Jaehyun tak bisa melanjutkan tidurnya kembali setelah Jungkook membangunkannya untuk meminta kunci mobilnya. Padahal ia baru saja dapat tertidur beberapa jam yang lalu. Dan sekarang kini ia harus duduk di dapur sendirian, setelah ditinggal Jungkook yang harus segera menyusul ke tempat dimana teman-temannya yang lain berada. Karena Eunha tadi yang menelfonnya dan mengatakan, Jisung tak mau tidur dan terus menangis memanggil-manggil nama Jungkook dan Jiho, bahkan nama Yugyeom pun ikut serta dipanggil anak tersebut.Jiho yang baru keluar dari ruangan Mina untuk kembali mengecek keadaan temannya, menatap heran Jaehyun yang terduduk sendiri sambil melamun dimeja makan.
"Kok gak tidur?"
Jaehyun menoleh, Jiho mengambil duduk didepannya,
"Dibangunin Jungkook, anaknya minta kunci mobil."
"Loh? Dia balik ke asrama? Katanya mau nginap aja disini?"
Jaehyun menggeleng, "Enggak, nyusul ke hotel anak-anak. Jisung nangis-nangis disana mau ketemu lo, Jungkook, sama Yugyeom."
Jiho terbelalak, "Terus gimana? Jisung-nya kenapa?"
"Udah, aman. Ini kata Bambam, Jungkook udah sama mereka disana. Jisung-nya juga udah mau tidur lagi."
Jiho menghela nafasnya lega, syukurlah. Ia juga baru ingat bahwa ia dan Jungkook tak ada yang sedang bersama anak itu. Bahkan Yugyeom yang akhir-akhir ini juga ikut ditempeli Jisung, mungkin saudaranya itu kini tengah merengut ditinggal sendirian di asrama, dan juga gak ada Jisung yang bisa Yugyeom bawa kabur kalau ia sudah bosan sendirian.
Jaehyun yang ngeliat Jiho ketawa sendiri, menepuk-nepuk ujung jari Jiho, membuatnya kembali tersadar.
"Malah ketawa sendiri, kesambet tau rasa..."
Jiho kembali tertawa. Ia lalu bangkit dari duduknya.
"Mau ikut gak?"
Jaehyun mengerutkan keningnya heran, "Kemana?"
"Mau ngejawab semua pertanyaan-pertanyaan yang ada di otak lo."
Jaehyun mengikuti Jiho menuruni tangga menuju ruangan bawah tanah. Di sepanjang jalan lorong tersebut, bisa Jaehyun lihat beberapa pigura foto terpasang disana, foto Jiho, Yuju, Lisa, Rose, dan Eunwoo.
Jiho membuka pintu setelah kakinya menuruni anak tangga terakhir. Dinyalakan lah lampu penerang satu-satunya disana, yang akhirnya menampilkan banyak barang di dalam ruangan tersebut. Entah itu pistol, senapan panjang, bom, pisau, panahan dan berbagai macam senjata tajam lainnya.
Dan satu hal yang paling membuat Jaehyun terkejut bukan main,
"Ange De La Vie?"
Pigura foto dengan ukuran paling besar dari pigura lainnya, terpajang ditengah-tengah ruangan, memuat foto empat teman perempuannya dengan mengapit satu laki-laki ditengah mereka, itu Eunwoo. Diatas foto terdapat grafiti dengan ukuran besar yang jika dibaca secara terbalik adalah Ange De La Vie.
"Kenalin. Gue Ruby."
Jaehyun terbelalak menatap Jiho. Apa katanya, Ruby? Bukankah itu salah satu nama dari empat member rahasianya Adlv. Ruby Kim atau lebih dikenal Ruby, adalah seorang snipper yang selalu tepat sasaran dalam membidik target, ramuan-ramuan gila yang diracik olehnya, jangan harap masih bisa bernafas kalau berurusan dengan beliau. Jangan tanyakan bagaimana ditakutinya hidden member Adlv didunia gelap, sudah banyak berita tersebar tentang sebanyak apa prestasi yang tim itu torehkan entah dari persentasi tinggi mereka dalam menjalani misi, atau bagaimana mereka menghabisi para musuh.
Jaehyun bergidik, memikirkan cerita-cerita lain tentang betapa kejam dan kejinya yang grup itu lakukan untuk menyelesaikan misi mereka. Dan kini salah satu anggota tim tersebut berdiri dihadapanya, menatapnya dengan tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ange De La Vie || 97L
Fanfiction"TRUTH OR DARE?!!" "Udahan ah main nya, gue kalah mulu dari tadi" "HAHAHA!" _ "Can you guys just stay here? I'm scared. Gue gamau ditinggal sendiri" "Just shut up your fucking mouth!" _ "Gue gak nyangka lo dalangnya!" _ "...Ini dare kamu. Gak papa...