"Loh Naa? Ngapain?"
Eunha yang tengah duduk di depan kamar Lisa mengangkat kepalanya, mengetahui yang datang adalah Lisa dan Rose membuatnya terlonjak bangun dengan helaan nafas lega. Ia memeluk Rose kuat, membuat Rose terbatuk.
"Uhuk, Na kenapa si lo?" Tanyanya berusaha melepaskan pelukannya.
"Malam ini tidur bertiga, dikamar siapa aja."
"Please!"
Eunha mengatupkan kedua tangannya sambil sesekali melihat kekanan dan kekiri tak tenang, membuat Rose juga Lisa dengan cepat menganggukan kepalanya dan berjalan memasuki kamar Lisa.
"Gue bersihin badan bentar." Pamit Lisa diangguki keduanya.
Rose memilih ganti baju dengan punya Lisa, lalu berjalan menuju dapur yang tersekat lemari baju itu, mengambil beberapa piring lalu menyimpannya tepat di depan Eunha yang sedang bersila kaki diatas kasur, memperhatikan Rose.
"Heh lo kenapa si? Kok jadi serem?" tanya Rose sedikit takut, Eunha menggeleng ragu.
Rose bearlih saat Lisa keluar dari kamar mandi bergantian dengannya.
Ketiganya mulai memakan nasi goreng yang tadi Rose beli di jalan pulang dengan hening. Hanya suara benturan sendok dan piring yang terdengar, sampai sebuah kertas yang sudah dironyok mendarat mulus di atas kepala Lisa.
Rose tersedak mentertawai Lisa yang terkejut, dirinya mengumpat kesal lalu melempar kertas itu kepada Rose
Berbeda dengan dua temannya yang kini terbahak saling lempar kertas, Eunha langsung menatap keluar balkon kamar Lisa dengan panik. Lisa yang menyadarinya, lalu menepuk tangan Rose untuk meredakan tawanya.
Rose mencoba memegang tangan Eunha. Diluar ekspetasi, gadis itu benar-benar terlonjak kaget melemparkan sendoknya, Lisa dan Rose terkejut bukan main.
"Eunha, kenapaa?" Tanya Lisa panik mencoba meraih Eunha, sedang Eunha sendiri mencoba beringsut mundur menjauhi balkon lalu berjongkok disebelah kulkas sambil menutup matanya.
Reflek Rose bangkit, menutup pintu kamar Lisa yang mengarah ke balkon dan menutup gardeng jendelannya. Setelahnya ia membawa Eunha kembali naik ke atas kasur dan menenangkannya.
"Whats wrong with you?" Rose menepuk-nepuk pelan lengan Eunha. Gadis itu tak menjawab, ia masih meredakan rasa terkejutnya.
"Jangan ditanya dulu." bisik Lisa. Rose ngangguk.
"Btw Jisung dimana ya Rose?" Rose melotot kaget kearah Lisa. Lalu menatap Eunha. Ia baru sadar gadis itu tidak membawa serta Jisung yang seharusnya ada bersamanya.
"Wait, gue tanya anak-anak dulu."
Lisa meraih hapenya untuk menghubungi teman-temannya. Tapi belum sempat tangannya men-dial-up nomer Bambam. Hapenya sudah dirampas Eunha yang menatapnya sambil menggeleng kuat dengan air mata yang kini mengalir dipipinya.
Rose Lisa makin tak mengerti, panik banget ini Eunha kenapa begini.
"Na? Ada apa?" tanya Rose sekali lagi. Eunha menggeleng.
"Don't call them. Don't ask them about Jisung. They are dangerous. Please no!" Ucap gadis itu sesenggukan.
Keduanya saling pandang bingung
"Eunha lo sekarang tenang ya? Coba lo ceritain pelan-pelan kenapa lo bisa sebegini takutnya? Just calm yourself first."
Eunha mencoba meredakan tangisnya, dan menenangkan dirinya yang sudah terlanjur panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ange De La Vie || 97L
Fanfiction"TRUTH OR DARE?!!" "Udahan ah main nya, gue kalah mulu dari tadi" "HAHAHA!" _ "Can you guys just stay here? I'm scared. Gue gamau ditinggal sendiri" "Just shut up your fucking mouth!" _ "Gue gak nyangka lo dalangnya!" _ "...Ini dare kamu. Gak papa...