Mingyu menatap miris seseorang yang terbaring diranjang khusus, dengan alat bantu pernafasan dan kabel yang menempel disekujur tubuhnya.
Ia mengusap air mata yang keluar dari sudut pipinya, lalu menghela nafas lelah.
Eunwoo yang baru masuk kedalam ruangan dengan warna merah dan hitam yang mendominasi itu, langsung menangkap Mingyu yang berdiri di kaca pembatas dengan ruangan didalamnya lagi.
"Jangan diliatin mulu. Tenang, dia gak papa. Butuh istirahat doang."
Mingyu menurut saat Eunwoo menariknya untuk duduk disofa melingkar, dengan tiga teman Elangnya sudah duduk disana juga
Jiho dan Rose turut bergabung setelah menyimpan peralatan p3k yang mereka pakai untuk mengobati Eunwoo tadi.
"Yuju Lisa belum datang?" tanya Eunwoo.
Rose menggeleng kecil,
"Belum. Yuju mainnya jauh. Jadi daripada Lisa kudu bolak-balik, mending gue suruh Lisa nemenin Yuju aja disana sekalian nunggu pagi. Udah malam gini, takutnya juga Bambam sama Dokyeom ngantuk pas nyupir balik nanti."
Eunwoo mengangguk paham .
Jiho menyibukan dirinya dengan berbagai macam peralatan yang sebenarnya sudah tak asing lagi dimata Jungkook. Karena di Elang peralatan itu sering ia gunakan untuk mengobati teman-temannya yang terluka, karena di Elang, dialah yang bertanggung jawab dibagian kesehatan. Dan mungkin disini Jiho lah yang mengambil bagian sama, seperti dirinya.
"Gue masuk dulu." pamit Jiho. Lalu beranjak masuk ke dalam ruangan lain, menghampiri seseorang yang terbaring tak sadarkan diri disana.
"Gimana lo bisa ketemu Mina? Enggak,— maksud gue gimana bisa Mina separah ini? Dengan luka sebanyak itu?"
Eunwoo menoleh kearah Mingyu yang sedang fokus memperhatikan Jiho di dalam, yang sedang mengobati luka-luka dibadan Mina yang terbujur kaku.
Iya, Mina lah yang mereka dapati begitu sampai disatu rumah besar menyerupai villa yang sedikit masuk kedalam hutan dan menjauh dari keramaian ini.
Jaehyun June dan Rose langsung terjatuh lemas mengetahui kondisi Mina yang begitu parah. Bahkan Mingyu sama sekali tak bisa bicara dan tak bisa bangun beberapa waktu.
Gadisnya yang ia cari akhirnya ketemu, sialnya bukan kondisi ini yang Mingyu inginkan untuk ketemu dengan Mina. Bukan dengan mata terpejamnya, bukan dengan sayatan panjang di pergelangan tangannya, dan bukan dengan lebam kebiruan yang memenuhi tubuhnya.
Eunwoo menghela nafas sejenak, lalu menyandarkan bahunya yang sedari tadi memang sudah berat.
"Gue lagi dijalan barenf Chaeyeon, waktu Jihyo nelfon, ngasih tau rumahnya dikepung orang-orang bawa senjata..."
Rose reflek mengangkat tangannya persis di depan wajah Eunwoo, membuat pemuda itu menunda untuk melanjutkan omongannya,
"Wait? Sebentar~ Lo bilang, bukannya Jihyo sama Chaeyeon keluar negeri kan? Kok ada disini? Ini maksudnya gimana?!"
Eunwoo ngangguk kecil,
"Oke gue jelasin dulu. Pertama, kepindahan Chaeyeon sama Jihyo keluar negeri itu bohong. Pindahnya Chaeyeon itu gue yang rekayasa, karena gue udah prediksi bakal ada kejadian aneh-aneh di sekolah, dan gue dapat kabar kalian udah benar-benar kemakan emosi waktu itu. Gue gamau, Chaeyeon yang posisinya gatau apa-apa, jadi ikut keseret. Kedua, Jihyo yang disuruh orang tuanya balik nyusul keluar negeri itu benar, bukan rekayasa. Tapi begitu baru out dari asrama persis, dia mendadak cancel pesawatnya, dan terus milih buat tinggal bareng sama Chaeyeon."
Rose beserta empat laki-laki disana menatap Eunwoo tak percaya.
June reflek menendang kesal kaki Eunwoo, membuat pria itu mengaduh. Rose balas memukul kaki June kesal "Hih! Baru dijait june sialan!"
June memutar bola matanya malas "Ya tu cowok satu kampret. Bisa aja bohongnya, sumpah. Gue bunuh juga lo Woo!"
"Gue lagi nunggu aja sebenarnya ini, bakal ada klarifikasi tentang kebohongan apa lagi yang gue denger habis ini." sindir Jungkook, membuat Eunwoo mendelik.
