Osaka

1.1K 170 7
                                    

💚Voment and Enjoy💚
.....

Malam ini Kun benar-benar tidak bisa tidur didalam pesawat, ingatan nya kembali menelusuk jauh ke masa-masa saat Ia dipertemukan oleh Yangyang.

Tuhan memang selalu mempunyai rencana baik yang mampu membuat manusia ciptaan nya bahagia.

"Tolong biarin gue pergi jauh dari lo sementara, apa ini bakal jadi tantangan terberat ketika gue ga ngeliat lo sama sekali ?"

"Maafin gue karena udah suka sama lo, Liu Yangyang"

Seberapa besar usaha Ia untuk membuat dirinya istirahat. Tapi tetap saja itu sangat sulit.

Ctak!

Suara apa itu? Apa yang baru saja Kun patahkan ?

"Gue bener-bener cuma mau mastiin, apa perasaan ini beneran cuma sementara atau selamanya?"

"Semoga dengan patahnya sim card ini, lo selalu baik-baik aja meski tanpa kabar dari gue"

Sepertinya Kun mulai lega, Ia bisa tidur nyenyak sekarang.

"Selamat malam, liebling"

Senyuman nya terpatri, mungkin Kun sedang membayangkan wajah manis Yangyang yang selalu bisa menarik perhatian nya.

☆☆☆

Jam 4 pagi, pesawat yang Kun tumpangi baru saja mendarat di Osaka.

Ia keluar dari pesawat tersebut, turun secara bergantian dengan penumpang lain.

Sejenak Kun berhenti berjalan, menikmati udara pagi yang menyejukkan.

Diluar, Kun mengedarkan pandangan nya untuk mencari Mr. Na

"Kun!"

Dari arah kanan, Kun merasa bahwa namanya terpanggil. Saat Ia menoleh, benar saja. Sebuah lambaian tangan sedang ditujukan untuk dirinya.

"Pagi, paman" sapa Kun ketika bertemu paman nya, Na Yuta

"Ah! Baik-baik, ayo segera masuk mobil. Winwin dan Shotaro juga ikut menjemputmu" Kun mengangguk cepat

Tanpa pikir panjang, mereka berdua langsung menemui Winwin dan Shotaro –Istri dan anaknya– yang setia menunggu didalam mobil

Kun masuk lebih dulu, disusul oleh Yuta. Netranya tak sengaja mendapati Yuta mencium kening Winwin dengan lembut.

Ia jadi teringat akan Yangyang, sebelum terbang kesini Kun menyempatkan diri untuk mencium kening si bocah manis itu.

"Selamat pagi semuanya" Kun menyapa kali ini untuk keluarga Mr. Na yang lain

"Pagi Kun, selamat datang di Jepang. Senang bertemu denganmu"

Ternyata Istrinya masih tetap baik meski sudah berapa tahun lamanya tidak bertemu, Kun tersenyum menyambutnya. Ia menengok kearah samping kanan nya, ada Shotaro.

"Halo Taro, lama tidak berjumpa. Bukankah terakhir kita bertemu saat kamu kelas 6 SD ?"

Dia Shotaro, lebih tepatnya Na Shotaro. Dulu Kun ingat sekali bagaimana rasa senang Winwin membuncah ketika pertama kali Shotaro diangkat untuk menjadi anak mereka. Ya, Shotaro yang dulu si bocah kecil berumur 11 tahun telah menemukan keluarga barunya.

Yang diajak bicara hanya menunduk malu, Shotaro tak menjawab sedari tadi. Akhirnya Winwin yang angkat bicara, karena Yuta sedang fokus menyetir.

"Ya, dari dulu sampai sekarang Taro tetep jadi anak yang malu-malu kalau ketemu orang luar" Winwin membantu Shotaro membalas pertanyaan Kun

"Sekarang Shotaro udah SMA dong berarti ?" Kun kembali bertanya

"Iya, udah kelas 2 SMA. Umur Taro udah ke 17, tahun ini"

Kelas 2 SMA? Umur 17 tahun ?

"Kenapa Kun? Kamu teringat padanya ya? Bukankah Yangyang juga seumuran dengan Taro ?" celetuk Yuta

Kun lupa jika sebelum ada disini, Ia menceritakan seorang bocah SMA yang mampu membuat Kun gundah pada sang Paman.

Tidak salah lagi jika Kun merasa ada yang sedikit mengganjal ketika mendengar kelas dan umur Shotaro.

"Ah! Benar, aku melupakan itu"

"Lebih baik kamu istirahat saja Kun" suruhan Winwin terdengar seperti perintah yang wajib Kun lakukan

Tapi ya mau bagaimana lagi? Lagian Kun juga masih setengah mengantuk, jadi Ia mengangguk setuju.

"Ini hidup baru yang bakal gue perjuangin untuk sementara. Tungguin gue, bocah"

Setelah itu Kun kembali mengistirahatkan tubuhnya.

☆☆☆

Tak terasa bahwa kini sudah jam 9 pagi, pantas saja Yuta membangunkan Kun supaya Ia ikut sarapan bersama keluarga kecilnya.

"Apa kau telah mengabari Yangyang disana ?" tanya Yuta yang terlihat mulai menyantap masakan sang Istri

"Tidak, sim card nya sudah kupatahkan saat di pesawat"

Yang terkejut mendengarnya bukan hanya Yuta, melainkan kedua anggota keluarganya yang lain juga ikut terkejut

"Mengapa kau mematahkan nya? Itu satu-satunya akses supaya kalian saling mengirim kabar satu sama lain" kali ini Winwin ikut andil

"Apa yang kamu pikirkan ketika mematahkan sim itu ?" tanya Yuta dengan nada bicaranya yang santai, padahal Ia sudah geram dengan kelakuan Kun

"Aku hanya ingin memastikan, sebesar apa rasa ini padanya. Jika aku terus-terusan saling bertukar kabar, buat apa aku jauh-jauh ke Jepang ?"

Kun berusaha menjawab sejujur mungkin, bahwa benar jika Ia sedang memberi tantangan untuk dirinya sendiri.

"Apakah keputusan itu tepat ?" pertanyaan Winwin yang satu ini diangguki cepat oleh Kun

"Tapi Yangyang pasti tidak tau kamu sedang melakukan apa disini. Mungkin kamu berpikir dengan cara mematahkan sim card itu lebih baik. Tapi bagi Yangyang? Dia pasti sangat menunggu kabar darimu"

Benar, Kun tanpa sadar membenarkan penjelasan dari Yuta. Berpikir bahwa Ia sama saja dengan otak para bocah yang hanya mementingkan dirinya pribadi, bukan orang lain.

Apa semua terlambat?

Bagaimana kabar Yangyang disana?

"Ternyata gue malah kerasa makin bodoh disini"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

TBC-

●●●
Hi!

Oke saya tobat dan bakal lebih hati-hati lagi biar kalian para readers ga dighosting🥲

Ini buat sapa ya itu yg kemarin aku janjiin update, lupa hehe

Maaf dan makasi karena kalian udah nungguin!!🥰

SEE YOU.....

BOCAH; |[Kunyang]|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang