- Happy reading -
Jam di dinding masih menunjuk pada pukul setengah delapan malam ketika mereka semua selesai makan. Zea bantu-bantu sedikit untuk mengangkat bekas piring ke dapur. Walaupun dimarahi Intan.
"mau pulang sekarang, Ze? Atau nantian?"
"nantian aja, Tan .. masih kenyang hehehe .."
"suka ga? Sorry ya jamuannya begituan doang .."
"ih gapapa tau .. malah gue seneng banget, udah lama ga makan lalapan kaya tadi .. mana rame-rame .." ucapnya antusias.
"jadi kangen ayah .." pandangan Zea ia alihkan asal sambil menghempas nafas dengan berat. Andai ayah masih sama Zea sekarang, rasanya pasti beda.
"yang sabar ya, Ze .." Intan mengusap pundak gadis itu sebentar kemudian mengalihkan perhatiannya ketika seorang lelaki keluar dari ruang tengah.
"kakak pulang, ya .." ucap Jean menoleh ke Intan sambil memakai sarung tangannya.
"iya kak, hati-hati .."
Anggukan kecil ia berikan kemudian mengubah fokus kepada Zea yang juga memperhatikan lelaki itu tanpa sadar. Karena kebetulan sebelah Intan, jadi geser sedikit langsung Zea.
"apa lo liat-liat?!" matanya melotot gaje.
Apaan sih, lagi mellow juga!
"kak .. pulang sana!" Intan berucap yang hanya dibalas cengiran. Giliran sama Intan beda sikap, sama Zea udah kayak musuh dari buyut ke buyut yang lalu.
Obrolan mereka terjeda sejenak sampai lelaki itu benar-benar menghilang. "dia beneran kakak lo?" Zea akhirnya menjadi yang bersuara paling pertama. Penasaran, kalau kakak, mau pulang kemana?
"bukan kandung sih .. Cuma kakak-kakakan .."
"kakak-kakakan gimana? Kakak boongan?"
"panjang cerita hihi .. oiya, Kak Jean loh yang beliin Zea lilin waktu itu .."
Lilin? Yang sebelum Zea pindahan? itu dari Jean? Cowo rese yang kayak gaada lembut-lembutnya itu? Bisa kepikiran juga dia beli begituan? Lumayan ngebantu sih untungnya.
"dia sering beliin Intan juga .. di Zea efeknya gimana?"
"enak kok .. jadi tidurnya tenang .."
"syukur deh .. Intan agak khawatir, soalnya denger-denger Zea gamau ketemu siapa-siapa .. tapi udahlah, ga usah dibahas lagi .." ucap gadis di depan Zea mengalihkan.
Intan memang pintar memahami keadaan. Dia tau Zea pasti sangat tidak ingin membahas itu saat ini. Akhirnya mereka berdua mengubah topik obrolan menjadi yang lebih ringan. Tentang sekolah pastinya.
Kemudian sekitar jam delapan, gadis tersebut berpamit pulang. Besok harus sekolah lagi dan tentunya kerja sampai sore. Zea gamau kalau tiba-tiba ngantuk dan berujung kerjanya ga bagus.
Kak Sisi udah baik banget, Zea gamau ngecewain.
"makasi Ze udh mau dateng .." Intan mengantar Zea sampai halaman depan.
"makasi juga makanannya .. salam ke bapak sama ibu ya .."
"iya .."
"pamit .."
"daaaa .."
Tangan Intan melambaik bersamaan dengan menjauhnya punggu Zea ditelan kegelapan malam. Aish, bercanda. Ini di kota, pasti ada lampu jalan dan tidak segelap itu sampai Zea hilang.
Matanya fokus menatap jalan dibalik kaca helm yang ia kenakan. Jaraknya tidak terlalu jauh, sekitar lima menit dari rumah Zea. Hingga ketika gadis itu sampai, keadaan di luar kos masih ramai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Loveable (Sinhope)
Romansa"kak, kok tiap Zea ajak keluar gamau? Jawab chat juga ga secepet dulu .. kakak ilfeel, ya?" "eh? lo siapa?!" "Zea kak .. ini Zea,, masa lupa, sih?" Padahal Zea suka sama Kak Janu, tapi kok dianya gtu? - Zea Arabella Clarissa