"Gausah playing victim. Coba jelasin duluan, siapa anak sekolah kita yang kerjaannya pergi malam pulang subuh, taunya kaki tangannya Elang?!"
Empat anak elang disana otomatis ikut mendelik kesal. Sedangkan Eunwoo menangkat sebelah bibirnya, menahan senyum. Dan juga masih ada Rose yang gak tau apa-apa disitu.
"Udah, lanjutin lagi." Lanjut Mingyu, dibalas anggukan acuh dari Eunwoo.
"Gue sama Chaeyeon pulang ke rumah Chaeyeon. Dan bener aja, baru kita nyampe dua rumah sebelum rumah cewek gue, didepan udah banyak banget orang bawa pistol sama sajam lainnya."
"Mau gak mau satu-satunya cara gue nelfon polisi, karena posisinya gak mungkin gue nyuruh kalian ngedadak bantu disituasi yang udah kepepet banget. Singkatnya, datanglah polisi dan mereka bubar. Begitu kita masuk ke rumah, Jihyo udah nangis di dalam. Nah gak lama dari situ ada yang ngetok pintu, dan ternyata itu Mina datang, dengan keadaan udah berdarah sana sini."
Jaehyun menegakan badannya menatap Eunwoo dengan tajam "Jangan bilang—? Orang-orang tadi, ngejar Mina?"
Tepat sekali, Eunwoo ngangguk yang membuat mereka melemas.
"Mina kabur berarti?" simpul Jungkook.
"Sepertinya iya. Kalau memang benar selama ini Mina disandra, berarti tadi dia dapat kesempatan buat kabur, terus dikejar sampe kejalan. Dan pilihan dia jatuh kerumah Chaeyeon?" Jelas June mencoba menyimpulkan.
Eunwoo ngangguk. Feeling dia juga menyimpulkan seperti itu.
"Tapi kenapa harus ngelukain Mina? Dan kenapa mereka sampe harus repot-repot ngejar kalau Mina cuma jadi bahan sandraan doang?" tanya Mingyu masih tak mengerti.
"Gak mungkin Mina yang mereka incar kan Woo?" tanya Rose juga. Eunwoo menggeleng.
Jaehyun juga menggeleng tak setuju "Enggak. Gue yakin bukan Mina, dan gue yakin incaran mereka itu Jisung ataupun keluarganya."
"Terus kenapa Mina disiksa gitu?" tanya Rose lagi, masih tak terima ia melihat keadaan temannya semiris ini
"Bisa jadi sebelum ini Mina udah beberapa kali kabur, tapi ketangkap? Dan kenapa mereka ngejar-ngejar Mina, bisa aja Mina udah tau siapa dalangnya, iya gak?"
Semua mengangguk setuju dengan kesimpulan yang Jungkook buat.
"Sial, berarti Mina hampir aja kebunuh, bangsat!" Mingyu mengumpat sambil menundukan kepalanya, kesal sama diri sendiri yang telat menemui gadis itu.
"Terus ini kenapa lo bisa luka begini?" tanya Jaehyun, Eunwoo tersentak membuat mereka semua kembali menatap Eunwoo lagi.
"Sial gue lupa satu bagian. Waktu Jihyo sama Chaeyeon mau bawa Mina ke rumah sakit, gue langsung ambil alih Mina. Sebelum gue bawa Mina kesini, gue bawa juga Jihyo sama Chaeyeon keapartemen gue. Menghindari hal-hal yang gak gue inginkan. Dua cewe itu aman, tapi sialnya di perjalanan kesini gue dicegat dua mobil, mereka nodong pistol minta Mina diturunin."
"Berarti itu orang-orang yang didepan rumah Chaeyeon tadi?"
Eunwoo mengangguk membenarkan apa kata June.
"Iya. Gue ngebut makanya mereka nekat nembak mobil gue, dan satu peluru berhasil nyerempet perut gue." ucapnya Eunwoo mengakhiri ceritanya.
Tak ada yang menyahut karena bisa dipastikan semuanya sedang menerka-nerka dan mencoba menyusun potongan puzzel yang belum tau kemana arahnya.
"Gue belum selesai. Satu lagi, terakhir, tebak siapa yang nembak gue?"
Empat elang beserta Rose menggeleng. Karena memang mereka belum ketemu target untuk dijadikan bidikan.
"Siapa?" tanya Mingyu kembali membuat suasana tegang.
Eunwoo menghela nafas panjang, lalu menyandarkan punggungnya disofa perlahan.
"Alexa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ange De La Vie || 97L
Fanfiction"TRUTH OR DARE?!!" "Udahan ah main nya, gue kalah mulu dari tadi" "HAHAHA!" _ "Can you guys just stay here? I'm scared. Gue gamau ditinggal sendiri" "Just shut up your fucking mouth!" _ "Gue gak nyangka lo dalangnya!" _ "...Ini dare kamu. Gak papa...