Monster berbulu

5.9K 381 13
                                    

Penemuan kesalahan dalam tanda baca, pemilihan kata, dan typo adalah hal yang lumrah dalam cerita ini.
Jadi mohon koreksinya!(◠‿◕)

Happy Reading!😘

👑


Pemuda enam belas tahun itu sekali lagi menghembuskan napasnya kasar, sudah dari dua puluh menit ia lakukan sebanyak delapan kali terhitung. Kini ia tengah bersandar di dalam mobilnya--dan tentu saja bersama Reihan di sampingnya.

Tatapannya menuju jendela di sampingnya. Otaknya terus berpikir bagaimana caranya agar dia bisa ikut tawuran bersama yang lainnya. Yah.... Setelah membahas tentang penyerangan Rhosga terhadap Revowl, ada kabar bahwa Rhosga akan melakukan penyerangan lebih besar terhadap Revowl--anggap saja tawuran.

Dan hal paling mengesalkan adalah ia tak diizinkan untuk ikut. Memang dia diperbolehkan ikut tawuran atau balapan selama ini, tapi alasan si Ketua Revowl itu membuatnya tak habis pikir. Katanya ia masih dalam masa hukuman, padahal dalam hukuman yang ia terima tak ada hal yang seperti itu.

Ia meminta Reihan untuk berkeliling sebelum pulang ke rumah, sebenarnya hanya alasan memang. Ia ingin kabur dari pengawasan Reihan! Reihan itu dingin dan menyebalkan, tidak asik kalau kata Elle.

"Mampir minimarket dulu Om! Gue mau beli cemilan," ungkapnya menatap sekilas lelaki di sampingnya. Ia berdecak saat lawan bicaranya tak lepas fokus dari jalan dan hanya mengangguk sekilas. Kan, Reihan itu gak asik!

Mobil hitam itu memasuki area salah satu mini market, pemiliknya keluar dari mobil dengan gaya pongah khas Elle sekali. Reihan mengikuti di belakangnya mengawasi. "Kalau begini sama aja gak bisa kabur elah!" Elle terus berpikir cara kabur dari tempat ini, sampai sebuah bohlam menyala terang di atas kepalanya.

"Om!" Reihan menengokkan kepalanya pada tuan mudanya. "Ada yang bisa saya bantu?" Elle tersenyum lalu mengangguk. "Pingin cariin cimory squeeze blueberry ya!" Matanya berbinar-binar menatap Reihan memelas. Dia sudah berkeliling dan tak menemukan benda itu, jadi biarlah Reihan asik mencari barang tidak ada itu dan ia akan kabur.

"Gue capek mau duduk di sana," tunjuknya pada tempat duduk di depan minimarket yang nyatanya luas itu. Reihan mengangguk mengiyakan. Setelah memastikan Tuan mudanya duduk dengan aman, Reihan yang pada dasarnya sedari tadi hanya terfokus pada Elle mulai mencari barang keinginan Tuan mudanya.

Reihan sudah tidak terlihat tertutup jejeran rak, dan disaat itulah Elle mengendap pergi dari pengawasan Reihan.

"Anj*r banget elah! Gue pingin tawuran!" Keluhan-keluhan dikeluarkan remaja itu di sepanjang jalannya kabur. Ia kini sudah berada di salah satu gang sempit yang entah ia tak begitu mengenalinya. "Gue nyusul aja kalik ya ke tempat tawuran?" Dia lantas menggeleng dan kembali bermonolog, "Gak gak! Gue gak mau dihukum!"

Wajahnya terlihat masam dengan bibir mengerucut. Beberapa warga yang melihatnya banyak yang terkekeh melihat ekspresi pemuda itu.

"Tau ah! Mending jalan-jalan aja gue," gumamnya menaikkan kupluk hoodie yang dipakainya. Tak lupa menyumpal telinga dengan earphone dan tangan yang dimasukkan ke dalam saku celananya. Terlihat sangat sombong memang, tapi kan memang Elle begitu?

Tidak tahu saja dirinya bahwa Davian tengah kelimpungan mencari anaknya yang nakal itu, bahkan beberapa kakak sepupu dan teman-temannya ikut andil.

Saat sedang berjalan santai, entah dari mana seorang anak kecil berlari dengan terburu-buru ke arahnya lalu menubruk tubuh Elle. Dengan tubuh yang tak siap, keduanya terjatuh dengan bocah laki-laki itu di atas tubuh Elle. "Shit!" Elle mengumpat kecil kala sikunya terasa sakit. "Lo ngapain sih lari-lari gak jelas?" tanyanya retorik.

PRINCE Davian 👑 (CERITA NGEGANTUNG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang