Kesalahan dalam tanda baca, pemilihan kata, dan typo adalah hal yang lumrah dalam cerita ini!🙏
Mohon koreksi, kritik dan sarannya!😉👑
"Dia kembali!" ucap Kaihan mengalihkan atensi dua belas orang laki-laki berbeda usia yang tak lain adalah anggota aktif inti Invowl.
"Seperti dugaan, dia yang ngelepas anjing gila itu dan membuat keributan di markas," sambung Ryu.
"Kali ini apa lagi?" ucap Davian membuat yang lain menatapnya. "Terakhir Elle masuk rumah sakit, gue takut hal-hal yang lebih parah," lanjutnya.
"Gue tahu, tapi percaya dia gak akan bisa berbuat lebih lanjut," ujar Damar.
"Dia sampai tahu markas kita Bang," balas Davian penuh rasa khawatir. Davian membantingkan tubuhnya ke atas kasur, entah apa yang ia bisa lakukan sekarang. Hanya satu yang membuat semua buntu di otaknya, khawatir.
Rhaffi menatap adiknya lekat-lekat. Jika bukan kesalahan dirinya dan kedua orang tuanya, mungkin kini yang ada di hadapannya adalah adiknya yang manja. Ya, jangan bingung dari mana sifat manja Elle. Karena pada dasarnya, Davian itu lebih manja dari Devo. Lebih tepatnya sebelum kehidupannya berubah, enam belas tahun lalu.
👑
Di gudang sekolah, dua pelajar berbeda kelamin itu tengah membersihkan gudang buku tak terpakai perpustakaan. Jangan harap hanya ada ketenangan dan bersin-bersin karena debu, karena keduanya sama sekali tidak ada yang mau berhenti berteriak, mengumpat, atau bahkan bergumam tidak jelas.
Masalah bersin-bersin, gudang ini tak seburuk yang terlihat dari pintunya yang bermasalah. Gudangnya cukup bersih dan rapi, pencahayaan juga tetap ada dari lampu dan fentilisasi kecil do bagian atas tembok.
"Woy! Lama banget lo bersihin itu dari tadi gak kelar-kelar!" pekik Cellin menodong Elle dengan gulungan peta. "Haelah, santai aja napa sih lo!" balas Elle tak kalah ketus.
"Gue laper nih belum sarapan elah," ucap Cellin berteriak keras. "Kalau laper gak usah teriak-teriak! Haus baru tahu rasa lo!" balas Elle tanpa menatap Cellin dan tetap memasukkan buku-buku ke dalam almari yang telah dibersihkannya.
"Sampai kapan ini penderitaan gue harus satu ruang sama kuntilanak bege kayak tu monyet," ucap Cellin dengan nada dramatis. "Lo mau ngatain gue kuntilanak, bege, apa monyet sih njin*!" umpat Elle kesal. "Semuanya!" teriak Cellin.
"Kok dari tadi gak ada gitu ya yang denger mak lampir teriak-teriak, heran gue," ucap Elle mengetukkan jarinya di dagunya. "Huks~ iya ih, sampai habis suara gue. Masih gak ada yang denger," sahut Cellin menyandarkan punggungnya ke pintu lalu merosot dramatis. "Gaya lo sok drama, kayak orang gila yang ada," sahut Elle ikut mendudukkan dirinya di samping Cellin.
"Brisik lo!" teriak Cellin. "Lagian sampai kapan ini?" pekik Cellin frustasi. Elle menatap jam tangannya. "Sekitar dua jam lagi anak-anak bakalan banyak yang lewat buat ke warung Budhe istirahat ke dua," ujar Elle mengingat kebiasaan siswa-siswi di sekolah ini.
"Tahu gitu itu tas gak gue tinggal di depan deh, mana ponsel juga," lirih Cellin. "Ogeb sih lo!" ucap Elle menoyor kepala Cellin. "Heh! Lo juga ngelakuin hal yang sama!" pekik Cellin lalu menjambak rambut Elle brutal. "Woy elah! Gak usah jambak juga!" pekik Elle.
Cellin melepaskan jambakannya lalu memejamkan mata, kalau sudah lapar jiwa-jiwa ingin makannya meronta-ronta. Jadi dia harus tenang jangan sampai makan sosok orang aneh di depannya, bisa mual 14 hari dia. "Ngomong-ngomong, lo kelas sepuluh ya?" tanya Cellin dengan nada yang lebih kalem. "Kenapa?" tanya Elle. "Heh! Pertanyaan gue jawabannya cuman iya atau enggak," ujar Cellin mulai menaikkan nada bicaranya. "Iya, kenapa?" ucap Elle tak mau memperpanjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE Davian 👑 (CERITA NGEGANTUNG)
Teen FictionCERITA TIDAK SELESAI DAN TIDAK AKAN DISELESAIKAN Pangeran sombong Pangeran keras kepala Pangeran manja Pangeran pembuat masalah Dan tentunya pangeran kesayangan semua orang Dunia Reffaelleo Prince Davian Tentang segala tingkahnya yang kadang di luar...