"Sekarang katakan apa yg terjadi??" Tanya Off yg sedang menyetir.
"Bisakah kita memesan Helikopter sekarang Phi?? Kita harus cepat menyusul mereka" Ucap Mix.
"Apa yg terjadi?? Bisakah kau menjelaskannya lebih detail??" Tanya Bright kebingungan karna Mix tiba-tiba saja ingin memesan Helikopter.
"Phi Singto, Phi Krist dan juga yg lainnya dalam bahaya Phi"
Off meminggirkan mobilnya lalu berhenti, sontak saja Off dan Bright melihat kebelakang.
"Baiklah biar aku jelaskan" Potong Namtan.
"....."
"Begini, mereka sekarang pastinya mengejar penjahat tersebut, namun arahnya menuju pulau dan pulau tersebut sedang membuat Bom yg sangat besar dengan bantuan rakyat kecil dan disana akan terjadi peledakan, dan itu akan mengenai Singto dan Krist, apa lagi disana mereka hanya memiliki senjata yg tidak terlalu banyak" Jelas Namtan
Bright tengah sibuk mengotak atik laptopnya untuk mencari sinyal keberadaan Singto dan Krist.
"Sangat disayangkan kalau mereka tidak akan terlacak"
"Ha???" Bright sedikit kalut akan hal tersebut, ia mencoba sekali lagi namun hasil nya 'FAILED'
"Apa yg harus kita lakukan Phi??" Tanya Bright.
Off mengusap wajahnya dengan kasar "Kita susul mereka, dan buat surat tentang pulau yg akan meledak dan kirim ke Presiden Rusia"
"Baiklah"
.
.
."Aku tidak ingin gagal lagi kali ini" Ujar Win
"Kita bisa mengalahkan mereka Win, tenang saja" Ujar Krist
New yg melihat dari ketinggian menggunakan Teropong merasa heran dengan senjata yg mereka gunakan.
"Phi Tay, itu apa??" Tanya New, dia langsung memberikan teropong tersebut dengan Tay lalu membiarkannya untuk melihat.
Tay pun langsung saja melihat ke bawah dan terlihatlah senjata besar yg mengarah ke atas.
"Astaga, mereka akan menembak ke arah kita"
"TEMBAAKKK" Perintah Feodor.
"Oh tuhan selamatkan lah aku" Win sudah berlutut dan berdoa.
Duaarr
Taassshh
Tembakan tersebut mengenai ekor Helikopter.
"Kita akan terjatuh"
Helikopter berguncang dengan kuat sang pilot sudah berusaha untuk mengoptimalkannya kembali namun tetap gagal.
"HELIKOPTER AKAN MELEDAK" Teriak Pilot karna tanda peringatan sudah berbunyi karna Helikopter sudah tidak bisa di kondisikan dengan normal
"sial" Rutuk Krist
Duaaarrr
Singto yg mendengar sesuatu dari kejauhan terkejut karna ia mendengar suara ledakan.
"Kau dengar itu Sing??" Tanya Joss.
"Aku mendengarnya" Ucap Singto.
Gun mencoba menghubungi Temannya, namun hasilnya nihil
"Di sini juga tidak ada sinyal" Ucap Gun."Kita harus turun agar mereka tidak mengetahui keberadaan kita disini" Pinta Singto.
Seturunnya mereka di bawah Singto memasang langkah langkahnya, begitu pula dengan Gun melihat kanan dan juga kiri.
Srikk
Singto mengenai kawat yg ada di hutan tersebut, namun segera ia melangkahkan kakinya perlahan dan memperingati Joss dan Gun untuk berhati-hati.
Tak lama Gun menjauhi Singto dan Joss karna ia melihat asap-asap yg tak jauh dari dirinya, Dia pun melangkahkan kakinya menuju tempat tersebut dan terlihatlah puing-puing helikopter dan juga pakaian pilot.
"Phi Krist?" Lirih Gun pelan dan terduduk.
"PHI SINGTOOO" Panggil Gun dari kejauhan.
Singto yg mendengarnya langsung saja berlari begitu pula dengan Joss yg berlari mendekati lokasi Gun.
"Ada apa Gun??" Tanya Singto yg melihat Gun tengah menangis dan terduduk diam.
"Sing" Panggil Joss agar Singto melihat kedepan.
Singto pun melihat kedepan dan terlihatlah Puing-puing helikopter yg sudah hancur berkeping-keping.
"Apa maksud ini semua Gun?" Tanya Singto berjalan mendekat ke arah Helikopter tersebut dan melihat pakaian Krist yg sudah terbakar habis hanya menyisakan secercah saja, begitu pula dengan pakaian Win, New dan juga Tay.
"Krist" Singto terduduk sembari memegang pakaian Krist tanpa jasad tersebut, Liquid bening lolos keluar dari kelopak mata Singto.
Joss menepuk nepuk punggung Singto agar tetap tenang.
"Kekasihku, mereka membunuhnya""KEPARAAAATTT" Teriak Singto sembari menangis.
Singto berdiri dan mengacak-acak puing-puing Helikopter tersebut dengan emosi, amarah, sedih bercampur aduk mencari jasad kekasihnya tersebut, Joss menarik Singto untuk berhenti, Gun terus menangis melihat Singto begitu menyedihkan saat kehilangan kekasihnya.
"Berhentilah Sing" Ucap Joss dan memeluk Singto.
Singto menepuk nepuk dada Joss meluapkan amarahnya sembari menangis dan Joss tidak melarang itu ia tetap diam dan menenangkan Singto agar jangan kalut di tengah hutan seperti ini.Air mata Singto membasahi pakaian Joss "Ternyata orang kejam sepertimu bisa menangis juga" Ucap Joss.
"Sekarang ayo kita cari sialan itu, karna dia sudah membunuh orang yg kau sayang" Ucap Joss menguatkan hati Singto.
"Benar Phi, aku ingin sekali menembaki kepalanya berkali-kali" Ucap Gun dengan datar.
"Sudah selesai?" tanya Joss sembari menjauhkan kepala Singto dan menampar pelan wajah Singto
"Sadarlah Sing, kau tidak semudah ini lemah, berpikirlah dengan jernih."
Singto hanya menatap Joss dengan matanya yg sembab dan masih mengeluarkan air bening tersebut.
Lalu ia menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dari ucapan Joss barusan padanya."Bagus"
Gun berdiri dari duduknya dan mengambil senjatanya, begitu pula dengan Singto mengusap kasar matanya dan mengambil senjatanya yg ia lempar sembarang arah.
Joss melihat dari kejauhan ada seperti tiang tinggi dan langsung saja berjalan kesana diikuti oleh Singto dan juga Gun.
"Ini sama sekali tidak benar" Batin Joss
"KITA HARUS CEPAT MELEDAKKANNYA" Teriak Feodor.
To be continue..
Chapter selanjutnya akan menyusul ya vroh...

KAMU SEDANG MEMBACA
The Two Mafia's Revenge [SingtoxKrist]
Fanfiction[COMPLETED] Di harapkan membaca dari pertama jangan pertengahan mau pun akhir karna nanti tidak tahu alurnya gimana, dan kenapa bisa seperti itu. Benarkah dia pembunuhnya atau ada orang lain dibalik itu semua?? "Kau haus akan uang?" "Kau mengkhian...