Dia, Biru

958 123 16
                                    

Kesalahan dalam tanda baca, pemilihan kata, dan typo adalah hal yang lumrah dalam cerita ini🙏
Mohon koreksi, kritik, dan sarannya!🤗

Happy Reading!

👑

Matahari mulai tenggelam, tetapi remaja yang mesih mengenakan seragam sekolah berbalut hoodie kuning itu masih berjalan santai di trotoar.

Inginnya sih cepat pulang setelah dapat info yang lumayan itu. Tetapi apa daya, dompetnya tidak ada. Entah hilang atau tertinggal di mana ia tak ingat. Ponsel? Oh ayolah, dia meninggalkannya—membuangnya di tong sampah—sekolah.

Beruntung cuaca sedang mendukung, jadi Elle tak perlu terlalu khawatir. Ia mengambil earphone miliknya lalu menyumpal telinganya. Oh, iya. Ada yang aneh?

Kalian tidak ada yang sadar? Ya, Elle tidak membawa ponsel. Tapi namanya juga Elle, sejak tadi menyumpal telinganya dengan earphone tetapi tidak ada suara yang keluar dari benda itu. Elle tetap menggumamkan beberapa lagu seakan-akan memang tengah menikmati sebuah alunan lagu.

Sampai di sebuah jalan yang lumayan lengang—hanya ada beberapa orang yang lewat atau berhenti di depan ruko-ruko—rungu Elle mendengar sesuatu. Matanya meliar guna mencari sumber suara yang terasa janggal.

Gimana enggak janggal, ini seperti suara tangis atau isakan seorang perempuan. Sebenarnya lebih ke takut-takut kalau ada yang berniat jahat sih dengannya, jadi Elle memutuskan untuk berusaha tidak perduli.

Tetapi, semakin langkah kakinya menjauh. Ia semakin mendengar jelas suara tangis tersebut. Sepertinya suara tersebut ada di depannya. "Siapa yang nangis sih?" gumamnya.

Entah kenapa, pohon besar di depannya serasa memiliki aura yang berbeda. Seperti ada sesuatu di baliknya, apa lagi suara itu semakin terlihat jelas.

Semakin dekat, sampai akhirnya Elle melihat sesuatu. "Anj*! Papa!" pekik Elle yang malah membuat sosok itu semakin mengeraskan tangisnya.

Elle mengelus dadanya sebentar, menetralkan degub jantungnya. "Lo setan atau orang?" tanya Elle menelengkan kepalanya sembari mengamati sosok di depannya.

Bukan apa, sosok itu sedang duduk menekuk lutut dan menyembunyikan wajahnya pada lipatan tangan. Oh, jangan lupa rambut bergelombangnya yang berantakan.

"Heh!" Elle menyenggol sosok itu dengan kakinya lumayan keras. Sampai sosok itu oleng dan jatuh bersimpuh.

"Sakit," lirih sosok itu lalu mengangkat kepalanya. Wajahnya yang memerah dan basah langsung menyapa Elle.

"Eh, maaf-maaf," Elle salah tingkah saat sosok—perempuan—itu menatapnya dengan bibir mengerucut.

"Shit! Anak orang imut banget anj*!"

"Eh, adek ngapain di sini?" tanyanya pelan.

Iya, adik. Soalnya menurut Elle ini makhluk lebih pantas jadi bocah SD. Matanya kecil, wajahnya mungil, putih, terus tubuhnya juga kecil. Intinya kecil.

Bukannya menjawab, sosok itu malah berdiri. Dan, shit! Elle harus mengumpat. Sungguh, tampilannya sangat membodohinya. Tinggi sosok itu melebihi Elle. Apa Elle yang terlalu pendek ya?

PRINCE Davian 👑 (CERITA NGEGANTUNG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang