Bangun!!

443 52 0
                                    

Evie berlari mengikuti para petugas, teriakan ngilu dan geraman hewan buas masih terdengar, ia berlari semakin cepat dan tubuhnya terasa sangat ringan bagaikan kapas, dalam sekejap mata ia sudah mendahului para petugas yang lain. Dari kejauhan ia melihat Jaguar itu tengah menyeret dan mencabik-cabik tubuh korbannya yang lemah tak berdaya. Darah bergelimpangan dimana-mana. Korbannya wanita dengan rambut yang dicat coklat.

"KAAAKKK TTAARRYYYY".

Evie berlari sambil terus meneriakan nama kakaknya. Ia tau itu kakaknya, Tary, baru saja mengecat warna rambutnya. Bahkan Evie sendirilah yang mengantarnya kesalon dan memilihkan warna cat rambut yang cocok untuknya.

Lidahnya kelu, langkahnya semakin pelan dan goyah. Hingga ia bersimpuh disamping tubuh kakanya yang sudah tidak berdaya bahkan sekarat. Ia melihat wajah kakaknya yang rusak karena cakaran, perutnya menganga lebar karena dikoyak dengan begitu sadis sehingga terlihat isinya. Ia menahan diri agar tidak mual. Dia mengibas-ngibaskan tangannya diatas perut kakaknya agar hewan itu berhenti.

"Sudah, sudah!!!! Hentikaannn!!!".

Evie mulai menangis. Kibasannya tak mampu menghentikan nafsu makannya sang Jaguar, bahkan Evie tak mampu memyentuh tubuh kakaknya.

Kini Evie meratap dan memohon ke hewan tersebut. Kakaknya sudah tiada, tak bergerak, tak bernafas. Ia menemukan tangan kiri kakaknya dan melihat sebuah cincin emas putih melingkar dijari manisnya. Itu cincin pernikahan kakaknya. Dia lagi-lagi menangis. Para petugas kebun binatang mulai datang mendekat. Ia tau apa yang harus ia lakukan, ia menutup matanya dan berkata pada diri sendiri.

"Bangun Evie bangun. Cepat bangun".

---

Evie terbangun dari tidurnya dan segera meraih ponselnya yang berada di kepala ranjang. Ia menelepon kakaknya. Ia menunggu dengan sabar tiap nada panggilannya.

"Semoga mereka belum ke kebun binatang". Harapnya cemas.

Kakaknya mengangkat telpon.

"Ha. lo E. vie". Suara diujung sana terdengar putus-putus dan ramai.

"Kak lagi dimana?".

"A. P. Pa?".

"Dimana?". Evie semakin cemas.

"Di keb. Nat. Ng".

"Apa kak? Tolong bicara degan jelas".

"bun. In. Tang".

Sia-sia. Suaranya terputus-putus dan sangat tidak jelas.

"b. Atang". Katanya lagi. "Allo. Lo. Vi?".

"Atang?. Kakak sedang di kebun binatang?".  Tanya Evie.

"Ya".

Evie langsung menutup telpon dan berlari menuju rak didekat tivi dan meraih kunci mobil. Ia melesat ke garari. Ibunya menghadang langkahnya.

"Mau kemana?". Tanya ibunya.

"Kak Tary dalam bahaya". Jawabnya sambil masuk kedalam mobil dengan tergesa-gesa.

Ia memacu mobilnya dalam kecepatan tinggi. Ia melupakan aturan dan tata tertib berlalu lintas. Dia melihat sebuah mobil polisi mulai mengejarnya. Ia tak peduli malah menambah kecepatannya dan menyalip tanpa perhitungan. Ada yang lebih penting daripada para polisi itu. Ia juga tau saat itu juga nyawanya terancam.

Dia sampai di satu-satunya kebun binatang dikota itu dan buru-buru keluar dari mobil. Semua orang panik, dan seseorang berkata padanya bahwa ada jaguar berusia 10 tahun lepas dari kandang dan sedang dicari oleh para petugas. Dia mendesak masuk tapi tak diijinkan.

"Tolong, kakak dan keponakanku masih ada didalam". Dia memohon kepada sang petugas.

"Semua orang sudah keluar dari area kebun binatang".

"Bukan, kakakku. Anaknya hilang. Anak laki-laki".

"Jadi dia kakakmu. Masuklah, ia masih ada didalam bersama petugas lain. Tetaplah berhati-hati".

Sang petugas memberinya jalan masuk. Evie segera berlari ketempak kakaknya diserang jaguar. Tapi tempatnya sangat jauh. Dan ia tak bisa berlari seringan tadi.

Ia terus berlari berharap ia masih bisa merubah keadaan. Hingga ia berhenti, seseorang menghentikan langkahnya.

"Jangan mendekat!!!. Berbahaya!!!". Ujar seseorang yang berpakaian polisi. Dia polisi.

"Ada apa?!"

"Hewan itu". Wajahnya mengangguk kearah kanannya.

Saat itu juga ia berteriak dan memberontak mencoba melepaskan tangan yang menghalanginya. Itu kakaknya, diseret dan dicakar habis-habisan. Ia berteriak memanggil kakaknya, tapi sedikit pun suaranya tak mampu keluar dari mulutnya. Dia terjatuh, tubuhnya bagaikan kain tipis yang mudah robek. Ia mendengar bunyi tembakan sebanyak tiga kali. Sedikit-demi sedikit ia mengangkat kepalanya yang mendadak terasa berat. Jaguar itu terkulai lemas. Tubuh kakaknya hancur, rusak berat. Dia merasa pandangannya menjadi buram berkabut dan semakin gelap. Evie jatuh pingsan.

---

DREAMWhere stories live. Discover now