"Tay aku ingin kau merakit Bom lalu aku ingin beberapa dari kalian ikut dalam aksi ini untuk membawa Bom tersebut ke tempat seseorang"
"Dan kau Off, kau tahu tugasmu, kau dan Tay harus bekerja sama dalam bidang ini, karna aku tidak ingin ada kegagalan"
"Sedangkan Toptap kau pantau seseorang di CCTV dan beritahu aku kalau ada hal yg menjanggal karna Off sedang bersama Tay nanti" Ucap Singto
"Peck akan ku tempati di luar karna ia akan menembak siapa saja yg terlihat mencurigakan, sedangkan Mix, dia akan bersamaku nantinya" Ucap Singto karna ia sudah merencanakan hal ini.
"Ada yg ingin memberi pendapat??" tanya Singto lalu mendudukkan tubuhnya di kursi lalu menyilangkan tangannya di dada.
"Apa yg akan Mix lakukan nantinya?" Tanya Peck.
"Dia akan ikut denganku untuk membunuhnya"
"Tapi dia belum cukup untuk melakukan aksi itu Sing" Peck menolaknya.
"Kenapa? Kalian takut apa karna umurnya yg muda dari kalian semua?" Singto berbicara sesuai kenyataan karna ia tahu membaca wajah mereka semua.
"Kalian tahu bukan kalau disini ada peraturan, aku tidak peduli dengan umur"
Off dan Tay mendengarkan secara seksama, terkadang mereka juga tidak habis pikir dengan Singto yg terlampau kejam.
"Tapi...."
"Sssttt, kerjakan pekerjaan kalian karna aku tak ingin ini gagal"
Singto beranjak dari duduknya dan berjalan meninggalkan mereka semua dalam keadaan termenung.
"Aku tahu dia tak akan terima" Ucap Tay santai sambil meminum kopi
"Kau tahu Peck dia licik dari segala licik, jadi kerjakan saja apa yg seharusnya kau kerjakan"
"Aku tahu, tapi bukankah berbahaya Untuk Seumuran Mix"
"Peck aku sudah membunuh ratusan orang dengan umur yg masih kecil" Ucap Toptap yg sedari tadi diam dan tak ingin berbicara dan sekarang ia membuka suaranya.
Peck terdiam karna ia sudah masuk dalam hal yg berbau mafia jadi apa pun itu akan ia lakukan dan tak boleh melanggar peraturan disini
.
.
."Kau sedari tadi diam, bisu ya?" Tanya Namtan yg tengah bersolek ria didalam mobil.
"Phi Nam, jangan mengganggunya" Ucap Mix
"Aw, memangnya kenapa, bukankah ini yg harus kita lakukan nanti"
"Bisakah kau diam...!" Ucap Krist yg penuh tekanan dan menatap tajam netra Namtan.
"Baiklah Aku akan diam tapi bisakah kau berbicara sedikit lembut denganku"
Krist kembali menatap Namtan
"Baiklah aku diam" Namtan kembali melakukan solekannya karna ia ingin tampil dengan sempurna.
Krist pikir ia akan berpasangan dengan wanita lain, ternyata ia dengan sepupunya dan sungguh membuat Krist geram dengan Phi-nya saat ini, ingin sekali ia bunuh Mew agar hidupnya sedikit tenang.
Krist mengambil ponselnya dan menelpon Gun
"Kau dan Win sudah sampai?" Tanya Krist
"Tenang saja, aku sudah sampai sedari tadi dan win sedang merakit senjata AS50, dan kurasa akan mengenai sasaran sekitar jarak 1.500 meter, ini akan menjadi aksi yg langka untukku"
"Baguslah, dan tetap berjaga"
Krist mematikan ponselnya lalu menelpon Bright karna ia ingin tahu apakah perangkatnya sudah terhubung
KAMU SEDANG MEMBACA
The Two Mafia's Revenge [SingtoxKrist]
Fanfiction[COMPLETED] Di harapkan membaca dari pertama jangan pertengahan mau pun akhir karna nanti tidak tahu alurnya gimana, dan kenapa bisa seperti itu. Benarkah dia pembunuhnya atau ada orang lain dibalik itu semua?? "Kau haus akan uang?" "Kau mengkhian...