PRINCE Davian 👑 (CERITA NGEGANTUNG)

Pohon Galau

Kesalahan dalam tanda baca, pemilihan kata, dan typo adalah hal yang lumrah dalam cerita ini!🙏
Jadi, mohon kritik, saran, dan koreksinya!😉

Happy Reading!😘

👑

Terlambat. Elle sudah tidak bisa menghindar, ia menutup matanya pasrah. Dan saat rantai itu menghantam lengan, perih terasa di lengan sebelah kanannya. "Bangsa*!" pekik Gerald dengan wajah merah padam pada Alex sang pelaku.

Elle membuka matanya dengan perlahan, netranya menatap bagian rasa perih yang terasa di lengan kanannya. Pandangan pertama adalah sebuah tangan memegang lengannya, dan satu hal yang Elle tahu bahwa rasa perih itu datang dari cengkeraman tangan tersebut. Tapi, tunggu! Kalau lengannya di tahan...? Bukankah rantai gir itu hampir mengenai lengannya?

"Elle?" Daffa menepuk pundak remaja dengan segala kebingungannya. "Hah? A-apa?" Elle bingung! Apa menutup mata sebentar itu sudah membawa Elle melewati ribuan tahun kejadian di sekitarnya?

"Lo gak apa-apa?" remaja delapan belas tahun dengan kulit seputih susu itu membalikkan tubuhnya menatap sosok adik dari sahabatnya--Gerald. "A-abang?" Bukannya menjawab Elle terkesiap melihat lengan remaja tadi, berdarah?

Ziko, pemuda itu tersenyum sangat manis. Ia sepertinya tahu apa yang ada di pikiran junior yang ditolongnya. Iya, Ziko yang menolong Elle dengan menarik lengan pemuda itu menjauhi arah bahaya.

Saat itu, setelah Alex tumbang di tangan Gerald, ketua Golem itu tak sengaja melihat salah satu kesayangan rivalnya dalam mode tidak siap. Namun sayang, dari awal gerak-geriknya sudah terbaca oleh Ziko yang lebih disayangkan sedang melawan salah satu anak Golem. Jadi Ziko berusaha menghabisi lawannya secepat mungkin dan menolong Elle.

"Gue gak apa-apa, sebaiknya kita pergi," ucapnya menarik lengan Elle yang sama sekali belum ia lepas. "Akh!" Ziko menghentikan langkahnya saat mendengar ringisan Elle. "Kenapa?" tanyanya tercetak wajah khawatir. "T-tangan," lirihnya menatap tempat rasa sakitnya.

Ziko melepas cekalannya dan menatap penuh sesal lengan yang membiru itu. "S-sory El! Gue reflek tadi gak sengaja." jujurnya, niat hati agar Elle tidak terluka justru dirinyalah yang membuat Elle terluka. Remaja itu menampakkan gigi-giginya. "Hehe... Iya Bang, l-lengan Lo?"

Ziko tersenyum lalu menggeleng. " Gak apa-apa kok, santai aja. Nanti diobatin juga sembuh," ucapnya mengacak rambut Elle.

Setelah seluruh anggota Golem berhasil ditumbangkan, semua anak-anak anggota Revowl meninggalkan area tawuran menuju salah satu rumah anggota Revowl--Ziko--yang memang rumahnya dijadikan basecamp cadangan karena memang Ziko tinggal sendiri.

Setibanya di rumah tiga lantai milik Ziko, mereka duduk berselonjoran disertai tawa dan candaan. Anggota Revowl yang terluka juga tengah diobati karena memang tidak ada yang begitu parah oleh anggota Revowl perempuan. Ya, tidak hanya laki-laki anggota Revowl juga terdiri dari anak-anak perempuan.

Elle duduk di samping Ziko yang lengannya tengah diobati oleh Geisha--pacarnya. Elle sama sekali tidak berani menatap si gadis kasar Geisha yang sedari tadi menatap tajam dirinya terang-terangan setelah tahu penyebab sang kekasih terluka. "Udah Sha," Ziko memberikan peringatan dengan nada lembut dan senyum tampannya pada Geisha, dia jadi malah merasa tak enak pada Elle. Beruntungnya Geisha si gadis yang tak ada lembut-lembutnya itu bisa memiliki kekasih sekalem Ziko.

Geisha berdecak lalu mengalihkan tatapannya dari Elle setelah melihat Gerald, Kelvan, dan Ryan menghampiri Elle. "Gimana?" tanya Kelvan mengusap lembut pucuk kepala Elle. "G-gimana apanya?" Kelvan tersenyum, tapi saat hendak menjawab pertanyaan sang adik dirinya harus kalah cepat oleh Gerald. "Ga usah ikut tawuran!" Elle mengernyit, apa maksud ucapan datar kakaknya itu?