Kyle

2.7K 282 17
                                    

💚Voment and Enjoy💚
.....

Tak henti-hentinya Kun mengumpati tumpukan kertas yang ada didepan matanya sekarang ini.

Padahal sudah tau jika mau diumpat sampai kapanpun, tumpukan kertas itu tidak akan pernah berkurang jika Ia hanya melihatnya saja, tanpa minat sama sekali untuk dikerjakan.

...Sangatlah asu...

Jadi Presdir itu tak mudah, mereka diluaran sana hanya bisa melihat penampilan nya yang apik nan gagah. Tanpa lihat dalamnya yang Kun sendiri saja rasanya ingin berhenti menjadi Presdir.

"Shit! Kertas-kertas ini ngebuat gue muak pengen muntah. Aissh!"

Tidak, Kun tidak seperti yang kalian bayangkan. Seorang Presdir tampan yang tutur katanya lembut dan sopan. Bagaimanapun juga, umurnya masih tergolong muda.

Tok! Tok! Tok!

"Permisi, apa Presdir ada didalam?"

Mendengar suara seorang wanita itu membuat Kun spontan merotasikan bola matanya malas, netranya tertuju pada sebuah arloji digital yang terpasang dipergelangan tangan kirinya.

Pukul 8.54

Seharusnya tepat jam 9 pagi ini, Kun melakukan meeting dengan salah satu rekan kerjanya dari China yang sudah satu minggu ini jadwal pertemuan nya selalu dibatalkan sepihak oleh Kun karena alasan tak masuk akalnya.

Kun berdiri merapikan pakaian kerjanya yang sedikit kusut, berjalan menuju tempat meeting diikuti dengan wanita yang diduga Sekretaris Kun tadi.

"Selamat pagi Tuan Liu, maaf membuat anda menunggu" ucap Kun sopan, ketika dihadapan rekan kerjanya

Bisa bahaya jika Kun menjadi seseorang yang blak-blakan dan senang mengumpat. Hancur sudah reputasinya.

"Selamat pagi juga Tuan Kyle, tak masalah jangan meminta maaf pada saya" jawab Tuan Liu tersebut dengan santai

Merasa tidak keberatan karena harus menunggu Kun yang mode lambatnya sedang dalam keadaan On.

Harusnya sih Kun datang tepat waktu, tapi malah molor 20 menit dari jadwal perjanjian awal. Patut disalahkan bukan ?

"Baik silahkan duduk Tuan Liu"

Kun mempersilahkan Tuan Liu tersebut duduk, kembali menyiapkan berkas-berkas yang sekiranya penting untuk didiskusikan oleh rekan kerjanya.

☆☆☆

Cukup melelahkan bagi Kun, hanya duduk selama 4 jam lamanya. Padahal semua yang perlu dikerjakan sudah ditanggung oleh Sekretaris kepercayaan nya.

"Gue jenuh! Sialan?!" pekik Kun keras, Ia mendudukkan diri pada kursi kerjanya. Bersandar santai sembari menutup mata, berharap rasa jenuh itu hanya sesaat dan segera hilang

Masalahnya, tumpukan kertas yang membuat Kun stres sebelum pergi meeting itu masih tetap utuh.

Krieet...

Pintu ruang kerja Kun terbuka, menampilkan sesosok wanita paruh baya yang dapat dipastikan bahwa itu adalah Ibu Kun.

"Kyle ?" Ibu Kun memanggil sang anak

Bukan nya kedatangan sang Ibu disambut baik dan hangat, malah dihadiahi dengusan sebal dari Kun.

Tak beranjak dari singgasananya, membuat Ibu Kun terpaksa harus berjalan kearah sang anak, "Ada yang mau Mama katakan padamu, Kyle"

Brak!

