Ditengah Hujan

626 67 0
                                    

Evie berlari sekuat tenaga menuju kerumunan orang. Perasaannya kalut, dan dia mulai menangis sehingga air matanya menghalangi pandangannya. Ia menyekanya buru-buru dengan punggung tangannya.

"Gak mungkin Erik. Gak mungkin!!!"

Evie menenangkan dirinya sendiri seakan bisa dengan mudah ditenangkan. Dia masih tetap bisa berpikir jernih, bisa saja itu adalah orang lain yang kebetulan meminjam helm milik sahabatnya. Sudah hampir dekat dengan kerumunan dan aliran darah itu semakin banyak dibawah kakinya. Aliran air hujan yang merah, seakan melewati kakinya begitu saja tanpa ada gelombang atau terbelah. Ia semakin sedih dan merasa aneh dengan dirinya sendiri. Apa ini mimpi? Kenapa mimpi bisa seperti ini?. Batinnya dalam hati.

Tubuh Eric belum dipindahkan dari lokasi semula karena orang-orang merasa ngeri dan tak tega akan kondisi tubuhnya yang sangat menggenaskan. Ada pula beberapa orang yang menjauh dan mulai muntah-muntah hebat.

Evie berdiri tepat dibelakang mereka. Terpaku dan tak bergeming sedikitpun seakan gerakan orang-orang disekelilingnya tak membuatnya bergerak, atau bahkan menyentuhnya. Pandangan matanya yang sedari tadi tertutup punggung orang-orang yang penasaran kini mulai merenggang ketika polisi dan tim forensik mulai berdatangan. Evie tetap terdiam, dia seperti asap, tembus begitu saja ketika sesuatu melewatinya.

Dan kini giliran Evie yang mual-mual hebat ketika melihat kondisi sahabat dekatnya itu. Kepalanya hancur, sebelah bola matanya lepas dan dia mendapati bola mata itu ada didekatnya, tersangkut pada batang pohon yang berjatuhan diterpa angin. Mata itu adalah mata sahabatnya, Evie tak tau tepat mata sebelah mana. Tulangnya sepertinya patah disana sini sehingga membuat posisi tubuh sahabatnya itu aneh yang mengerikan sekaligus menyakitkan, sehingga melihatnya saja membuat tubuh terasa linu disana-sini.

Evie berjongkok ditengah jalan tak mampu mendekati tubuh sahabatnya lebih dekat lagi. Dia seakan tak menghiraukan kendaraan yang datang menembus tubuhnya begitu saja. Dia terlalu lemas dan muntah-muntah sambil menangis. Menangis sejadi-jadinya karena dia tau disini tak ada yang bisa mendengarnya apalagi menyadari keberadaannya.

"Eric.. Kenapa bisa begini? Kau janji akan menemuiku besok. Tapi kenapa saat ini aku melihatmu dengan kondisi seperti itu".

Evie  masih tak bisa percaya mengenai apa yang dilihatnya. Tubuhnya gemetar dan sendinya lemas sehingga kini tubuhnya jatuh terduduk, lalu berbaring karena terduduk pun seakan dia tak mampu.

Dia menolehkan kepalanya kearah tepat dimana kendaraan melaju mendatanginya. Dari kejauhan dia melihat sorotan lampu yang luar biasa menyilaukan sehingga memaksanya untuk menutup mata. Dan kini segalanya berbeda.

---

Evie bangkit dari tidurnya dan mendengar suara ibunya dan orang-orang lain memanggil namanya sambil menggedor-gedor pintu.

"Evie buka pintunya nak! Kamu kenapa?".

Evie masih ketakutan dan tubuhnya gemetaran.

"Tadi itu mimpi atau apa?". Gumamnya seperti orang linglung.

Dia menatap wajahnya dicermin dan melihat wajahnya yang sembab lengkap dengan air mata yang belum diseka. Leher dan pipinya terasa lengket dan Evie mendapati muntahannya sendiri. Dan satu lagi. Dia merasakan asin darah dirongga mulutnya lalu meludahkannya ke lantai. Itu darah! Darah yang keluar dari bagian samping mulut yang tergigit tadi. Dia menggerak-gerakkan lidahnya mengorek luka tersebut dan rasanya sangat perih.

"Mimpi macam apa ini?". Katanya penuh ketidak percayaan.

Orang-orang diluar sana mulai tidak sabar bahkan salah satu dari mereka sedang mencoba mendobrak pintu. Evie membersihkan tenggorokannya dan berseru denga suara yang parau.

"Aku gak apa-apa mah. Sebentar lagi aku keluar. Tolong jangan rusak pintunya".

Karena pintu kamarnya adalah salah satu hal yang membuat dia merasa sedikit lebih aman dari kejahatan kakak lelakinya.

Evie mengelap air mata dan muntahnya dengan baju yang ia temukan menggantung di kapsok. Lalu menemui ibunya beserta orang-orang yang penasaran diluar sana.

---

DREAMWhere stories live. Discover now