Ga salah.

50 16 5
                                    


- Happy reading -

Zea menaikkan resleting jaketnya dan mulai mengenakan helm. Ia masukkan dompet dan ponsel kedalam slipper bag kemudian pergi menuju motor.

"adek mau kemana?" Mama bertanya saat tangan masih asik memegang ponsel yang tertempel di telinga.

"mau nyari angin .. jenuh .." balas Zea sekenanya lalu melajukan motor dengan baik.

Mama gatau aja kalau anaknya habis mewek lagi.

Sore menjelang malam keadaan jalan cukup ramai. Mungkin karena jam-jam orang pulang kerja, jadi saling betrok dengan kepergian Zea kali ini. 18.22.

Sesampainya di rumah Intan, Zea memarkirkan motornya di halaman depan. Bukan rumah yang mewah, tapi paling tidak ada tempat parkir bagus yang tidak sembarangan dan mengganggu jalan.

Ada empat sampai lima motor yang sudah terparkir. Mungkin teman Intan yang lain atau kerabat yang datang. Karena tidak mungkin geng Aprilia akan hadir meskipun diundang.

Ia melepas jaketnya dan melipat asal benda hangat itu. Zea membuka jok motornya kemudian memasukkan jaket tersebut dengan baik. Kalau dibawa masuk ke dalam takut repot harus bawa ini itu.

Saat dirinya hendak berbalik, ada satu motor lagi yang datang. Parkirnya bukan di sebelah Zea, tapi disisi lain yang bisa dengan jelas gadis tersebut lihat.

Entah keinginan dari mana, Zea menunggu lelaki itu. Ya, pengemudinya lelaki dengan kaca helm gelap yang menarik perhatian gadis tersebut. Tumben. Biasanya bodoamat.

Zea pura-pura sibuk dengan tasnya untuk terlihat tidak menganggur, padahal tidak ada apapun yang perlu dibenahi. Hingga ketika lelaki itu membuka helmnya, BOOMM!!

Kak Janu?

Mata Zea membulat kaget. Lelaki itu membuka sarung tangan hitamnya dan menyisir asal rambut acaknya dengan tangan.

I-itu Kak Janu?!!

Otomatis Zea mendekat dan langsung menyapa, "Kak Janu .." panggilnya yang tak mendapat respon apapun.

Ia sentuh pelan lelaki itu menarik lengannya agar mau menoleh, paling tidak ia melihat keberadaan Zea disini.

"Kak Janu, kok tiap Zea ajak keluar gamau? Jawab chat juga ga secepet dulu .. kakak ilfeel, ya?" tembaknya langsung yang keluar tiba-tiba dari mulut Zea. Dalam pikiran gadis itu, Janu ilfeel. Hanya itu.

"eh? lo siapa?!" tampak bingung dengan alis yang mengerut.

"Zea kak .. ini Zea,, masa lupa, sih?"

Gamungkin lupa lah. Tiap kemana-mana send foto dulu. Dia beneran ilfeel kali, ya? Padahal Zea suka sama Kak Janu, tapi kok dianya gtu?

"Zea siapa anjir??!" mukanya keliatan nyebelin. Ga kayak Janu yang Zea temuin waktu dia ulangtahun kemarin.

"eh bentar,, kayaknya gue pernah liat muka lo .."

"ya pernah lah kak .. Ini Zea .. Zea Arabella yang kakak kasi hiasan meja pas ulangtahun itu .."

"heh! Sembarangan banget kalau ngomong .. gue tau lo ulangtahun aja kagak .."

"Ih Kak Janu .."

"bentar!! Gue mau nginget muka lu! Diem dulu bisa gak sih?!"

"Zea kak .. ya ampunnn .."

"Zea siapa sih anjirrr!! Gue ga pernah kenal namanya Zea .. oh ya!" lelaki yang mengaku 'tidak kenal' dengan Zea itu memetik jarinya tanda bahwa dia sudah ingat. Memang harusnya inget lah!

Loveable (Sinhope)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang