Adlv 26 ~ In the past

380 62 0
                                    

Jaehyun mendecak. Kamarnya benar-benar seperti kapal pecah. Padahal baru ia tinggalkan tak sampai sehari.

Tadi siang sepulang sekolah ia mendapat panggilan dari Elang untuk datang ke kantor pusat. Pimpinan mereka hanya meminta ketua dari setiap tim saja yang datang, otomatis dia yang adalah leader dari Elang NS atau Nineseven berangkat sendiri tanpa empat temannya.

Nama Elang nineseven sendiri adalah usul Bambam, yang mendapat ide dari tahun lahir kelimanya yang kebetulan sama.

Pertemuan kelima dari mereka ini bermula dari Jungkook yang saat sekolah menengah pertama dengan sengaja mencari tau tentang apa itu dunia gelap. Jungkook kehilangan abang satu-satunya yang saat itu tewas tertembak dan tak tau siapa yang sudah tak bertanggung jawab membunuh abangnya.

Yang niat awalnya cuma mencari siapa sang pembunuhnya, berubah menjadi dia yang penasaran dengan segala macam bentuk senjata tajam maupun api. Dari sanalah Jungkook mencoba mendaftar di kelas menembak dan juga bela diri.

Sampai suatu malam dia bertemu dengan Jaehyun yang sedang berlari dari kejaran orang-orang berbadan besar sambil sesekali menembakan peluru mereka. Lalu dengan keberanian yang entah datang darimana, dia ikut membantu Jaehyun menembak kembali orang-orang tersebut. Tapi kalah telak, dua orang remaja melawan berbelas orang dewasa yang bahkan masing-masing memegang dua senjata api ditangannya.

Jaehyun Jungkook yang saat itu panik langsung berlari menuju perumahan terdekat, mencoba mencari perlindungan. Tapi bahkan tak ada yang berani membantu mereka.

Sampai peluru-peluru dari orang-orang itu menyasar pada satu mobil yang kebetulan lewat. Tebak siapa setelahnya yang mereka temukan?

Bambam, dan kedua orang tuanya. Beberapa peluru salah sasaran menembak ban mobil yang dikendarai oleh mereka. Sehingga ban mobil langsung pecah saat itu juga, mengakibatkan mobil mereka oleh dan berakhir meledak setelah menabrak pembatas jalan.

Orang-orang yang sebelumnya mengejar Jungkook dan Jaehyun langsung kabur begitu saja saat tau mereka salah sasaran dan memakan korban.

Ambulan datang. Bambam membawa orang tuanya ke rumah sakit terdekat, yang pada saat itu Jungkook dan Jaehyun yang bahkan tak saling kenal meminta untuk ikut.

Sialnya kedua orang tua Bambam tak tertolong setelah mendapat beberapa kali pertolongan dari pihak rumah sakit.

Jaehyun bersujud didepan Bambam dengan airmata yang mengalir. Karena pada dasarnya ia lah sumber dari kejadian naas tersebut.

Bambam marah, kesal, emosi. Bahkan pukulan yang ia layangkan kepada pemuda itu tak cukup membuat amarahnya mereda, dan tak akan bisa buat kedua orang tuanya kembali hidup.

Tapi Bambam mencoba berlapang dada, dia mencoba berfikir positif, berfikir kejadian tersebut adalah takdir yang semestinya tak bisa ia rubah.

Sebelum mengkremasi jasad kedua orang tuanya, Bambam teringat wasiat ayahnya semasa hidup yang meminta jika ia pergi nanti, ia berharap masih bisa membantu menyambung nyawa untuk orang lain, dengan kata lain dia meminta untuk mendonorkan bagian-bagian yang ada ditubuhnya untuk yang membutuhkan.

Terkabulah. Ayah Bambam dapat membantu dua pemuda kritis yang habis terjatuh k edalam jurang saat kedua mobil yang dikendarai mereka saling tabrak ditikungan pegunungan.

Paru-paru ayahnya kini membantu Mingyu untuk bisa bernafas kembali. Dan kedua bola mata Ayahnya kini masih bisa melihat dunia setelah didonorkan untuk June yang malam itu kehilangan penglihatannya.

Memang takdir semenyakitkan itu menciptakan kisah-kisah menyedihkan yang bahkan sangat sakit untuk dikenang.

Tapi kembali berterimakasih kepada takdir, yang setelahnya mempertemukan kembali lima orang ini disatu agen gelap yang kini mereka sebut Elang.

Tak ada yang tahu latar masing-masing kelimanya mereka sama-sama ada disana. Hanya saja Jungkook yang keceplosan menceritakan abangnya yang tewas, membuat mereka mengerti kenapa Jungkook kini ada bersama mereka.

Setidaknya setelah Jungkook dipertemukan dengan empat orang ini ia semakin mensyukuri hidupnya. Dan belajar dari Bambam, kini dendamnya semakin lama mulai menghilang. Mencoba mengikhlaskan abangnya, seperti Bambam yang merelakan kedua orang tuanya. Bahkan kini Bambam menjadi salah satu orang yang mendukung Jaehyun saat pemuda itu diangkat menjadi leader mereka.

"Woy bangsat!"

Jaehyun tersentak kaget saat seseorang menjatuhkan badannya tepat disebelah dirinya. Lebih kaget lagi saat tau itu adalah Eunwoo yang setelah dua bulan baru muncul lagi di asrama.

"Gue ngetok-ngetok gak dibuka. Gue nelfon gak diangkat. Untung gue masih punya kunci cadangan kamar lo. Kalau gak, mampus gue malam ini!"

Jaehyun menatap Eunwoo yang kini membuka jaketnya lalu menyimpan ranselnya dibawah.

"Gue nginap ya Jae. Kamar gue katanya udah diisi Yugyeom? Tapi anaknya gak ada disana tadi."

Ucap Eunwoo sambil membuka kulkas Jaehyun dengan mudahnya. Sudah hafal dengan kebiasan pemuda itu yang selalu menjadikan tanggal lahir sebagai kunci.

"Lo gimana bisa selamat sampe sini?"

Eunwoo menoleh, Jaehyun kini mendudukan dirinya dikasur menatapnya heran.

"Gampang. Gue masuk ke gedung sekolah dulu, baru loncat dari sana. Eh tapi sama aja, gue hampir kepergok yang patroli. Lupa,  digerbang belakang ada yang jaga juga." ucap Eunwoo sambil terkekeh.

Jaehyun memutar bola matanya malas.

"Terus dalam rangka apa lo kesini?" tanya Jaehyun lagi.

"Sekolah lah, apa lagi?" tanya Eunwoo balik.

Jaehyun mengerutkan keningnya heran "Terus Jiho Yuju sama Mina gimana?"

Eunwok menghela nafas lalu mengedikan bahunya, "Jiho nyuruh masuk duluan. Kalau urusan Mina, lo udah ngerahin anak buah lo buat nyari dia kan?"

Jaehyun menatap temannya itu datar. Eunwoo yang menyadari perubahan ekspresi milik temanya tertawa, ia lalu membuka jendela dan mendudukan dirinya disana.

"Gue udah tau lo sekarang di Elang. Leader kan lo? Good boy, dari tangan kanannya BlackVros, sekarang udah jadi pemimpin salah satu tim Elang."

"Shut up. Gak usah bawa-bawa BV!"

Eunwoo menatap Jaehyun lalu ketawa lagi.

"Sombong bangsat. Gaboleh gitu Jae. Gitu-gitu lo bisa mahir make senjata begini adalah hasil didikannya BV. Lo gabisa nolak kenyatan, kalau lo adalah mantan member BV. Anak kesayangannya Scoups malah..."

Jaehyun mendecak sebal. Sudah lama ia mengubur dalam-dalam masa kelamnya di BlackVros. Iya, Jaehyun adalah mantan anggota agen pembunuh bayaran itu dulu, sebelum ia memutuskan untuk kabur dan meminta perlindungan dibawah naungan Elang.

Ia memutuskan keluar dari BlackVros saat sistem kerja mereka berubah. Dari yang cuma melayani orang yang meminta pertolongan dengan alasan baik, menjadi apapun permintaan clien mereka terima asal uang tetap masuk.

Jaehyun yang sudah muak membunuh orang-orang tak berdosa, malam itu berangkatlah dia diam-diam dari markas BlackVros. Dimalam yang sama ia bertemu Jungkook yang menolong dirinya dari kejaran BlackVros. Dan dimalam yang sama mantan teman-temannya membunuh orang tua Bambam.

Kini ia bertekad untuk menjaga Bambam dan tiga temannya. Juga Eunwoo yang statusnya adalah sahabat kecilnya, teman bermainnya, dan rekan membunuhnya di BlackVros.

Jaehyun kembali menatap Eunwoo yang sedang memainkan hapenya sendiri dengan hening.

"Lo sendiri gimana? Masih di BlackVros kan lo?"

Eunwoo menoleh. Ia mengulum senyum lalu menggeleng.

"Gue keluar dari sana, dihari yang sama sahabat gue ninggalin gue sendiri di gudang monster."

Eunwoo melihat Jaehyun tersentak, lalu tertegun. Eunwoo menahan kekehannya. Ia beranjak dari jendela, menutupnya dari dalam.

Setelahnya ia mendorong Jaehyun dari kasur, dan menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur empuk itu.

"Gue terima permintaan maaf lo, asal gue yang tidur disini malam ini."

"Bangsat!"

Ange De La Vie || 97LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang