tu baik, bisa membimbing kamu dek, " Jawab kak Candra.

"Yaa tapi gak gini juga kak" Ujar Rara.

"Di coba aja dulu ra.. Kalau pas lanjut kalau gak ya.. Skip, kan katanya Rara mau banggain papah mamah? " Tanya kak Candra.

"I-iya sih.. Tapi.. Gak gini jugaa " Ujar Rara.

" Iya bener ra, ini terlalu cepat buat kamu.. Tapi gak salah juga dicoba " Jawab kak Candra.

"Hmm.. Yaudah deh kak" Ujar Rara.

"Udah dulu ya ra.. Ada urusan nih yang harus di kerjakan, kamu baik-baik di sananya! " Kak Candra.

"Okeh kak makasih yaa.. " Jawab Rara.

"assalamu'alaikum" Ujar kakak Candra.

"Wa'alaikumus Salam" Jawab Rara.

Mamah Rara sudah tau kalau Rara hanya bisa dibujuk oleh kakaknya. Jadi, mamah Rara sudah membicarakan tentang perjodohan ini kepada kak Candra dan meminta pendapatnya. Mamah Rara juga meminta kak Candra untuk membantu membujuk Rara agar mau menerima perjodohan ini.

Lanjut~

Rara berdiri dari bangku dan berjalan kembali menuju ruang tamu, dan Rara kembali duduk di sofa.

Mamah Rara langsung menanyakan tentang perjodohan " Gimana ra? Di Terima? " Ujar mamah.

Tanpa di pikir, Rara mempunyai ide untuk menunda perjalanan ini.

"Okeh, Rara Terima" Jawab Rara.

Sontak mamah, papah, om Herman, dan tante Lita. Menjadi "alhamdulillah" Dengan kompak.

" Tapi.. Ada syaratnya " Ujar Rara.

"Apa itu? " Jawab tante Lita.

"Syarat pertama, Rara mau nikah kalau kak Candra sudah menikah, karna pamali seorang adek melompati kakaknya. Kedua jangan sampai orang lain tau soal perjodohan ini sebelum Rara sendiri yang ngomong apa lagi sahabat Rara. Gimana Azmi sanggup? " Ujar Rara.

"InsyaAllah saya sanggup ra" Jawab Azmi.

"Apa itu gak berlebihan ra? " Tanya papah Rara.

"Enggak kok pah" Jawab Rara.

"Okeh kalau begitu. Jadi mulai sekarang kalian gak usah malu malu. Yaa" Ujar mamah Rara.

Azmi dan Rara hanya mengangguk kan kepala.

Idihh buat apa Malu-mulu, liat aja apa dia sanggup~ batin Rara.

"Okeh, sekarang kalian tukeran nomer HP" Ujar om Herman.

"Hm.. Tante Lita udah punya nomer aku kan? Kirim aja nomer aku. Ini sudah kan tidak ada yang perluh di omongin? Karna besok ada ulangan Matematika jadi Rara mau belajar." Jawab Rara dengan to the point.

"i-iya" Jawab tante Lita.

Rara pun berdiri lalu berjalan menuju kamarnya dengan wajah kesal.

"Maaf ya, nak Azmi. Rara emang gitu anaknya dingin dan to the point, jadi kamu harus sabar sama Rara. " Ujar papah Rara.

"Baik om. InsyaAllah Azmi bisa merubah sikapnya"
Jawab Azmi.

"baik lah, kita pamit dulu ya Ros" Ujar tante Lita.

(Rossa adalah nama mamahnya Rara)

"Oh yaudah, hati hati ya kalian" Jawab mamah.

"Wassalamu'alaikum" Ujar om Herman, tante Lita dan Azmi.

"Wa'alaikumus Salam" Jawab papah dan mamah Rara.

Dikamar Rara pun untuk menenangkan hati dan pikiranya. Rara pun tidak keluar dari kamarnya dari semalem sampai ke esokan harinya.

Makasih yaa udah baca, semoga kalian suka.

Maaf kalau giman gimana ini cerita pertamaku🖤

SANTRI PILIHAN ORANG TUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang