Epilog

100 15 4
                                    

- Happy reading -

“kak, kita mau ketemu siapa sih?”

Sejak tadi Zea duduk tidak nyaman. Dirinya dan Jean sedang berada di sebuah resto sederhana dipinggir jalan dan duduk bersebelahan. Kata Jean, mereka mau ketemu orang spesial.

Hari ini Zea sudah masuk libur sekolah. Jadi tidak ada alasan mengerjakan tugas atau belajar seperti biasanya. Mau tidak mau harus ikut, walaupun malas.

“someone ..”
“kok Zea deg-degan ya?”
“siniin tangannya kalau deg-degan ..”

Zea menyodorkan tangannya. Jean menggenggam lalu mengecupnya berkali-kali. “mau ketemu mama-papanya kakak ya?” curiga Zea.

“mama mana mau kesini .. apalagi papa, alasannya udah capek ..”
“trus siapa?”
“tunggu aja ..”

Tak beberapa lama setelah ucapan Jean terhenti, tiga orang yang dua diantaranya Zea kenal datang. Janu, Cantika, dan seorang wanita baya. Wajahnya mirip Jean dan Janu.

“udah lama?” tanya Janu yang masih di diami Zea tak berkutik.
“enggak .. baru aja ..” yang jawab Jean.
“hai Ze ..” sapa Janu kemudian beralih fokus.
“stt! Jaga mata!” bisik Jean kemudian mengeratkan genggamannya.

Ini sebenarnya ada apa?

“ini pacarnya Jean?” tanya wanita baya yang tadi bersama Janu dan Cantika mengambil tempat duduk.
“saya ibunya Janu sama Jean ..” ucapnya kemudian dengan ramah.

Ha? Gimana?!

Kepala Zea menoleh kaget kearah Jean meminta penjelasan. Katanya mama ga bisa dateng, trus kok Janu dan Jean? Apaan ni?!!

“pacar kamu belum tau Je?” tanya wanita baya tadi dengan kekehan kecil. Ketawanya mirip banget!
“belum, bu .. ini mau Jean jelasin niatnya.”

Bu? Ibu?

“aku pernah cerita kan kalau ibu sama papa pisah?” justru yang bersuara Janu. Zea mengangguk mengingat yang lelaki itu ucapkan pertama kali mereka bertemu.

“hak asuh Jean diambil papa ..”
“ta-tapi kok Kak Jean kemarin ga kenal Kak Janu pas di mall?” Zea bertanya gugup. Udah kepo banget.

Kan aneh!

“saya dan papanya mereka pisah saat mereka masih sama-sama kecil .. Janu tau punya kembaran, tapi Jean gatau, papanya gaada ngomong apa-apa soalnya ..” ibu dari keduanya menjelaskan. Zea kembali mangut-mangut paham.

“makanya pas kamu cerita tentang ketemu orang yang mirip aku, aku ga kaget Ze ..” Janu menjelaskan.

Zea hanya mengangguk mengerti. Gatau mau ngerespon kayak apa, bingung.

“ngangguk mulu lo kayak hiasan mobil ..” Jean menyenggol lengan Zea yang berhasil membuatnya ditatap sadis, seolah berkata ‘mati lo abis ini!’.

“iya-iya anjir, maap ..” kekeh Jean yang digelengi ibunya.
“kalau diliat-liat, Jean beda jauh ya sama Janu ..” ucap ibu melihat tingkah sepasang kekasih itu.

Maklum, ibu memang ga pernah ketemu Jean sebelumnya. Baru ketemu setelah Kak Janu ga sengaja ketemu mereka di mall waktu itu.

“iya ..” yang terkekeh Cantika.

Kayaknya emang bener, bukan tuhan yang ga adil, tapi dasarnya tidak cocok. Zea nyaman dengan Jean, walaupun ngeselin, dan Janu nyaman dengan Cantika yang sama nyamannya dengan sikap dia yang polos-polos aja.

Mereka makan malam bersama diselingi tawa. Jean memang orangnya gampang akrab, jadi mau ketemu ibu yang bertahun-tahun ga pernah tau kabarnya aja bisa langsung klop.

Loveable (Sinhope)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang