- Happy reading -
Sudah hampir seminggu Zea akhirnya melakukan kegiatannya seperti biasa. Dengan dirinya yang memang pendiam, dan semakin pendiam dengan musibah yang menimpanya.Bahkan menjadi sangat tertutup meski kepada mama yang ada dirumah sekalipun. Akhir-akhir ini Janu juga sudah mulai aktif lagi di Loveable. Setidaknya Zea ada tempat untuk cerita tentang dirinya yang belum benar-benar pulih.
"Zea ga boleh gitu .. kasian ayah, jadi ga tenang perginya kalau Zea begini .." pesan teks muncul di balon percakapan mereka.
Berkali-kali Janu menasihatinya begitu sabar menghadapi keras kepala Zea yang tak kunjung runtuh. Paling tidak ia bisa membuat Zea kembali tidak murung. Ini sudah berlalu lebih dari seminggu.
"jangan sedih .. kakak ga suka .."
Sejak tadi, air mata sudah mengalir berjatuhan mengenai kasurnya. Setiap hari obrolan mereka hanya dipenuhi tangis oleh Zea sendiri dan kesabaran oleh Janu yang sepertinya tak ada habisnya.
Zea selalu berusaha biasa saja ketika membahas atau tidak membahas tentang ayah, tapi tidak berhasil. Kadang saat sendiri di kelaspun, Zea ingin menangis rasanya. Dia jadi tidak bisa ditinggal dan harus punya kegiatan.
Kalau menganggur sedikit, langsung ingat dan berujung tangis.
Tok tok tok ..
"dek .."
Suara mama membuat Zea langsung mengusap air matanya dengan cepat. Dia tidak mau dimarahi mama lagi karena ketahuan menangis.
"iya, ma .. sebentar .." gadis tersebut meminum air dan menarik nafasnya dalam-dalam.
"kenapa, ma?" pintu terbuka.
"adek nangis lagi?" tanya mama menyelidik.
"enggak, tadi habis nonton drama .. baru selesai .."
Im a bad liar ..
"mama mau ngomong sebentar .." ucap beliau yang terlihat serius.
"dimana, ma? Di kamar Zea?"
"iya disini aja .."
Keduanya kemudian masuk dan sama-sama duduk disisi ranjang. Mama banyak menceritakan bagaimana pengeluaran mereka semasa mama menemani ayah di rumah sakit kemarin.
Menebus obat ayah, perawatan, bekal untuk Zea, bekal untuk mama, dan masih banyak lagi. Ternyata itu semua hasil pinjam uang dari rentenir. Uang yang dipinjam juga cukup banyak, tidak bisa dibilang sedikit.
Penyebab stroke ayah kambuh juga karena bisnis rumah makan ayah yang bangkrut. Beliau terus kepikiran dan seperti putus asa karena tak kunjung menemukan jalan keluar.
Jadi selain untuk berobat, uang pinjaman yang sebenarnya sudah cukup lama dipinjam itu juga untuk menambal kerugian bisnis mereka. Mereka punya karyawan, hutang stok bahan, dan lain-lain.
"terus gimana, ma?" Zea menyimak perihatin. Bagaimanapun juga, kini hanya Zea yang bisa mama aja diskusi. Kak Rama sudah sangat jauh, tidak bisa pulang ke rumah setiap hari karena mertuanya juga tak kalah memperihatinkan.
"mama niat mau jual rumah ini .." ucapnya pelan yang langsung membuat Zea melotot kaget.
"jual rumah?! Terus kita tinggal dimana, ma?"
"kita bisa ngekos berdua atau kontrak .. tapi kayaknya kalau kontrak uang tabungan mama ga cukup .."
"mama ga bisa jual mobil aja dulu? Jangan rumah, ma .." Zea menggeleng tegas. Ini mengangetkan. Benar-benar mengangetkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/259516194-288-k800029.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Loveable (Sinhope)
Любовные романы"kak, kok tiap Zea ajak keluar gamau? Jawab chat juga ga secepet dulu .. kakak ilfeel, ya?" "eh? lo siapa?!" "Zea kak .. ini Zea,, masa lupa, sih?" Padahal Zea suka sama Kak Janu, tapi kok dianya gtu? - Zea Arabella Clarissa