Mama egois!!

52 14 4
                                    


- Happy reading -

Tok tok tok ..

Suara ketukan mengalihkan kepala Zea. Itu mama, diluar mama sedang menunggunya untuk membuka pintu.

"kenapa, ma?" wajahnya tampak baik-baik saja walaupun habis menangis. Karena nangisnya Zea kali ini nangis bercanda. Ga kayak nangis dia kalau nangisin mama.

"adek ada uang ga?"

Ya Tuhan, baru diomongin.

"gaada ma .." jawab Zea seperti biasanya.

"masa ga punya tabungan?"

"buat apa emang?"

"Om Dani mau minjem, katanya minggu depan di balikin kok .."

"ma .. berapa kali mama bilang minjem uang tapi ujung-ujungnya ga dibalikin?"

"loh, kan mama udah pernah bilang, minta aja uangnya .."

"ga bisa ma .. Zea ga bisa minta uang mama gitu aja .."

"ya kalau adek ga minta, ga bakal mama kasi .."

"ih, kok mama gitu sih? Mama gaada inisiatif buat balikin sebelum Zea minta? Kalaupun Zea minta juga pasti mama bilangnya gaada .."

Alisnya mengerut tidak suka. Kenapa mama jadi gini? Hati Zea sejak di halte tadi udah ga enak, ditambah kenyataan bahwa Janu tidak memprioritaskannya lagi karena ada orang lain. Ini benar-benar runyam.

"Intinya adek ada uang ga?" nada bicara mama mulai ketus.

"gaada, ma .. uang Zea udah mama pake buat jalan-jalan semua .. Zea malah sampe ga dapet sama sekali jatah Zea .. sekalinya nyimpen, mama pinjem, kayak gitu terus .. trus gunanya Zea kerja apa kalau Zea masih belum bisa beli yang Zea mau .."

"apa sih dek? Mama kan muma pinjem uang .. kamu kalau mau beli-beli juga tinggal beli aja .. mama ga ngelarang .."

"tapi uangnya ga cukup ma .. uangnya gabisa dipake beli karena habis mama pake yang gatau buat apa aja .. katanya bakalan di ganti sama Dani-Dani gajelas wujudnya itu .. malah sekarang dia yang minjem .. mama sadar ga sih? Mama tu dimanfaatin .. dia cuma mau uang mama yang sebenarnya itu uangnya Zea .. mau aja dibodohin .."

"berani ya sekarang ngelawan mamanya gitu?"

"bukan ngelawan ma .. Zea capek .. mama ga pernah ngerasain susahnya kerja kayak Zea sampe harus bagi waktu sama sekolah tapi ujung-ujungnya habis tiba-tiba padahal Zea aja belum make .. mama ga tau rasanya .."

"ngerasain kok .. mama kemarin juga jualan, itu kamu bilang mama ngabisini uang kamu?!"

"tapi mama ga pernah ngasi apa yang Zea mau .. selalu bilangnya gaada uang-gaada uang, padahal dirinya sendiri foya-foya kemana-mana .. MAMA EGOIS TAU!! MAMA GA PERNAH MIKIRIN PERASAANNYA ZEA!!"

Plakkkk!!

"SIAPA YANG NGAJARIN NGEBENTAK ORANG TUA KAYAK GITU?!!!"

Mendadak suasana sunyi. Awalnya suara tetangga-tetangga masih terdengar berbincang ria walaupun teredam hujan deras diluar sana, kini hanya suara jatuhan air yang tanpa ampun membasahi bumi.

Zea memegang bekas tamparan yang selama delapan belas tahun tak pernah ia dapatkan dari siapapun. Nafasnya menderu menahan sesak dada yang hampir mencuat membuat dirinya susah bernafas. Wajah Zea merah padam.

"KAMU MAKIN GEDE BUKANNYA MAKIN NURUT MALAH MAKIN DURHAKA SAMA MAMANYA!" oceh mama bertolak pinggang di depan Zea dengan suara melengking. Siapapun yang mendengar pasti akan ikut merinding walau tidak ikut andil di dalamnya.

"MAMA ITU CAPEK NYARI UANG BUAT BAYAR KOS, KAMU DISURUH SABAR DIKIT AJA GA BISA!!" bentak mama menggebu. Mama tampak sama marahnya kali ini.

"KURANG SABAR APA ZEA NGADEPIN MAMA?! DIKIRA ZEA GA PENGEN JALAN-JALAN? DIKIRA ZEA GA PENGEN BELANJA-BELANJA? DIKIRA ZE GA PENGEN APA YANG MAMA LAKUIN KEMARIN-KEMARIN?!" air mata mengalir deras dipipinya. Zea sudah cukup lelah memendam semuanya. Ketika ada kesempatan seperti, emosinya meluap.

"KALAU PENGEN YA TINGGAL BILANG!"

Suara mama dinaikkan. Seperti yang lalu-lalu, mama memang bukan orang yang mau disalahkan. Selalu memutar balikkan fakta seolah-olah semua yang mama lakukan benar.

"KAMU KALAU PENGEN YA TINGGAL BILANG KE MAMA! MAMA MANA TAU KAMU MAUNYA APA! GA USAH KAYAK ANAK KECIL!"

"MAMA YANG JANGAN KAYAK ANAK KECIL! ZEA GA BERANI MINTA KARENA APA? KARENA ZEA MIKIR PENDAPATAN MAMA PERHARINYA BERAPA! CUKUP ATAU ENGGAK BUAT ZEA YANG PENGEN HAL GA PENTING KAYAK GITU. TAPI MAMA KENAPA GA PERNAH MIKIRIN ZEA?! ZEA CAPEK MENDEM BEGINIAN SELAMA INI MA! ZEA GA PUNYA TEMEN CERITA. MENDING SEKALIAN ZEA NGEKOS SENDIRI YANG JAUH DARI MAMA DARIPADA HARUS MAKAN HATI TIAP HARI!"

"YA UDAH SANA! PERGI SANA! BEBAN MAMA BERKURANG GAADA KAMU! BIKIN PUSING AJA!!"

Degh! 

Zea bungkam. Mama benar-benar mengusirnya dan menganggap Zea beban selama ini? Dadanya sesak terus menerus dan membuat Zea gemetar mencari udara.

Bola matanya bergetar mengeluarkan begitu banyak cairan dengan hidung yang memerah. Kepala Zea panas, jantungnya berdegup terus melebihi kata normal. Gadis itu meremat tangannya sendiri menahan emosi.

Selama ini mama nganggep aku jadi beban?

Ia berbalik tanpa menanggapi ucapan mama. Tangannya langsung mengambil koper diatas lemari dan mengemasi semua baju-baju yang sekiranya penting. Tidak semua, karena pasti tidak akan muat.

Air mata terus mengalir tanpa ampun. Sengguk tangisnya bahkan sampai terdengar keras tanpa ia sadari. Di luar, beruntungnya hujan sudah mereda, walau masih gerimis. Setidaknya ketika Zea benar-benar pergi nanti, dia tidak kebasahan seperti pulang sekolah tadi.

"Zea pamit ma .." ucapnya langsung begitu selesai berbenah.

"coba aja pergi sana .. paling-paling nanti juga balik mohon-mohon sama mama .."

Terdengar menyakitkan, tapi mari kita lihat. Apakah Zea akan lebih bahagia? Atau justru akan berbalik pulang karena masih butuh mama?


Tbc ..

Happy saturday guyss .. makasi yang udah mau mampir kesini .. love you

Loveable (Sinhope)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang