Emosional

694 112 18
                                    

💚Voment and Enjoy💚
.....

"Yangyang, lo masih inget gue kan ?"

Suara yang selama ini Yangyang tunggu akhirnya terdengar juga.

Apa benar itu Kun ?

Yangyang menoleh, irisnya mendapati Kun berada diambang pintu.

Rasa ingin memeluk pria 25 tahun itu sangat kuat, tapi Yangyang takut yang Ia dapatkan hanyalah sebuah ilusi tak nyata.

Melihat Kun semakin berjalan mendekat kearahnya, membuat Yangyang langsung mengalihkan pandangannya kearah lain, "Ini cuma halusinasi doang Yangyang! Inget itu"

"Lo ga lagi halusinasi, ini gue liebling. Krokodil lo, inget kan ?" Kun berusaha tenang meski hatinya teriris ketika mendengar Yangyang yang mengira jika dirinya sendiri sedang berhalusinasi

Kun semakin mendekat, berhenti tepat dihadapan Yangyang.

"Ini beneran gue, Kun yang selama ini lo harapin"

Tangan Kun beralih memegang tengkuk Yangyang, berusaha membuat pemuda SMA itu menatap Ia yang ada didepannya kini.

"Ayo jailin gue lagi"

"Ayo kita buat momen yang indah lagi"

"Ayo kita main layangan dipantai lagi"

"A-ayo! Lo kangen sama semua itu kan ?"

Air mata Kun yang sedari tadi mendesaknya, akhirnya keluar juga.

Entah kenapa semuanya terasa sangat sulit meski yang dibutuhkannya sudah ada didepan mata.

"Harusnya lo khawatir sama kesehatan lo sendiri"

"Gue ga mau ngeliat lo jadi gini"

"Kenapa lo mau nungguin orang kayak gue ?"

"Kenapa lo ga tinggalin gue aja, Yangyang"

"Kenapa !?"

"YA KARENA GUE SAYANG SAMA LO !"

Pekik Yangyang mulai murka, membuat Kun juga yang ada diluar kamar ikut terkejut mendengarnya.

"Gue rela nungguin karena lo punya pengaruh terbesar buat kebahagiaan gue !"

"Lo ngebuat gue ga kesepian lagi"

"Persetan sama bokap yang selalu nyiksa dan nuduh gue jadi pelacur lo!"

"Gue ga peduli"

"Yang gue mau itu cuma lo !"

"Gue cuma butuh lo, hiks" nada suara Yangyang semakin mengalun pelan

Tidak semua orang bisa sekuat itu menerima segala perlakuan kasar yang diberikan oleh orang terdekatnya apalagi itu dari Ayahnya sendiri.

Nyonya Liu menangis keras, Ia dapat merasakan rasa sakit Yangyang yang selama ini tidak ditunjukkan oleh sang Anak.

Sebesar itu pengorbanan Yangyang untuk tetap menunggu Kun kembali kedalam genggamannya lagi.

Kun menyatukan dahinya dengan milik Yangyang, "Kenapa lo berjuang sendirian? Harusnya itu jadi tugas gue supaya lo ga ngerasain pahitnya berjuang buat orang yang lo cinta"

"Gue berani sumpah deh, lo hebat banget bisa bertahan sampe dititik ini !"

Emosi keduanya mulai distabilkan, Kun berucap sangat lembut, berusaha membuat Yangyang tenang berada didekatnya.

Kun melepaskan tautan dahi keduanya, menatap Yangyang penuh sayang. Menghapus air mata yang mengalir deras dipipi tirusnya. Seraya berucap,

"Gue adalah orang yang paling beruntung karena bisa ketemu sama lo"

Kun beralih memeluk tubuh kecil orang yang Ia sayang selama ini, saling menyalurkan rasa hangat dan bertukar rindu.

"G-gue sayang sama lo"

Kalimat terakhir yang Yangyang ucapkan sebelum Kun mendengar dengkuran halus yang ternyata keluar dari Yangyang sendiri.

Mungkin Yangyang lelah, Kun dapat memaklumi itu.

Tubuh Yangyang Ia baringkan dengan hati-hati, cukup sudah untuk pertemuan yang singkat tapi emosional ini.

"Gue juga sayang sama lo, istirahat yang cukup ya, liebling"

"Lo tetep jadi yang terbaik buat gue"

Ia beri sedikit hadiah kecupan didahi bocah kesayangannya, setelah itu Kun berjalan keluar menemui empat orang yang tengah menjadi saksi pertemuan sejoli itu.

Dari luar kamar, Yuta menunggu Kun yang berjalan kecil kearahnya.

Dipeluknya erat, Yuta ikut senang dan Ia merasa bangga dengan kemauan Kun yang besar dalam mempertahankan Yangyang untuk tetap bersamanya.

"Kamu juga terbaik, Kun"

Tak lupa ucapan penenang, turut Yuta berikan. Bagaimanapun juga Kun mengeluarkan usaha yang begitu besar untuk bisa mengingat serpihan demi serpihan memori yang sempat Ia lupakan tempo lalu.

"Kun, terima kasih"

Sipemilik nama melepaskan pelukan Yuta ketika mendengar ada suara seorang wanita yang memberikan ucapan terima kasih untuknya.

Ajaibnya, kaki Kun terasa lemas ketika tau siapa yang baru saja berucap demikian.

"N-nyonya Liu, m-ma-maaf sudah buat Y-yangyang jadi seperti ini" Kun bersimpuh, kedua tangannya Ia tautkan didepan wajahnya persis

Nyonya Liu tersentak, kaget dengan apa yang dilakukan Kun. Itu sangat tiba-tiba dan terlalu berlebihan menurutnya.

"Kun bangun dulu" Nyonya Liu membantu Kun berdiri tegap kembali

"Saya yang harusnya minta maaf kekamu, waktu itu saya masih belum siap mendengar kenyataan bahwa Yangyang ada hubungan spesial denganmu, tapi ternyata kecurigaan saya tidak benar"

Sekarang Nyonya Liu perlahan mulai sadar, yang Anaknya butuhkan sekarang hanya Kun seorang. Ia tidak mau egois, Ia sudah berjanji untuk melakukan apapun demi kebahagiaan Yangyang termasuk merestui hubungan keduanya.

"Kamu sumber kebahagiaan Yangyang, saya beri kamu tanggung jawab besar untuk menjaga Anak semata wayang saya"

"Saya relakan dia kepelukan kamu, dan tolong ingat pesan saya yang satu ini"

"Jangan sakiti dia, sembuhkan dia dan jangan buat dia ingat lagi pada Ayahnya" ucap Nyonya Liu semakin melirih

Ini memang belum saatnya Ibu dan Anak itu berpisah, tapi setidaknya orang yang akan menggantikan tanggung jawabnya sudah tau apa yang harus dilakukan.

"Nyonya Liu, anda–"

"Saya tidak ingin mendengar kamu memanggil saya Nyonya Liu lagi, sepertinya panggilan Mom lebih baik"

Belum selesai Kun ingin menimpali, Nyonya Liu langsung pergi ketempat Yangyang tertidur.

Membisikkan sesuatu yang hanya dirinya saja yang tau, atau mungkin Yangyang juga mendengarnya?

"Kamu mendapatkan pria yang tepat sayang, It's okay jika Mom tidak bisa merasakan bahagianya menggendong seorang cucu, mungkin ini hukuman yang setimpal bagi Mom sendiri"

"I love you more than anything else in the whole world, sweetheart"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

TBC-

●●●
Hi!

Fix sih, sejauh aku nulis book ini. I really like this chapter, feel nya tuh beda

Like... aku pribadi ikut ngerasa kebawa suasana dan aku harap you guys feel it too sih wkwk

As always, vote sama komen nya yaa!

SEE YOU.....

BOCAH; |[Kunyang]|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang