Adlv 29 ~ Twins

445 57 0
                                    

Yugyeom yang baru berhasil memanjat tembok dengan Jisung digendongannya, belari secepat mungkin menggapai mobilnya yang terparkir tak jauh dari tembok belakang asrama.

Dibaringkannya Jisung yang tertidur dibangku belakang, lalu segera menginjak pedal gas, sebelum seseorang masuk ke kursi bagian penumpang disebelahnya membuatnya terbelalak.

"Jiho?"

Jiho gadis yang baru masuk itu menoleh, dengan alis terangkat.

Yugyeom mematikan kembali mesin mobilnya. Lalu menatap Jiho kesal.

"Lo kemana aja si anjing?! Dua bulan gak ada kabar, nanya anak-anak gak ada yang tau. Malah buat drama lo pindah. Gue nanya nyokap bokap, lo ga ada di rumah."

Yugyeom mengetok kepala Jiho kesal, lalu menarik gadis itu masuk kedalam pelukannya.

Jiho terkekeh lalu ikut memeluk badan Yugyeom, mengusap punggung pemuda itu mencoba memberikan ketenangan buat adiknya yang terlampau khawatir.

Adik? Iya, Yugyeom adalah adiknya. Tepatnya adik kembarnya. Jiho dan Yugyeom sebenarnya adalah sepasang saudara kembar, tak ada satu pun orang yang mengetahui status abang adik mereka, kecuali Jihyo yang sempat bertemu dengan Jiho saat Yugyeom membawa gadis itu kerumahnya, dan sialnya Jiho juga sedang membolos pulang. Mau tak mau mereka membuka rahasia yang membuat Jihyo terbelalak tak percaya. Dan dengan Jiho yang memohon dan Yugyeom yang merengek, berhasilah Jihyo ikut tutup mulut merahasiakan hal konyol tersebut.

Iya Jihyo berseru kesal, mengatai duanya konyol. Ya lagian hal begini ngapain harus di tutup-tutupin juga? Padahal gak ada yang salah dengan fakta yang malah mereka sembunyikan, kan konyol.

Keduanya memang sepakat tak bertingkah lebih, karena memang gak mau aja orang-orang tau keduanya kembar. Ditambah mereka bukan kembar identik jadi tak pernah ada yang curiga, dan mungkin tak akan percaya jika nanti mereka tau dua teman sekelas ini merangkap status menjadi sepasang kembar.

"Ngunjungin Chungha."

Yugyeom tersentak, ia mengendorkan pelukan pada saudaranya itu. Lalu menatap Jiho tak suka.

"Ngapain lagi lo kesana?"

Jiho balas natap Yugyeom kesal "Ya ngunjungin kakak gue lah bego. Kakak lo juga."

"Gak ada. Anak nyokap bokap cuma lo sama gue. Gak ada orang lain."

Jiho menggeleng-gelengkan kepalanya tak mengerti dengan apa yang ada difikiran Yugyeom, "Demi harta lo bisa dengan semudah itu benci dengan orang yang selama ini jadi sandaran lo Gyeom. Bahkan sebelum gue balik ke sini, cuma ada kalian berdua."

"Gak. Gue gak punya ingatan tentang itu semua. Udah ya Jiho, gak usah ingat-ingat itu!" ketus Yugyeom

Jiho mengedik bahunya acuh, "Ya terserah lo sih. Toh orangnya juga udah mati kan. Bahkan gue belum pernah ngeliat suami sama anaknya."

Yugyeom mentulikan telinganya, tak ingin mendengar ocehan Jiho yang sukses mengkacaukan dirinya kembali. Masa lalu kelamnya, yang sampai saat ini masih berusaha ia kubur sedalam-dalamnya.

Di cengkramnya setir dengan kuat, diiringi ia menjalankan mobilnya meninggalkan pekarangan belakang asrama. Dengan Jiho yang kini turut serta.

"Mau kemana? Anak-anak tau Jisung sama lo?"

Tanya Jiho sambil melirik Jisung yang tertidur dibangku belakang.

Yugyeom terkekeh sambil cengengesan membuat Jiho terbelalak kaget,

"Kok belum? Yugyeom bego sumpah. Anak-anak bisa khawatir diasrama nyariin Jisung!"

Yugyeom mendecak, "Bodo amat. Dari kemaren gua mau main sama Jisung, teman-teman lo sok sibuk semua. Gak ngizinin gue bawa ni anak. Yaudah begitu anak-anak lengah Eunha tidur, gue culik aja ni anak satu."

Benar aja, diasrama anak-anak lagi heboh nyariin Jisung yang menghilang dari kamar Eunha waktu gadis itu tertidur.

Bahkan Yuju, yang notabenenya baru balik sudah ikut direpotkan mencari anak kecil itu.

"Gue tuh baru sampe. Pengen disambut, dikasih surprise, dikasih makanan. Pengen main sama Jisung. Bukan malah nyariin Jisung yang hilang!" ketus Yuju sambil menghentak-hentakan kakinya dilantai.

Dokyeom yang masih tak percaya gadis yang dua bulan lalu pergi tanpa pamit itu, kini hadir kembali tengah berdiri dihadapanya. Ia sama sekali tak mengeluarkan sepatah kata pun saat Jungkook menitipkan Yuju dikamarnya, meninggalkan gadis itu bersamanya lalu pergi mencari Jisung yang katanya menghilang,

Matanya tak bisa beralih dari sosok Yuju yang menurutnya semakin memutih, rambutnya yang kemarin tanggung sepunggung, kini terurai panjang dengan beberapa helai poni menutupi keningnya.

Yuju yang daritadi tak berhenti mengomeli teman-temannya, seketika  mengatupkan mulutnya saat Dokyeom tak menimpali dirinya sedikitpun. Ia tertawa melihat pemuda itu hanya berdiri menatapnya tanpa berkedip.

Ia bangun dari pinggir kasur, lalu menghampiri Dokyeom yang sedari Yuju datang hanya berdiri di belakang pintu tak bergerak barang satu centipun.

"Juy?"

"Hm?"

"Yuju?"

"Iya, apa Kyeom?'

"Ini benar elo kan? Lo balik? Serius?"

Yuju tertawa, ia merentangkan kedua tangannya.

"Iya. Kangen gak? Mau peluk gak?"

Barulah Dokyeom sadar bahwa perempuan didepannya ini adalah memang pacarnya, saat dirinya sadar ia bisa menarik raga Yuju masuk ke dalam pelukannya.

"Kemana aja sih hih! Tau gak gue khawatir? Gue kira lo kenapa-napa setelah insiden peluru nyasar lo gak balik-balik lagi. Dihubungin gak bisa, taunya kata anak-anak lo pindah. Tapi sama sekali gak kasih tau gue. Marah nih gue Juy hihh sumpah!"

Yuju tertawa, dipukulnya gemas punggung Dokyeom lalu ditepuk-tepuk pelan.

"Maaf pacar gue. Kemaren niatnya emang mau liburan doang. Eh malah ketemu seungchol, jadinya gue balik dulu ke rumah homeschooling bentar."

Dokyeom mengendorkan pelukannya menatap Yuju dengan alis terangkat.

"Seungchol? Abang lo yang katanya pergi ga pamit berapa taun yang lalu? Lo ketemu dia lagi? Gimana bisa?"

Yuju ngangguk singkat.

"Panjang ceritanya. Intinya gue udah bisa sekolah biasa lagi sekarang."

"Terus abang lo, gimana?"

"Udah balik ke jepang."

Ceklek

Keduanya melepaskan pelukan mereka, memperhatikan lima laki-laki yang masuk ke dalam kamar Dokyeom. Tanpa berkata langsung mengambil posisi baring mencar di kasur dan juga di lantai.

"Heh, malah goleran!" Yuju menendang-nendang kaki Mingyu membuat pria itu mendecak sebal sambil membuka matanya lagi.

"Berisik Ju. Capek nih gue!"

Yuju memutar bola matanya malas, lalu berpindah target, menginjak tangan Bambam yang membuat pemuda itu tersentak kaget lalu berseru mengaduh mengelus-elus tangannya.

"Apa sih bangsat! Gak usah pake kekerasan!"

"Bodo. Jisungnya mana? Udah ketemu belom?"

Bambam mendecak sebal, ia kembali membaringkan badannya dilantai, menutup matanya kembali sambil berucap.

"Bodo! Si bangsat Yugyeom nyulik Jisung dibawa ke pasar malam. Ya coba ngasih tau, kan jadi gue gak usah repot-repot naik turun empat lantai cuma buat ngecek tangga darurat siapa tau Jisung nyesat disana. Sialan tenaga gue habis sia-sia!"



Ange De La Vie || 97LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang