Udah modern!

77 20 3
                                    


- Happy reading -

"Zea .." suara yang Zea kenal terdengar memanggilnya dari belakang. Bino dengan tas ransel hitamnya berlari menghampiri gadis dengan earphone di telinganya tersebut.

Zea memang biasa begitu. Karena berangkat sekolah dengan jalan kaki, jadi dia selalu menyumpal telinganya dengan earphone, walaupun tidak keduanya. Zea menyisakan satu telinga tanpa musik.

"hm?" alis gadis tersebut naik sambil menoleh reflek. Earphone yang memang hanya satu itu ia lepas untuk memudahkan mendengar. Siapa tau penting.

"gue minta maaf soal kemarin, jadi bikin lo ga nyaman .."

"oh .." respon Zea ringan.

"gapapa .. lagian mama gue juga kompor .." imbuhnya lagi menatap koridor.

"gue takut aja lo ngejauh gara-gara mama .."

"ya enggak lah, childish banget .." kekehnya sok dewasa. Padahal sifat asli Zea salah satunya itu, kekanak-kanakan. Cuma ga sadar aja.

"nanti siang biar gue yang anter aja, gimana? Anggaplah permohonan maaf .."

"ga usah deh Bin .. lo jadi harus muter .."

"gapapa .."

"enggak deh, makasi tawarannya .."

Sebenarnya mau aja. Zea jadi tidak perlu capek-capek jalan panas dari sekolah sampai rumah. Tidak terlalu jauh memang, tapi namanya penat setelah belajar. Siap sih yang gamau ditebengin motor?

Tapi lagi-lagi Zea harus mikir dua kali. Kalau mama lihat, yang ada di grup ibu-ibu rempong kemarin bakalan heboh. Atau kalau tidak, setiap salah satu dari mereka bertemu Zea, pasti membahas Bino.

Gue pengalaman sama anaknya Bu Alvin, untung dah pindah!

Akhirnya Bino mengiyakan tolakan 'halus' Zea yang sepertinya benar-benar tidak mau. Ga enak juga kalau maksa orang, walaupun niatnya baik.

Kriiiinggggg ..

Bel berbunyi pertanda apel hari Senin seperti biasa akan dimulai. Semua siswa berbondong-bondong menuju lapangan dengan topi abu SMA di kepala mereka. Sebenarnya malas, tapi ya sudahlah, daripada dipanggil BK.

Mama bakal ngoceh sana sini. Gue juga gatahan sama malunya.

Zea mengambil posisi dibagian hampir masuk barisan belakang. Postur tubuhnya cukup tinggi, tidak terlalu pendek untuk ukuran anak perempuan pada umumnya. Tapi tetap lebih pendek dari Bino.

Selesai upacara, ia mengikuti sekolah seperti pada biasa. Belajar, istirahat, belajar lagi dan akhirnya pulang.

Gadis yang rambutnya tergerai panjang dengan poni rapi itu memasukkan buku-bukunya ke dalam tas sekolah. Langkah kaki Zea menuntunnya menuruni tangga pendek gedung depan dan membawanya pulang.

Mau chatan sama Kak Janu ..

"adek pulang .." salam gadis itu sambil kembali menutup pintu dibelakangnya.

"makan, dek .."

"iya .."

Pintu ruangan lain ia buka dan segera merebahkan badannya di kasur. Kalau sudah hari Senin, rasanya badan remuk semua. Padahal jam pelajaran dengan hari lainnya sama, tapi seperti penuh dan padat.

Sejuk ruangan tidur Zea memberinya sedikit energi positif. Terik matahari tadi benar-benar mengganggu. Beruntung Zea orang yang rajin pakai lotion. Setidak-tidaknya punya pacar, paling tidak dirinya terlihat terurus.

Loveable (Sinhope)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang