Kita beda, ma!

133 24 5
                                    

- Happy reading -

Hari berlalu seperti biasa. Zea dan Bino sedang berjalan beriringan menuju perpustakaan. Lelaki itu meminta tolong padanya untuk membantu mengambil buku baru di perpustakaan.

"Yang mana aja yang gue bawa?" tanya Zea takut salah bawa.

"lu yang ini aja, untuk buku paket, biar gue yang bawa .." jelasnya.

"oke .."

Zea mengangguk paham, kemudian mulai menyusun tumpukan buku agar mudah di bawa. Mereka berdua sempat kembali dua kali untuk menghabiskan buku-buku yang tersisa.

Bagi Zea sendiri, tak ada masalah. Di kelas juga anak-anak sedang ribut, jadi merasa lebih baik saat keluar.

"sorry ya, gue ngerepotin elu .." Bino berucap saat keduanya sama-sama membawa bagian mereka di koridor.

"santai aja .." balas Zea ringan.

Setelah membagikan buku kepada yang lain, mereka diperbolehkan untuk pulang. Jam sudah menunjukkan pukul satu kurang lima belas menit. Seharusnya lima belas menit yang lalu sudah boleh keluar, tapi terhalang.

"lo pulang sendiri?" tanya Bino.
"iya .. biasa .."

"gamau bareng gue?"
"ga usah, makasi .."

Zea tersenyum tipis sambil mengaitkan tas abunya pada pundak. Langkah pantofel gadis itu terdengar bersahutan dengan suara kaki murid yang lain.

Angin siang menerpa dengan paduan terik matahari yang membakar kulit. Zea mengecilkan matanya menahan silau dari pantulan badan mobil yang terparkir di pinggir jalan.

Padahal semalam hujan, tapi sekarang terik sekali.

Brummmmmm!!

"eh??!!"

Kepala Zea seketika menoleh kaget. Rok pramukanya sudah kotor terkena cipratan genangan air dari pengendara motor yang melaju kencang disisinya. Alis gadis ini bertaut marah.

"woyy??!! Lu kalau bawa motor yang bener dong!!!!" maki gadis ini pada objek yang menjauh tanpa peduli apapun.

"Shit!!" umpat Zea lagi dengan ujung bibir kiri yang naik dengan spontan.

"aaaaahhhh!!" teriaknya masih kesal.

"untung besok udah libur ye!! Bener!! Mana ga kebaca lagi platnya! Ishh! Kalo kebaca, bakal gue inget-inget sampek ketemu!! Gue gembosin bannya biar tau rasa!!"

Kakinya ia jejakkan pada trotoar meluapkan amarah. Air kotor sudah menetes dari ujung rok coklatnya mengenai pantofel yang Zea kenakan.

"hissss!"

Mau tidak mau, setelah ini Zea harus langsung mencuci. Biasanya bisa besok, atau paling tidak nanti sore. Untung pakai mesin cuci.

Ceklekk ..

"adek pulang .." ucapnya ketus.

Keadaan rumah sepi, ayah belum pulang kerja masih sibuk mengurusi bisnis rumah makan yang sudah dibangun sejak lama. Kalau mama, biasanya menonton TV, tapi mungkin sekarang sedang ke sebelah. Biasalah ..

Loveable (Sinhope)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang