Bakso

48 16 4
                                    

- Happy Reading -

Zea melangkahkan kakinya menuju halte yang siang tadi menjadi tempatnya berteduh. Dan kini itu terjadi lagi. Awan masih mendung, tapi hujan sudah reda walaupun masih terlihat ada sedikit air yang jatuh. Tak masalah.

Sepulang sekolah tadi, motornya langsung Zea amankan ke bengkel. Jadi dia harus berjalan kaki yang entah Zea tidak tau tujuannya akan kemana.

Kakinya ia luruskan sambil kembali berpikir. Kalau ke rumah Bino, mamanya Bino pasti akan sibuk memberitahu mama. Tapi Zea tidak ada teman lagi.

Matanya menatap kosong pada genangan air yang memantulkan bayangan diatasnya. Tidak mungkin juga Zea tidur di halte seperti ini. Orang-orang akan menyebutnya orang gila nanti.

Ia buka ponselnya dan mendapati jam tertulis pada 18.55. Kondisi diluar sini juga sudah gelap, lampu jalan telah menyalah dengan sempurna.

Atau dia ke rumah Intan saja? mama tidak kenal Intan, begitupun sebaliknya. Zea tidak berniat tinggal dengan mereka, pasti merepotkan. Paling tidak untuk malam ini saja, besok Zea akan cari kos sendiri sepulang sekolah.

Gadis tersebut mengangguk yakin. Kembali ia seret koper hitam miliknya menuju rumah Intan. Jantungnya sudah was-was jika dijalan bertemu teman mama, malu.

Saat sampai, Zea mengetuk pintu rumah dengan sedikit ragu. Baru beberapa ketuka, pintu sudah terbuka. Sepertinya hendak keluar, karena Intan pakai jaket dan sarung tangan. Lalu Zea harus kemana?

"Ze-Zea?" respon kaget Intan sambil memandangi wajah Zea dan kopernya bergantian.

"k-kok .. eh, masuk dulu ayok .." ajaknya sedikit canggung. Mungkin mau bertanya tapi takut menginggung.

"lo mau pergi ya?" tanya Zea.

"iya, Ze .. Intan mau pulang kampung ini niatnya sama keluarga .. ada yang bisa Intan bantu?" tanya gadis di depan Zea dengan lembut.

"tadi maunya nginep disini semalem .. tapi ya udah gapapa sih hehe .. gue pamit kalau gitu .." Zea yang awalnya duduk itu langsung berdiri berbenah.

"eh sebentar .. Zea mau kemana emangnya? Ada masalah dirumah?"

"iya .. ada kesalah pahaman dikit .."

"Intan telfonin Kak Jean aja ya .. siapa tau bisa bantu .."

"ga usah udah Tan .. gue ngerepotin jadinya, padahal mau pergi .."

"enggak .. nanti malah Intan kepikiran dijalan kalau biarin Zea pergi .. bentar, bentar aja kok .. dia kalau naik motor kayak pembalap .." ucap Intan meletakkan ponselnya ditelinga, menunggu beberapa saat, lalu berdiri agak menjauh.

"kak .." Zea menggenggam tangannya sendiri. Kalau ke rumah Jean, ketemu mama papanya nanti ditanya-tanya gimana? Kalau ternyata mama papanya temen mama gimana?

"iya, ini lagi di rumah .." suara Intan menyahuti yang di seberang sana terdengar. Agak khawatir, tapi mau kemana lagi memang? Kalau sudah Intan, kayaknya Jean emang bukan seburuk yang Zea pikirkan. Apalagi jaket Jean memang masih di Zea, bahkan sedang ia gunakan sekarang.

"sebentar ya Ze .. bentar lagi nyampek kok, udah Intan suruh kesini .." Intan datang menghampiri Zea yang duduk lesehan. Sudah beberapa kali bapak Intan keluar masuk menaruh barang di motor, Zea hanya menyapa dengan senyum.

"ga bilang dulu kalau mau kesini .." ucap Intan menyodorkan minum.

"iya, tadi ga sempet .." senyum paksa terlihat jelas.

"Intan lagi ga bisa nolong, Ze .. tapi kalau ada apa-apa kesini lagi gapapa kok .. kalau bisa, Intan tolongin .."

"iya .. makasi ya Tan .."

Loveable (Sinhope)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang