Kesalahan dalam tanda baca, pemilihan kata, dan typo adalah hal yang lumrah dalam cerita ini.
Jadi mohon kerjasamanya!(◍•ᴗ•◍)
Kritikan dan saran kalian selalu aku tunggu😉
Happy Reading!😘
👑
Pukul sembilan tiga puluh menit, Elle memandang Davian yang tengah sibuk berbicara dan Hendrawan yang menatapnya tajam sambil sesekali menimpali ucapan putranya.
Setelah acara mari merengek, subuh tadi dirinya sudah bisa keluar dari rumah sakit. Memang demamnya sudah membaik sejak semalam, dan napasnya juga telah pulih bahkan sebelum demamnya turun.
"Papa itu minta Reihan untuk jagain kamu, kamu kenapa gak ngerti-ngerti sih?"
"Nakal terus, coba buat enggak nakal!"
"Harusnya kamu dapat hukuman biar jera, heran Opa sama kamu," tambah Hendrawan.
"Gak usah aneh-aneh, kamu istirahat di rumah sampai pulih!
Sejak selesai sarapan pukul tujuh tadi dirinya tengah mendapat sebuah keberuntungan untuk mendengarkan hobi papanya. Parahnya lagi, Opanya itu ikut menimpali dan mengompori papanya.
"Oma! Elle capek denger mereka ngomong terus," bisik Elle pada Reanna yang memang sedari tadi dijadikan tempat bermanja Elle. Anna menatap anak dan suaminya, sudah dua setengah jam tapi bapak anak itu tidak habis kata. "Kalian tidak ke kantor?" tanyanya dengan cepat dibalas, "Tidak!" Huh.... Bahkan nada dan waktunya bersamaan.
"Bukankah hari ini kau ada urusan di Surabaya Hendra?" Elle tersenyum kemenangan saat Opanya itu mengangguk. "Tapi jam dua nanti baru aku berangkat." Pupus sudah senyum manis itu. Ia menatap Omanya agar tidak berhenti menyelamatkannya.
"Davi—" Ucapan Anna terpotong oleh putranya yang dengan cepat angkat bicara.
"Mama jangan bela Elle ya! Elle itu harus diberi tahu agar tidak mengulangi apa yang dia perbuat," terangnya.
"Sudahlah! Anna ayo kembali! Biar Vian yang menyelesaikan." Mau tak mau Anna menurut pada suaminya. Sepasang suami istri itu berlalu setelah mencium puncak kepala cucunya dan disalami anaknya.
"Maaf Tuan, ada tamu dari Osaka yang ingin bertemu dengan Anda di cafe utama." Reihan datang menyampaikan jadwal ayah tiga puluh enam tahun itu dengan wajah khasnya. Lagi-lagi Elle mencibir, entah kenapa dirinya sangat tidak suka dengan tampang datar seperti itu. "Sok keren banget sih! Tapi gak apa deh, nih kuping jadi gak perlu dengerin curhatan papa lagi," gumamnya bersorak riang.
Davian mengangguk mengiyakan lalu menatap putranya lekat. "Elle ngerti yang papa mau kan?"
Elle menganggu dengan bibir dimajukan. "Papa itu ngomong dari dua jam yang lalu!" ketusnya. Davian lagi-lagi mengangguk dan meninggalkan ruang keluarga untuk ke kamarnya, mungkin sedang bersiap.
Elle memandang pintu kayu kamar Davian lalu menghembuskan napasnya lega. Dua setengah jam mana paham dia apa yang diucapkan papanya, dirinya hanya fokus pada elusan Anna yang begitu lembut tanpa mengindahkan kalimat-kalimat merdu Davian dan Hendrawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE Davian 👑 (CERITA NGEGANTUNG)
Fiksi RemajaCERITA TIDAK SELESAI DAN TIDAK AKAN DISELESAIKAN Pangeran sombong Pangeran keras kepala Pangeran manja Pangeran pembuat masalah Dan tentunya pangeran kesayangan semua orang Dunia Reffaelleo Prince Davian Tentang segala tingkahnya yang kadang di luar...