Bunyi keras itu berasal dari Kun yang menggebrak meja, "Tolong berhenti panggil saya dengan sebutan Kyle, Nyonya Nendra" nada suara Kun sangat formal, seakan wanita dihadapan nya hanya orang asing dan bukan sang Ibu

"Kyle..." lirihan nya tidak membuat Kun luluh

"Tidak ada yang bernama Kyle disini, saya Kun. Mungkin Kyle mu itu sudah mati ditangan sang Ayah dulu"

Nyonya Nendra terdiam membisu, mengapa sang Anak mengungkit masalah itu kembali ?

"Tidak, kau tetap Kyle anak Mama. Tolong jangan seperti itu Kyle" ucapan Ibunya diacuhkan begitu saja

"Sudah cukup, saya mohon silahkan keluar dari ruangan ini. Sekarang saya sedang sibuk, tolong pengertian nya Nyonya Nendra"

Sebelum membalas perkataan sang Anak, tiba-tiba ada seorang pria yang berperawakan gagah dan penuh wibawa datang kearah mereka berdua.

Bukan untuk mencegah percekcokan antara Ibu dan Anak itu. Melainkan,

"Kyle"

...Sangatlah asu...

Rasanya Kun ingin memanggil petugas keamanan saja untuk mengusir kedua orang itu.

Tapi Kun tau, Ia masih punya sopan santun dan tidak mau menjadi orang yang tak mempunyai adab.

Apalagi kedua orang itu adalah orang tua kandungnya. Ya, pria yang baru saja memasuki ruangan nya itu sang Ayah.

"Jaga ucapanmu pada orang yang telah melahirkanmu, Kyle" ucapnya berusaha terlihat santai

"Apa yang salah dengan ucapan saya, Tuan Nendra? Bukankah itu terdengar sopan? Lantas saya harus berucap bagaimana?" Kun muak, sangat. Mungkin ini hari sialnya, benar-benar membuat emosinya meluap

"Kyle!" bentak sang Ayah

"Sekali lagi saya peringati, jangan panggil saya Kyle. Dia sudah mati ditangan anda, Tuan Nendra"

Perkataan Kun membuat kepalan tangan Tuan Nendra tersebut hampir dilayangkan padanya.

"Lihatlah, setelah anda membunuh Kyle. Sekarang anda juga ingin membunuh Kun, bukankah itu benar Tuan Nendra?"

Seakan tersihir oleh ucapan sang Anak, Tuan Nendra menurunkan kepalan tangan nya diudara. Menoleh pada sang Istri yang menggeleng kecil, pertanda jika Ia harus menahan amarahnya.

"Mari kita pulang. Biarkan anak kita, dia sedang sibuk" Ibu Kun berusaha meyakinkan sang Suami supaya segera pergi dari sana.

Ia tidak mau membuat Kun membencinya, cukup Kyle saja.

Setelah kepulangan kedua orang tuanya, Kun kembali mendudukkan dirinya. Tapi disofa tamu, bukan dikursi kerjanya.

Memijat pelan pelipisnya guna menghilangkan rasa pusing yang tiba-tiba saja hadir menemani rasa jenuhnya.

"Maafin Kyle. Kyle ga berniat buat benci ke Mom juga" Kun berucap sembari menundukkan kepalanya yang perlahan mulai memberat

Tubuhnya beralih dari duduk kemudian merebahkan diri disofa tersebut, hendak1 pergi ke alam mimpi dan berharap bahwa semua yang Ia rasakan bisa segera menghilang

Tok! Tok! Tok!

"Presdir? Apa saya boleh masuk ?"

...Sangatlah asu...

Mari kita doakan supaya orang yang sedang memanggil Kun itu tidak disantap sebagai makan siangnya karena telah mengusik waktu tenangnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

TBC-

●●●
Hi!

Langsung up chap pertamanya aja kali ya

Kasih saran atau masukan juga oke?

Mungkin cerita ini updatenya suka-suka hehee

Vote komen ya!!

SEE YOU.....

BOCAH; |[Kunyang]|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang